Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kemampuan memaafkan seseorang?

Memaafkan

Memaafkan merupakan seperangkat motivasi untuk mengubah seseorang untuk tidak membalas dendam dan meredakan dorongan untuk memelihara kebencian terhadap pihak yang menyakiti serta meningkatkan dorongan untuk konsiliasi hubungan dengan pihak yang menyakiti.

Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kemampuan memaafkan seseorang ?

Beberapa penelitian menunjukkan memaafkan berhubungan dengan kebahagian psikologis, empati, permohonan maaf dan perspective taking, atribusi dan penilaian kekejaman orang yang menyakiti.

Empati

Empati adalah kemampuan seseorang untuk ikut merasakan perasaan atau pengalaman orang lain. Kemampuan untuk empati ini erat kaitannya dengan pengambilalihan peran. Melalui empati terhadap pihak yang menyakiti, seseorang dapat memahami perasaan pihak yang menyakiti merasa bersalah dan tertekan akibat perilakunya yang menyakitkan.

Empati juga menjelaskan variabel sosial psikologis yang mempengaruhi pemberian maaf yaitu permintaan maaf (apologies) dari pihak yang menyakiti. Ketika pelaku meminta maaf kepada pihak yang disakiti maka hal itu bisa membuat korban lebih berempati dan kemudian termotivasi untuk memaafkannya.

Atribusi terhadap pelaku dan kesalahannya

Penilaian akan mempengaruhi setiap perilaku individu. Artinya, bahwa setiap perilaku itu ada penyebabnya dan penilaian dapat mengubah perilaku individu (termasuk pemaafan) di masa mendatang. Dibandingkan dengan orang yang tidak memaafkan pelaku, orang yang memaafkan cenderung menilai pihak yang bersalah lebih baik dan penjelasan akan kesalahan yang diperbuatnya cukup adekuat dan jujur.

Pemaaf pada umumnya menyimpulkan bahwa pelaku telah merasa bersalah dan tidak bermaksud menyakiti sehingga ia mencari penyebab lain dari peristiwa yang menyakitkan itu. Perubahan penilaian terhadap peristiwa yang menyakitkan ini memberikan reaksi emosi positif yang kemudian akan memunculkan pemberian maaf terhadap pelaku.

Tingkat Kelukaan

Beberapa orang menyangkal sakit hati yang mereka rasakan untuk mengakuinya sebagai sesuatu yang sangat menyakitkan. Kadang-kadang rasa sakit membuat mereka takut seperti orang yang dikhianati dan diperlakukan secara kejam. Mereka merasa takut mengakui sakit hatinya karena dapat mengakibatkan mereka membenci orang yang sangat dicintainya, meskipun melukai. Mereka pun menggunakan berbagai cara untuk menyangkal rasa sakit hati mereka. Pada sisi lain, banyak orang yang merasa sakit hati ketika mendapatkan bukti bahwa hubungan interpersonal yang mereka kira akan bertahan lama ternyata hanya bersifat sementara. Hal ini sering kali menimbulkan kesedihan yang mendalam yang akhirnya ketika hal ini terjadi, maka pemaafan tidak bisa atau sulit terwujudkan (Smedes, 1984).

Karakteristik Kepribadian

Ciri kepribadian tententu seperti ekstravert menggambarkan beberapa karakter seperti bersifat sosial, keterbukaan ekspresi, dan asertif. Karakter yang hangat, kooperatif, tidak mementingkan diri, menyenangkan, jujur, dermawan, sopan dan fleksibel juga cenderung menjadi empatik dan bersahabat. Karakter lain yang diduga berperan adalah cerdas, analitis, imajinatif, kreatif, bersahaja, dan sopan (McCullough dkk., 2001).

Dalam hal ini, harga diri memang tidak dijelaskan secara langsung, namun dijelaskan dalam bahasa yang berbeda. Terdapat beberapa ciri kepribadian di atas yang memiliki kesamaan dengan karakteristik individu dengan harga diri tinggi seperti yang diungkapkan oleh Coopersmith (1974), yakni: aktif dan ekspresif, tidak takut menghadapi pertentangan atau perdebatan, peduli dengan fenomena social, tidak sibuk dengan urusan pribadinya, terbuka dengan orang lain, dan optimis.

