Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi ruang fiskal ?

Ruang Fiskal

Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi ruang fiskal ?

Menurut Allen Schick, besaran ruang fiskal tersebut tergantung pada 4 (empat) variabel, yaitu :

1. Pengeluaran Pemerintah

Keputusan untuk membelanjakan sejumlah dana pada suatu tahun berarti juga keputusan untuk mengalokasikan hal yang sama untuk tahun-tahun berikutnya.

Saat suatu pemerintah menggulirkan sebuah program baru, itu berarti mendorong munculnya tekanan politik dan birokrasi untuk melanjutkan atau memperluas program tersebut pada tahun yang akan datang. Hal ini mendorong peningkatan pengeluaran pemerintah yang bersifat wajib.

Faktor-faktor lain adalah adanya pergeseran risiko dari rumah tangga kepada pemerintah sehingga hak negara bagian meningkat yang ditransformasikan lebih dari setengah pengeluaran nasional pada banyak negara-negara sesuai dengan amanat undang-undang. Peningkatan pengeluaran-pengeluaran wajib ini memperkecil ruang fiskal.

2. Kecenderungan terhadap Pajak

Ketika ruang fiskal yang tersedia tidak cukup untuk membiayai program- program baru dan komitmen-komitmen pada tahun anggaran sebelumnya, pemerintah akan melirik pada sisi pendapatan.

Kebanyakan pemerintah menaikkan tarif pajak dan memperluas basis perpajakan selama periode ekspansi. Mereka meningkatkan pendapatan perpajakan pada waktu yang tepat karena para pemilih menginginkan peningkatan pelayanan dan saat ruang fiskal tidak memadai karena pengeluaran negara sudah terkavling menurut pos-posnya.

Pada banyak negara, pendapatan terlihat stabil dalam periode tertentu, menunjukkan bahwa pemerintah menghadapi resistensi politik untuk menaikkan pajak dan juga tekanan untuk mempertahankan program yang ada. Walau sulit untuk mengeneralisasikan kondisi ini bagi semua negara karena setiap negara memiliki kebijakan perpajakan yang berbeda, namun dapat disimpulkan bahwa saat ini hampir semua negara membiayai inisiatif kebijakan melalui pertumbuhan ekonomi dan pemotongan anggaran atau efisiensi terhadap program yang ada.

Langkah ini menciptakan ruang fiskal bagi siklus anggaran tahun berikutnya, tapi dalam jangka waktu lama tidak secara signifikan mengubah ketidakseimbangan antara pendapatan dan pengeluaran.

3. Kecenderungan terhadap Pinjaman

Ruang fiskal dapat ditingkatkan dengan menambahkan pinjaman kepada sumberdaya-sumberdaya yang dihasilkan oleh pendapatan saat ini. Pada kenyataannya, banyak negara melakukan pinjaman besar-besaran selama pasca perang untuk percepatan pertumbuhan dengan membiayai investasi serta pengeluaran tahun berjalan. Terbukti bahwa gelombang pendapatan tersebut tidak secara penuh menjamin berkembangnya pengeluaran publik.

Pemerintah lebih mengutamakan keseimbangan ekonomi daripada anggaran. Akumulasi hutang publik dipertimbangkan dengan hati-hati karena pemerintah harus membayar kembali berupa deviden.

4. Kinerja Ekonomi

Faktor terakhir yang mempengaruhi ruang fiskal adalah kinerja ekonomi. Pertumbuhan yang tinggi memberikan peningkatan pendapatan bagi pemerintah yang secara umum kenaikannya lebih cepat dari PDB. Sebaliknya terjadi saat perekonomian melemah, maka pendapatan pemerintah akan menurun. Pengeluaran juga berfluktuasi sesuai dengan kondisi perekonomian, meskipun dengan tingkatan yang berbeda. Dengan pendapatan dan pengeluaran yang bergerak berlawanan anggaran secara otomatis menyesuaikan, yaitu memperlebar ruang fiskal saat perekonomian baik dan memperkecilnya saat ekonomi memburuk.

Sebuah potensi perekonomian bersandar pada dua variabel utama: ukuran tenaga kerja dan produktivitasnya. Ruang fiskal akan membesar dan mengecil sebagai respon terhadap perkembangan ekonomi, dan kebijakan anggaran akan menyesuaikan diri dengan perubahan dalam kinerja.