Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi investasi?

investasi

Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi investasi?

1 Like

Investasi mempunyai peran penting dalam perekonomian suatu negara. Alasan yang pertama, investasi mampu menciptakan pendapatan dan kedua investasi dapat memperbesar kapasitas produksi perekonomian dengan cara meningkatkan stock modal.

Faktor-faktor yang menentukan tingkat investasi adalah :

  • Tingkat bunga
    Tingkat bunga sangat berperan dalam menentukan tingkat investasi yang terjadi dalam suatu negara. Kalau tingkat bunga rendah, maka tingkat investasi yang terjadi akan tinggi, karena kredit dari bank masuh menguntungkan untuk mengadakan investasi. Begitu juga sebaliknya bila tingkat bunga tinggi, maka investasi dari kredit bank tidak menguntungkan.

  • Marginal Efficiency of Capital (MEC)
    MEC merupakan salah satu konsep yang dikeluarkan Keynes untuk menentukan tingkat investasi yang terjadi dalam suatu perekonomian. MEC merupakan tingkat keuntungan yang diharapkan dari investasi yang dilakukan. Bila keuntungan yang diharapkan (MEC) lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku secara riil, maka investasi akan dilakukan.

    Bila keuntungan yang diharapkan (MEC) lebih kecil dari tingkat suku bunga yang berlaku secara riil, maka investasi tidak akan dijalankan. Bila MEC yang diharapkan sama dengan tingkat bunga secara riil, maka pertimbangan untuk mengadakan investasi sudah dipengaruhi oleh faktor lain.

  • Peningkatan Aktifitas Perekonomian
    Harapan adanya peningkatan aktifitas perekonomian di masa mendatang, merupakan salah satu faktor penentu untuk mengadakan investasi atau tidak. Faktor ini merupakan pertimbangan yang diperhitungkan para investor bila ingin mengadakan investasi.

  • Kestabilan politik suatu negara
    Kestabilan politik suatu negara merupakan satu pertimbangan yang sangat penting untuk mengadakan investasi. Kestabilan politik meningkatkan keyakinan investor untuk mengadakan investasi ke dalam negeri.

Menurut Sasana (2008), investasi dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut.

  1. Tingkat suku bunga
    Permintaan efektif ditentukan oleh hasrat konsumsi dan dorongan untuk mengadakan investasi. Hasrat konsumsi tergantung dua faktor yaitu: besarnya pendapatan dan bagian yang dibelanjakan untuk barang-barang konsumsi. Investasi akan cenderung untuk naik apabila tingkat bunga mengalami penurunan maupun karena kanaikan marginal efisiensi modal. Sehingga jumlah investasi atau permintaan efektif untuk investasi tergantung pada dua faktor yaitu: marginal efficiency of capital (MEC) dan rate of interest atau tingkat bunga (Nopirin, 1993).

    Marginal Efficiency of Capital (MEC) menggambarkan tingkat pendapatan (rate of return) dari investasi baru yang diharapkan akan dilakukan. Apabila MEC lebih besar daripada tingkat bunga pasar, maka pengusaha akan melakukan investasi, begitu pula sebaliknya. Dengan demikian diperoleh hubungan antara tingkat bunga dengan pengeluaran investasi, bahwa semakin rendah tingkat bunga maka makin besar pengeluaran investasi.

    Menurut Manulang (1993), hasrat konsumsi adalah relatif stabil, tidak demikian halnya denganinvestasi. Dorongan untuk mengadakan investasi tergantung kepada keuntungan yang diharapkan dari penanaman modal tersebut. Sudah barang tentu bahwa harapan keuntungan yang dapat didasarkan atas penaksiran yang tidak pasti, karena itulah mengapa investasi mengalami fluktuasi. Apabila harapan untuk memperoleh keuntungan tidak ada, investasi pun akan berkurang. Itulah sebabnya mengapa dikatakan bahwa dorongan untuk meng-adakan investasi ditentukan oleh keuntungan yang diharapkan dari investasi baru dan besarnya tingkat bunga.

    Menurut Keynes, bunga adalah semata-mata gejala moneter, bunga adalah pembayaran untuk menggunakan uang. Berdasarkan atas pendapat yang demikian mengapa Keynes yakin bahwa akan pengaruh uang terhadap sistem ekonomi seluruhnya.Tingkat bunga memiliki fungsi alokatif dalam perekonomian, khususnya dalam penggunaan uang dan modal. Tingkat bunga ditentukan oleh penawaran dan permintaan uang. Tingkat bunga akan memengaruhi kegiatan ekonomi. Perubahan tingkat bunga selanjutnya akan memengaruhi investasi (Mankiw, 2000).

