Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kepatuhan seseorang (Obedience)?

Kepatuhan adalah mengikuti suatu spesifikasi, standar, atau hukum yang telah diatur dengan jelas yang biasanya diterbitkan oleh lembaga atau organisasi yang berwenang dalam suatu bidang tertentu.

Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kepatuhan seseorang (Obedience)?

Baron, Branscombe dan Byrne (2008) mengumpulkan bukti-bukti dari berbagai penelitian tentang kepatuhan (obedience) dan menyimpulkan sedikitnya terdapat empat faktor yang menjadi penyebab kepatuhan (obedience).

  • Pertama, individu melepas tanggung jawab pribadi. Artinya individu menilai bahwa tanggung jawab ada pada orang yang memerintahkannya, bukan dirinya pribadi, misal atasan atau orang lain yang dianggap punya wewenang.

  • Kedua, individu yang member perintah sering menggunakan simbol-simbol, seperti seragam, lencana, topi yang berfungsi mengingatkan orang yang diperintah akan kekuasaan dan peran yang diemban.

  • Ketiga, terjadi secara gradual. Perintah dimulai dari hal kecil, kemudian meningkat menjadi lebih besar. Pada eksperimen Milgram, proses ini ditunjukkan lewat rentang kejutan listrik dari 15 – 450 volts dalam 30 tombol di kotak panel kejutan listrik.

  • Keempat, proses terjadi sangat cepat hingga individu tidak bisa merefleksikan dan berpikir dengan mendalam tindakan yang semestinya ia lakukan atau tidak (Sarwono dan Meinarno, 2009).

Dalam merumuskan faktor yang mempengaruhi para ahli berbeda pendapat. menurut Taylor kepatuhan atau ketaatan seseorang terhadap otoritas atau peraturan dapat terbentuk dengan adanya enam faktor di antaranya (Taylor, 2006):

  1. Informasi.
    Informasi merupakan faktor utama dalam pengaruh sosial, seseorang kadang-kadang mau melakukan sesuatu yang tidak ingin mereka lakukan hanya setelah kepada mereka diberikan sejumlah informasi, seseorang sering memengaruhi orang lain dengan memberikan mereka informasi atau argument yang logis tentang tindakan yang seharusnya mereka lakukan.

  2. Imbalan.
    Salah satu basis kekuasaan adalah kemampuan untuk memberi hasil positif bagi orang lain, membantu orang lain mendapatkan tujuan yang diinginkan atau menawarkan imbalan yang bermanfaat. Beberapa imbalan bersifat sangat personal, seperti senyum persetujuan dari kawan spesial. Imbalan lainnya seperti uang adalah impersonal.

  3. Keahlian.
    Pengetahuan khusus, training, dan ketrampilan juga dapat menjadi sumber kekuasaan. Seseorang tunduk pada ahli dan mengikuti nasehatnya karena mereka percaya bahwa pengetahuan penguasa akan membantu kita mencapai tujuan kita.

  4. Kekuasaan rujukan.
    Basis pengaruh dengan relevansi pada relasi personal atau kelompok adalah kekuasaan rujukan. Kekuasaan ini eksis ketika seseorang mengidentifikasi atau ingin menjalin hubungan dengan kelompok atau orang lain. Seseorang mungkin bersedia meniru perilaku mereka atau melakukan apa yang mereka minta karena ingin sama dengan mereka atau menjalin hubungan baik dengan mereka.

  5. Otoritas yang sah.
    Salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan adalah bahwa seseorang memiliki otoritas yang sah dalam situasi itu, sesuai dengan norma sosial yang berlaku.

  6. Koersi.
    Koersi atau paksaan dapat berupa paksaan fisik sampai ancaman hukuman atau tanda ketidaksetujuan. Misalnya, setelah gagal menyakinkan anak untuk tidur siang, si bapak mungkin secara paksa memasukkan anak ke dalam kamar, lalu ia keluar dan mengunci pintu.

Sedangkan menurut Milgram sebagaimana dikutib oleh Atkinson, menjelaskan bahwasannya faktor yang mempengaruhi kepatuhan ada tiga, yaitu (Atkinson, 1983):

  1. Pengawasan.
    Salah satu faktor yang jelas dalam percobaan Milgram tentang kepatuhan ini adalah kehadiran tetap atau pengawasan dari seorang peneliti. Bila peneliti meninggalkan ruangan tersebut dan memberikan intruksinya lewat telepon, kepatuhan akan menurun.

  2. Kekuasaan dan ideologi.
    Faktor penting yang dapat menimbulkan kepatuhan sukarela adalah penerimaan seseorang akan ideologi yang mengabsahkan kekuasaan orang yang berkuasa dan membenarkan intruksinya.

  3. Daya pengaruh situasi.
    Situasi atau kondisi yang ada di sekitar seseorang juga dapat mempengaruhi kepatuhan.

  4. Jenis kelamin.
    Dalam hubungannya dengan perintah dan tingkat otoritas orang yang memerintah. Untuk hal-hal yang mengerikan, wanita lebih tidak patuh karena merasa ngeri melihat dan mendengarkan korban; maka dalam penelitian Milgram, wanita cenderung lebih menolak perintah.

  5. Tingkat otoritas.
    Pengaruh terhadap kepatuhan dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari. Orang diperintah atasan akan lebih patuh dibandingkan yang memerintah adalah teman yang setingkat. Perlu ditambahkan bahwa semakin tinggi status dari figur yang mempunyai otoritas serta adanya keyakinan bahwa yang bertanggung jawab terhadap perilaku kepatuhannya itu adalah sumber otoritas maka orang akan semakin patuh untuk bertingkah laku ( misal: dokter-pasien ).

  6. Seseorang akan menjadi penurut apabila dirasakan meningkatnya situasi yang menuntut kepatuhan (contoh : dalam berlalu lintas) .

  7. Terbatasnya peluang untuk tidak patuh.

Menurut O’sear hal-hal yang dapat menimbulkan kepatuhan seseorang ada empat faktor, yaitu (Sears, 1985):

  1. Penghargaan atau ganjaran.
    Salah satu cara yang paling efektif untuk menekan agar orang bersedia melakukan sesuatu adalah dengan menunjukkan pada mereka bahwa kita sangat memperhatikan mereka dan sangat mengharap mereka melakukan hal itu.

  2. Penekanan (hukuman dan ancaman).
    Hukuman dan ancaman juga termasuk cara untuk menimbulkan ketaatan, yaitu dengan meningkatkan tekanan terhadap individu untuk menampilkan perilaku yang diinginkan melalui hukuman dan ancaman, semua itu merupakan insentif untuk mengubah perilaku seseorang.

  3. Otoritas yang sah.
    Salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan adalah bahwa seseorang memiliki otoritas yang sah dalam situasi itu, sesuai dengan norma sosial yang berlaku.

  4. Harapan orang lain.
    Harapan-harapan orang lain dapat menimbulkan ketaatan, bahkan meskipun harapan itu implisit. Salah satu faktor untuk memaksimalkan kataatan adalah dengan menempatkan individu dalam situasi yang terkendali, dimana segala sesuatunya diatur sedemikian rupa sehingga ketidaktaatan merupakan hal yang hampir tidak mungkin timbul.

Berdasarkan uraian tentang adanya faktor yang mempengaruhi kepatuhan di atas dapat disimpulkan bahwasannya kepatuhan yang terjadi pada seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya; adanya informasi yang diterima oleh seseorang, adanya imbalan yang diberikan seseorang atau kelompok terhadap orang lain, adanya perhatian yang dicurahkan pada orang seseorang.