Faktor-Faktor Apa Saja yang menyebabkan Kecemasan Kompetitif?

faktor kecemasan kompetitif

Apa saja yang dapat menimbulkan kecemasan kompetitif?

Menurut Jarvis (1999), kecemasan yang kita rasakan pada satu saat tertentu merupakan hasil pembentukan psikologis individu dan karakteristik dari situasi dimana individu berada.

Oleh sebab itu, faktor individual dan situasional perlu diperhitungkan ketika menghadapi suatu pertandingan.

  • Faktor Individual

    Faktor individual yang dapat diperhitungkan ketika seorang atlet menghadapi suatu pertandingan yaitu trait anxiety, self-esteem , dan self- efficacy . Trait anxiety merupakan karakteristik kepribadian seseorang yang cenderung pencemas dalam berbagai situasi.

    Individu dengan tingkat trait anxiety yang tinggi cenderung melihat kompetisi sebagai suatu yang menekan. Endler, et al. (1991, dalam Endler & Korcovsky, 2001) mengemukakan bahwa trait anxiety terdiri dari empat faset yaitu :

    1. evaluasi sosial,
    2. bahaya fisik,
    3. ambiguitas yang berhubungan kecemasan individu berada dalam situasi baru, dan
    4. rutinitas sehari- hari.

    Orang yang memiliki tingkat trait anxiety yang tinggi, cenderung menunjukkan kecemasan yang tinggi pada situasi yang berkaitan dengan keempat faset tersebut. Self-esteem mengacu pada bagaimana individu menilai dirinya sendiri secara keseluruhan, sedangkan self-efficacy merupakan keyakinan individu mengenai kemampuannya pada bidang tertentu.

    Menurut Johnson (1997, dalam Koivula, Hassmen, & Fallby, 2002), self-esteem terdiri dari dua komponen, yaitu self-acceptance dan *self-worth.

    • Self-acceptance* merupakan dasar dari self-esteem adalah kecintaan dan penghargaan individu terhadap dirinya sendiri tanpa terkait dengan penilaian dari orang lain

    • Self-worth merupakan kebutuhan seseorang untuk dihargai dan diterima oleh orang lain, merasa kompeten dan memegang kendali, serta untuk menggunakan pengaruhnya terhadap orang lain.

    Untuk self-efficacy, Bandura (dalam Feist & Feist, 2007) menyatakan bahwa self-efficacy dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu pengalaman keberhasilan individu, adanya model sosial, kepercayaan/bujukan dari lingkungan sosial, dan kondisi fisik serta emosi yang sedang dialami oleh individu. Jarvis (1999) mengemukakan bahwa self-esteem dan self-efficacy yang rendah berhubungan dengan tingginya tingkat kecemasan ketika berada di bawah tekanan.

  • Faktor Situasional

    Menurut Jarvis (1999), kecemasan yang kita rasakan pada satu saat tertentu merupakan hasil pembentukan psikologis individu dan karakteristik dari situasi dimana individu berada. Oleh sebab itu, faktor individual dan situasional perlu diperhitungkan ketika menghadapi suatu pertandingan.

    Jarvis (1999), menyebutkan beberapa faktor situasional yang berpengaruh pada kecemasan kompetitif seorang atlet, yaitu :

    1. Faktor pertama yaitu karakteristik pertandingan yang diikuti. Ketika pertandingan yang diikuti merupakan pertandingan yang penting atau sebuah pertandingan besar, hal tersebut akan memberikan tekanan terhadap atlet. Sebagai contoh yaitu atlet akan merasa lebih cemas ketika mengikuti pertandingan tingkat nasional dibandingkan pertandingan regional.

    2. Faktor kedua yang berpengaruh pada kecemasan yaitu pentingnya pertandingan bagi atlet. Ketika atlet mengetahui bahwa pertandingan yang ia ikuti dihadiri oleh agen pencari bakat sehingga pertandingan tersebut menjadi penentu karirnya, maka pertandingan tersebut akan lebih menekan.

    3. Faktor ketiga yaitu pengharapan (expectancy). Ketika atlet atau orang-orang di lingkungannya memiliki pengharapan atas kemampuan yang ia miliki, maka hal tersebut akan meningkatkan kecemasan. Hal ini terlihat ketika seorang atlet bertanding dengan lawan yang kemampuannya sedikit lebih rendah dari atlet tersebut. Kecemasan akan meningkat karena baik atlet maupun lingkungan memiliki pengharapan bahwa ia seharusnya dapat mengalahkan lawan tersebut.

    4. Faktor keempat yaitu ambiguitas atau ketidakpastian yang terjadi dalam pertandingan. Secara umum, ketidakpastian merupakan suatu hal yang menekan bagi individu. Ketika dalam pertandingan seorang atlet tidak mengetahui dengan pasti lawan yang akan ia hadapi, tidak mengetahui jadwal pasti pertandingan, tidak mengetahui situasi tempat pertandingan dilaksanakan, hal tersebut dapat meningkatkan kecemasan pada atlet.

    Selain keempat faktor tersebut, Endler (dalam Cox 2007) menyebutkan situasi spesifik yang meningkatan kecemasan dalam menghadapi situasi pencapaian prestasi, yaitu ketakutan akan gagalnya performa. Dikalahkan oleh lawan yang lebih lemah dapat menjadi ancaman terhadap ego yang dimiliki oleh atlet. Kegagalan, yang diikuti dengan hilangnya harga diri dan perasaan dipermalukan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap kecemasan (Davies, 1989).

    Situasi berikutnya yaitu ketakutan akan evaluasi sosial yang negatif karena hal tersebut akan mengancam self-esteem yang dimiliki oleh atlet. Selanjutnya yaitu ketakutan akan cedera fisik karena hal tersebut menjadi ancaman serius bagi atlet. Situasi terakhir yang dapat memunculkan kecemasan yaitu adanya gangguan terhadap rutinitas yang telah dipelajari. Ketika atlet diminta untuk mengubah strategi dalam menghadapi lawannya di pertandingan tanpa adanya latihan atau peringatan, hal tersebut dapat menjadi ancaman bagi atlet.