  2. Laju inflasi
    Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam sesuatu perekonomian. Tingkat inflasi berbeda dari satu periode ke periode lainnya, dan berbeda pula dari satu negara ke negara lainnya. Masalah kenaikan harga-harga yang berlaku diakibatkan oleh banyak faktor, pada umumnya inflasi berasal dari salah satu atau gabungan dari dua masalah berikut:

    • Tingkat pengeluaran agregat yang melebihi kemampuan perusahaan-perusahaan untuk menghasilkan barang-barang dan jasa. Keinginan untuk mendapatkan barang yang mereka butuhkan akan mendorong para konsumen meminta barang itu pada harga yang lebih tinggi. Sebaliknya para pengusaha akan mencoba menahan barangnya dan menjual kepada pembeli yang bersedia membayar pada harga yang lebih tinggi. Kedua kecenderungan ini akan menyebabkan kenaikan harga-harga.

    • Para pekerja di berbagai kegiatan ekonomi yang menuntut kenaikan upah. Apabila pengusaha mulai menghadapi kesulitan dalam mencari tambahan pekerja untuk menambah produksinya, para pekerja akan terdorong untuk menuntut kenaikan upah. Apabila tuntutan kenaikan upah berlaku secara meluas, akan terjadi kenaikan biaya produksi dari berbagai produksi barang dan jasa yang dihasilkan dalam perekonomian.

    Disamping itu, inflasi dapat pula berlaku sebagai akibat dari: (1) kenaikan harga-harga barang yang diimpor, (2) penambahan penawaran uang yang berlebihan tanpa diikuti oleh penambahan produksi dan penawaran barang, dan (3) kekacauan politik dan ekonomi sebagai akibat pemerintahan yang kurang bertanggung jawab.

    Inflasi dapat memengaruhi kegiatan investasi, hal ini dapat dilihat dari pengaruh inflasi terhadap pengangguran. AW. Phillips pada tahun 1958 dalam tulisannya yang berjudul “the relation between unemployment and the rate of change of money wage rates in United Kingdom” dari studi lapangan tentang hubungan antara kenikan upah dengan pengangguran di Inggris. Hasil kesimpulanya adalah terdapat hubungan yang negatif antara tingkat pengangguran dan tingkat kenaikan upah. Apabila tingkat pengangguran rendah maka tingkat kenaikan upah tinggi dan sebaliknya (Sadono Sukirno, 2000).

  3. Pengeluaran pemerintah
    Pengeluaran pemerintah disini meliputi semua pembelian barang dan jasa yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Pemerintah sebagai salah satu pelaku ekonomi yang memiliki tujuan untuk mendukung kegiatan perekonomian agar berjalan lebih baik dan bersemangat. Peran pemerintah seperti dikemukakan oleh Keynes sering kali diperlukan untuk mendorong pertumbuhan perekonomian. Untuk menjalankan sektor yang tidak dilakukan oleh sektor swasta seperti memproduksi barang publik. Memproduksi barang publik tentu memerlukan dana yang terwujud dalam pengeluaran pemerintah baik level nasional maupun daerah.

    Pengeluaran pemerintah disini tidak dibedakan antara pengeluaran rutin dan pembangunan, meski pengeluaran pembangunan yang memiliki pengaruh terdekat dengan investasi. Namun secara umum pengeluaran pemerintah haruslah dilihat secara utuh sehingga pengaruh atau timbal balik pengeluaran pemerintah terhadap perekonomian dapat terlihat. Keynes mengatakan bahwa pengeluaran pemerintah diperlukan untuk mendorong meningkatnya pengeluaran agregat di saat daya beli masyarakat menurun dan lesu. Pengeluaran pemerintah dapat memberikan pendapatan kepada masyarakat sehingga masyarakat dapat melakukan kegiatan ekonomi seperti biasanya (Kuncoro, 2000).

    Efek crowding out dari pengeluaran pemerintah dapat terjadi apabila sektor swasta dan pemerintah saling bersaing dan tumpang tindih dalam melakukan peranannya dalam perekonomian. Namum crowding out lebih terjadi pada pasar obligasi dan tidak terjadi pada sektor investasi riil yang manfaatnya lebih terasa dalam masyarakat. Oleh karena itu, crowding out tidak begitu diperhitungkan dalam penelitian ini. Pengeluaran pemerintah lebih mendapatkan peran sebagai pendorong/stimulus bagi kegiatan perekonomian di suatu daerah dimana pengeluaran pemerintah memberi dukungan terhadap sektor swasta dalam meningkatkan perekonomian daerah terutama untuk meningkatkan invesatsi.

Referensi

Sasana, Hadi. 2008. Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Investasi Swasta di Jawa Tengah. JEJAK. Vol. 1 (1) : 1-9.