Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Partisipasi Politik ?

partisipan politik pemilihan umum

Partisipasi warga negara dalam suatu negara akan berjalan seiring dengan tingkat kesadaran politik warga negara. Makin tinggi tingkat kesadaran politik dalam suatu negara akan mendorong partisipasi warga negara dalam kegiatan politik. Kesadaran politik yang mendorong gerakan ke arah partisipasi politik dipengaruhi oleh beberapa hal.

Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Partisipasi Politik ?

Menurut Myron Weinr, ada beberapa hal yang dapat memperluas arah partisipasi politik dalam proses politik, yaitu:

  • Modernisasi
    Kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta berkembangnya industrialisasi, memacu perbaikan dalam segala aspek kehidupan termasuk perbaikan pendidikan. Peran media massa sebagai sarana komunikasi masyarakat menunjang ke arah kemajuan. Dengan kondisi semacam ini, ada sebagian warga negara yang merasakan terjadinya perubahan nasib. Kondisi demikian mendorong mereka menuntut untuk berperan dalam kegiatan politik. Hal inilah yang akan memperluas gerakan ke arah partisipasi politik.

  • Perubahan-perubahan struktur kelas sosial
    Salah satu akibat modernisasi adalah munculnya perubahan kelas sosial, seperti kelas pekerja baru dan kelas pekerja menengah. Selain itu, stratifikasi sosial dalam masyarakatpun akan makin terlihat jelas. Dengan demikian, bagi yang berkepentingan akan menuntut partisipasi politik untuk berusaha memengaruhi pembuatan kebijakan politik.

  • Pengaruh kaum intelektual dan komunikasi massa modern
    Lahirnya kaum intelektual seperti sarjana, kritikus, pengarang, dan lain-lain sangat berpengaruh terhadap penentuan kebijakan politik suatu negara. Melalui pendapat, ide, saran maupun kritikan, mereka dapat akan memengaruhi pola pikir masyarakat dan membangkitkan tuntutan akan partisipasi politik. Situasi yang demikian dapat memengaruhi pembuatan kebijakan politik pemerintah. Selain itu, makin berkembangnya sarana transportasi dan komunikasi modern, makin memperlancar penyebaran ide-ide baru.

  • Konflik di antara kelompok-kelompok pemimpin politik
    Dalam rangka mendapat dukungan dari masyarakat guna merebut kekuasaan dalam bidang pemerintahan, para pemimpin kelompok-kelompok politik menggunakan berbagai macam cara. Berbagai macam cara tersebut, seperti menumbuhkan ide-ide baru, beropini, bahkan dengan cara kekerasan, apabila saling berbenturan sehingga menimbulkan konflik. Adanya konfl ik tersebut, mendorong sebagian masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan politik.

Pendidikan politik

Pendidikan politik merupakan suatu usaha untuk mencerdaskan kehidupan politik masyarakat. Dengan pendidikan politik, akan diperoleh suatu pemahaman dan penghayatan mengenai politik karena pada umumnya, masyarakat yang tidak memahami politik akan merasa takut apabila berhubungan dengan politik. Hal ini disebabkan pandangan dan pemahaman yang keliru mengenai politik. Dengan pendidikan, akan diperoleh manfaat atau kegunaan:

  1. meningkatkan pemahaman dan penghayatan mengenai politik pada umumnya dan masalah-masalah yang bersifat politis, serta

  2. meningkatkan kualitas diri dalam berpolitik yang sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Sosialisasi politik

Ada beberapa sarana yang dapat digunakan dalam proses sosialisasi politik kepada masyarakat (warga negara), antara lain, sebagai berikut.

  1. Keluarga
    Pemahaman mengenai politik harus dimulai dari keluarga. Suatu percakapan mengenai isu-isu politik antaranggota keluarga, misalnya, antara ayah dengan anak, merupakan bentuk pengenalan atau sosialisasi politik sejak dini.

  2. Sekolah
    Pemahaman mengenai politik dapat diperoleh melalui pendidikan formal, yaitu melalui mata pelajaran kewarganegaraan di sekolah. Pengetahuan dari mata pelajaran ini merupakan proses awal untuk memahami dan menghayati secara benar kehidupan berpolitik suatu negara.

  3. Partai politik dan organisasi kemasyarakatan
    Pemahaman mengenai politik dapat diperoleh dengan cara ikut berorganisasi, baik melalui partai politik maupun organisasi kemasyarakatan. Dengan mengikuti secara langsung, maka akan diperoleh pemahaman yang lebih jelas mengenai kehidupan berpolitik dalam negara

Kesadaran politik

Kesadaran politik adalah proses batin yang menampakkan keinsyafan dari setiap warga negara akan pentingnya urusan kenegaraan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Tidak adanya kesadaran berpolitik dari warga negara akan berdampak kurang baik bagi kemajuan dalam hidup berbangsa dan bernegara.

