Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Adaptabilitas Karir seseorang ?

Adaptabilitas Karir

Teori Adaptabilitas Karir menekankan proses pembangunan karir yang dikembangkan sendiri oleh individu berdasarkan pengalaman pribadi maupun sosial. Jadi membangun karir pada dasarnya adalah membangun kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan bukan sekedar proses pembentukan karir yang terjadi secara internal dan otomatis dari anak-anak sampai dewasa.

Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Adaptabilitas Karir ?

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa faktor internal maupun eksternal berhubungan dengan adaptabilitas karir. Satu dari penelitian tersebut adalah penelitian Patton dan Creed ( 2001) yang mengukur adaptabilitas karir pada siswa SMA dan mahasiswa dalam hubungannya dengan jenis kelamin, usia dan pengalaman kerja. Kemudian penelitian Hirschi memperlihatkan beberapa faktor seperti faktor personal dan kontekstual yang mempengaruhi perkembangan adaptabilitas karir (Hirschi, 2009). Faktor personal antara lain meliputi emosi, keyakinan akan kapabilitas pribadi, dan keyakinan akan dukungan lingkungan dan kesempatan. Penelitian Bartley dan Robitschek menunjukkan faktor-faktor yang menjadi prediktor adaptabilitas karir mahasiswa adalah eksplorasi karir dan efikasi diri karir.

Berikut ini akan diuraikan beberapa faktor yang mempengaruhi adaptabilitas karir yaitu kepribadian, dukungan sosial dan jenis kelamin.

Faktor Kepribadian


Menurut penelitian Yowel, Andrews, dan Buzzetta (2011), tipe kepribadian tertentu seperti openess, conscientiousness dan agreeableness berkorelasi positif dengan adaptabilitas karir sedangkan tipe kepribadian neuroticism berkorelasi negatif. Penelitian lain dari Duffy ( 2011) menunjukkan bahwa Locus of Control berkorelasi positif terhadap adaptabilitas karir. Ditambahkan bagaimana individu menampilkan relasi yang penuh dukungan, self esteem, dan sikap positif terhadap karirnya di masa depan sangat dipengaruhi oleh persepsi mereka akan kontrol dirinya. Siswa-siswa yang memiliki kontrol diri yang lebih baik menunjukkan adaptabilitas yang lebih besar terhadap dunia kerja.

Efikasi pengambilan keputusan karir merupakan suatu keyakinan pribadi bahwa dia mampu menyelesaikan serangkaian tugas spesisfik yang berkaitan dengan membuat suatu pengambilan keputusan karir (Flores, Ojedam, Huang, Gee dan Lee, 2006). Individu yang memiliki tingkat efikasi diri pengambilam keputusan karir yang tinggi berkorelasi dengan perilaku karir dan keputusan karir yang positif. Intervensi terhadap upaya peningkatan efikasi diri pengambilan keputusan karir remaja juga menunjukkan adanya keberhasilan dan peningkatan yang signifikan (Flores, et al, 2006). Dari hasil penelitian-penelitian yang ada hampir semua aspek kepribadian mempunyai hasil yang signifikan dan positif terhadap adaptabilitas karir sehingga dalam penelitian ini tidak digunakan sebagai variabel yang diteliti.

Faktor dukungan sosial


Dalam memengaruhi terbentuknya adaptabilitas karir, dukungan sosial merupakan persepsi individu akan dukungan tingkah laku yang memengaruhi kesejahteraan mental dan fisik untuk dapat menolongnya dalam situasi menekan (Demaray & Malecki, 2003). Dalam kaitannya dengan pembangunan adaptabilias karir maka dukungan sosial adalah segala tindakan dan perlakukan yang dirasakan individu yang membantunya dalam membangun adaptabilitas karir. Bentuk dukungan tersebut bisa berupa bantuan, nasihat, persetujuan, bimbingan dan sebagainya.