Kualitas Hubungan

Seseorang yang memaafkan kesalahan pihak lain dapat dilandasi oleh komitmen yang tinggi pada relasi mereka. Ada empat alasan mengapa kualitas hubungan berpengaruh terhadap perilaku memaafkan dalam hubungan interpersonal, yaitu :

  • Pasangan yang mau memaafkan pada dasarnya mempunyai motivasi yang tinggi untuk menjaga hubungan.

  • Dalam hubungan yang erat ada orientasi jangka panjang dalam menalin hubungan di antara mereka.

  • Dalam kualitas hubungan yang tinggi kepentingan satu orang dan kepentingan pasangannya menyatu.

  • Kualitas hubungan mempunyai orientasi kolektivitas yang menginginkan pihak-pihak yang terlibat untuk berperilaku yang memberikan keuntungan di antara mereka (McCullough dkk., 1998).

Menurut Mc Cullough (2002) menyatakan bahwa ada faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat memaafkan seseorang, diantaranya yaitu:

Empati dan Perspektif taking

Menurut Batson (1991) Empati dan perspektif taking membantu seseorang untuk lebih mudah berperilaku prososial, seperti kesediaan untuk membantu dan memaafkan orang lain. Perasaan empati memberikan dampak kognitif yang besar terhadap orang yang besalah. Empati dapat muncul untuk menghubungkan keinginan untuk meminta maaf yang dilakukan oleh orang yang menyakiti terhadap orang yang tersakiti. Ketika seseorang meminta maaf, maka akan menjadikan seseorang merasa lebih empati, sehingga akan lebih mudah pula dalam memaafkan orang yang menyakiti (Mc Cullough, 2000).

Kemampuan untuk menggunakan perspektif orang lain (prespektif taking) memiliki peran dalam membangun empati seperti halnya ketika pelaku meminta maaf, ketika seseorang menggunakan prespektif orang yang pernah menyakiti maka korban akan teringat kembali akan kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan. Hal ini akan menjadikan korban merasa dia berada pada posisi pelaku, sehingga akan muncul empati (Kamaliyah dan Kurniawan, 2008).

Perenungan (Rumination ) dan Penekanan (Suppression)

Banyak dari orang-orang merenungkan tentang perasaan sakit hati yang pernah di alami, sehingga mereka sulit memaafkan atas perasaan sakit hati yang dialami. Sakit hati dapat mengganggu pikiran, emosi terhadap perasaan dan berusaha untuk menekan perenungan tingkat tingginya motivasi untuk membalas dendam dan motivasi untuk menjauh dari orang yang telah menyakiti. Individu yang semakin sedikit melakukan perenungan dan penekanan terhadap motivasi untuk balas dendam dan menjauh dari pelaku akan cenderung menjadi orang yang lebih pemaaf (Mc Cullough, 2000)

Tingkat kedekatan, komitmen dan kepuasan dalam sebuah hubungan.

Tingkat kedekatan, komitmen dan kepuasan juga merupakan faktor penting dalam pemaafan.Khususnya bagi orang yang lebih memaafkan dalam sebuah persahabatan yang di tandai dengan adanya kedekatan, komitmen dan kepuasan. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa pasangan dalam persahabatan akan cenderung lebih siap untuk memaafkan luka yang disebabkan oleh orang lain dalam sebuah persahabatan yang ditandai dengan adanya kualitas kedekatan, komitmen dan juga kepuasan dalam persahabatan tersebut (Mc Cullough, 2000).

Permintaan maaf

Darby & Schnlenker (1982) mengatakan bahwa ada variabel lain yang memiliki hubungan penting dengan memaafkan yaitu permintaan maaf secara tulus dari orang yang menyakiti serta menunjukkan ekspresi penyesalan yang sangat mendalam.