Ramlan Surbakti menyebutkan 2 variabel yang mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat partisipasi politik, yaitu:

  • Aspek kesadaran politik seseorang yang meliputi kesadaran terhadap hak & kewajiban sebagai warga negara, misalnya hak-hak politik, hak ekonomi, dll.

  • Menyangkut bagaimanakah penilaian dan apresiasinya terhadap pemerintah, baik terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah dan pelaksanaan pemerintahan nya.

Menurut Milbrath, terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi partisipasi politik seseorang, yaitu :

  • Penerimaan perangsang politik. Milbrath menyatakan bahwa keterbukaan dan kepekaan seseorang terhadap perangsang politik melalui kontak-kontak pribadi, organisasi dan melalui media massa akan memberikan pengaruh bagi keikutseertaan seseorang dalam kegiatan politik.

  • Karekteristik sosial seseorang. Dapat disebutkan bahwa status ekonomi, karekter suku, usia jenis kelain dan keyakinan (agama). Karakter seseorang berdasarkan faktor-faktor tersebut memiliki pengaruh yang relatif cukup besar terhadap partisipasi politik.

  • Sifat dan sistem partai tempat individu itu hidup. Seseorang yang hidup dalam negara yang demokratis, partai- partai politiknya cenderung mencari dukungan massa dan memperjuangkan kepentingan massa, sehingga massa cenderung berpartisipasi dalam politik.

  • Adanya perbedaan regional. Perbedaan ini merupakan aspek lingkungan yang berpengaruh terhadap perbedaaan watak dan tingkah laku individu. Dengan perbedaan regional itu pula yang mendorong perbedaan perilaku politik dan partisipasi politik.

Beberapa ahli mengemukakan faktor partisipasi politik dengan berbeda- beda, diantaranya Paige. Ada tiga faktor yang bisa mempengaruhi tingkat partisipasi politik dan diantara ketiganya saling berhubungan. Yaitu kesadaran politik, kepercayaan pemerintah serta sikap. Dari tiga faktor ini bisa tercipta empat macam partisipasi politik, diataranya jika tingkat kesadaran politiknya tinggi, tingkat kepercayaannya terhadap pemerintah tinggi, dan juga sikap yang aktif maka akan tercipta partisipasi politik yang bersifat aktif. Jika memiliki tingkat kesadaran politik yang rendah namun sikap dan kepercayaannya terhadap pemerintah tinggi maka partisipasi politiknya pasif.

Jika tingkat kesadarannya tinggi namun tingkat kepercayaannya terhadap pemerintah rendah maka disebut militant-radikal. Sedangkan apabila tingkat kesadaran politiknya rendah, sikap dan kepercayaannya terhadap pemerintah juga rendah maka partisipasi politiknya bersifat apatis.

Berbeda lagi dengan pendapat Myron Weiner, partisipasi politik memiliki lima faktor yang bisa mempengaruhi, yakni:

  • Konflik yang terjadi antara kelompok-kelompok pemimpin politik, hal ini bisa menimbulkan dampak yang buruk.

  • Pengaruh dari kaum intelektual dan komunikasi massa modern yang bisa mempengaruhi.

  • Keterlibatan pemerintah dalam hal ekonomi, sosial, dan juga kebudayaan bisa menjadi factor juga

  • Perubahan sekunder dari srtuktur kelas sosial

  • Adanya modernisasi yang bisa menjadikan masyarakat menuntut dalam keikut sertaan politik

Handoyo berpendapat ada dua faktor yang dapat mempengaruhi partisipasi politik, yakni faktor mikro dan makro. Faktor mikro memiliki sifat yang umum, serta berasal dari luar individu sendiri, dan pengaruhnya yang tidak secara langsung. Sedangkan faktor makro memiliki sifat yang lebih terperinci, berasal dari dalam individu sendiri serta memiliki pengaruh yang langsung.

Berbeda lagi dengan pendapat Milbrath, menurutnya partisipasi politik memiliki empat factor yang utama, yakni

  • Karakteristik dari pribadi seseorang bisa menjadi pengaruh

  • Rangsangan politik yang didapat seseorang bisa memicu partisipasinya dalam berpolitik

  • Keadaan politik disekitarnya yang bisa membentuk diri seseorang.

  • Karakteristik sosial dari seseorang juga bisa mempengaruhi, diantaranya bagaimana karakteristik sosial budaya yang dimiliki seseorang, dan lain sebagainya.

Referensi :

  • Eko Handoyo, Sosiologi Politik (Semarang: Unnes Press, 2008), 214
  • Paige, dalam Setiadi, Elly dan Usman, Kolip, Pengantar Sosiologi Politik. (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2013)
  • Myron Weiner dalam Syarbaini, Syahrial dkk, Sosiologi dan Politik. (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002)