Teman sebaya mempunyai peranan yang penting dalam perkembangan individu secara umum termasuk dalam perkembangan karirnya, walaupun kurang didukung oleh hasil penelitian yang cukup banyak (Felsman & Blustein, 1999; Guay et al., 2003; Wolfe &Betz, 2004, dalam Ribadeneira, 2006). Beberapa hasil penelitian menunjukkan peranan peer pada remaja dalam beberapa aspek seperti perkembangan akademik dan sosial menunjukkan hasil yang signifikan (Berndt, 1996; Steinberg, Darling, & Fletcher, 1995, dalam Ribadeneira, 2006). Perkembangan akademik dan sosial tampaknya dapat memperluas kesadaran terhadap perkembangan karir remaja (Felsman & Blustein, 1999; Guay et al., 2003; Guay et al.,2006; Whiston & Keller, 2004; Wolfe & Betz, 2004, dalam Rebedeneira, 2006). Sebuah penelitian yang dilaporkan oleh Dahling dan Thompson (2010) menunjukkan bahwa dukungan teman sebaya bersama-sama dengan orang tua, status keuangan dan pasaran kerja berkontribusi terhadap pemilihan karir dan terhadap efikasi diri pemilihan karir pada remaja. Lebih jauh ditemukan bahwa dukungan orang tua dan teman lebih lemah pada partisipan non Eropa-Amerika dibandingkan dengan partisipan Eropa-Amerika dalam hal keputusan karir. Hasil ini menunjukkan bahwa pada suku bangsa tertentu di luar USA dan Eropa teman sebaya mempunyai peranan dalam memengaruhi pengambilan keputusan karir maupun efikasi pemilihan karir, yang implikasinya juga terhadap adaptabilitas karir. Hasil beberapa penelitian menunjukkan bahwa pengaruh teman sebaya secara mikro mempunyai hubungan yang signifikan dengan perkembangan karir seperti career decision-making autonomy (Guay et al., 2003; Guay et al.,2006), career indecision (Guay et al., 2006; Wolfe & Betz, 2004), career exploration, career commitment (Felsman & Blustein, 1999), dan career decision self-efficacy (Guay et al., 2003; Wolfe & Betz, 2004).

Selain hubungan dengan teman sebaya hubungan antara orang tua dan anak merupakan aspek penting dalam keluarga. Pola hubungan dalam keluarga dapat menunjukkan seberapa besar harapan orang tua terhadap anaknya terutama dalam mengarahkan pendidikannya. Orang tua menjadi tempat untuk mendapatkan arahan dan informasi bagi anak untuk lebih yakin akan pemilihan minat dan bakat mereka terhadap karir tertentu. Orang tua dapat pula mendorong anak menuju satu karir yang diminati anaknya. Melalui nasihat, diskusi, petunjuk maupun modeling maka orang tua bisa menjadi sumber informasi yang cukup signifikan bagi anak.

Seperti diketahui dalam beberapa penelitian terlihat bahwa orang tua memegang peranan penting dalam memengaruhi pemilihan karir khususnya dalam menentukan pilihan pendidikan di perguruan tinggi, terutama di kalangan negara- negara Asia (Mau 2004; Sumari 2006; Wu 2009). Meskipun demikian menurut Penick (1990), remaja yang memiliki hubungan keluarga yang erat dapat pula mengalami kesulitan dalam menguasai tugas-tugas perkembangan karir. Hal ini dikarenakan mereka sering kali tidak mampu membedakan antara tujuan dengan harapan orang tuanya. Mereka gagal mengetahui kualitas unik masing-masing karena gaya dan pola pikir yang ditanamkan orang tua mereka harus sesuai dengan nilai-nilai dalam keluarga. Bergen (2006) berpendapat bahwa keluarga memengaruhi proses perkembangan karir individu secara langsung.

Dukungan sosial orang tua dalam hal meningkatkan adaptabilitas karir tampaknya lebih ditekankan pada pemberian kesempatan pada anak untuk membuat pilihan sendiri berdasarkan pemahaman diri maupun pemahaman lingkungan yang positif. Membantu remaja untuk lebih mandiri dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya life skill sehingga dapat mengembangkan perasan mampu dan bisa pada remaja. Hal ini akan membuat remaja mempunyai keyakinan bahwa ia memiliki kapabilitas untuk melakukan sesuatu yang bermakna dan berarti dalam hidupnya. Kualitas seperti pantang menyerah, mau berusaha dan ingin selalu mencari hal-hal baru yang bermanfaat akan membuat ketangguhan nya dalam menghadapi perubahan akan semakin besar.

Dukungan sosial guru juga mempunyai peranan yang tidak sedikit dalam memengaruhi adaptabilitas karir. Tidak banyak ditemui hasil penelitian yang membahas tentang peranan guru terhadap adaptabilitas karir dan berbicara tentang peran guru tidak terlepas dari peran institusi pendidikan. Sekarang banyak institusi pendidikan tinggi yang mulai menyelenggarakan pendidikan di luar pelajaran utama yang berkaitan dengan penjurusan di dunia perkuliahan dan alternatif karir terkait jurusan tersebut. Secara umum hal ini dapat membekali mahasiswa dengan pengetahuan-pengetahuan tentang hal-hal yang diminatinya dan segala sesuatu yang diperlukan untuk mencapai karir yang diinginkan. Memang diakui bahwa perbedaan institusi pendidikan yang diikuti individu memiliki peranan yang penting dalam membangun adaptabilitas karir (Patton & Lokan, 2001).

Sumber : Wahyu Indianti, Dukungan sosial dan regulasi diri dalam belajar untuk membangun adaptabilitas karir Pada mahasiswa baru Universitas Indonesia, Universitas Indonesia.