Faktor-faktor apa saja yang membuat orang mempunyai sifat pemalu?

image

Bagi orang dewasa sifat pemalu sering dirasakan sebagai suatu cacat atau kekurangan. Begitu juga bagi anak-anak, apabila sifat pemalu ini terus menerus timbul, karena pastinya akan membatasi pergaulan mereka.

Sumber dari sifat pemalu menurut Jusuf (2001) adalah rasa kurang harga diri yang ditambah dengan rasa takut bahwa orang lain akan selalu meneliti kekurangan-kekurangan yang ada pada dirinya itu dan selalu mempunyai prasangka kepada orang lain bahwa mereka telah mengetahui kekurangan-kekurangan yang ada pada dirinya itu.

Lalu, faktor-faktor apa saja yang membuat orang mempunyai sifat pemalu ?

Faktor-faktor yang menyebabkan sifat pemalu antara lain ; keadaan fisik, kesulitan dalam berbicara, kurang terampil dalam berteman, harapan orang tua terlalu tinggi, pola asuh yang mencela, unsur keturunan, masa kanak-kanak kurang gembira, kurang bermasyarakat, perasaan rendah diri, dan pandangan orang lain.

Keadaan fisik menyebabkan sifat pemalu, karena anak yang sering sakit kurang mempunyai peluang melakukan berbagai aktivitas. Baik aktivitas dalam gerak motorik, sosial maupun aktivitas lainnya. Keadaan fisik anak sering sakit tentu saja membuat ruang gerak akan menjadi terbatas dan anak tidak bebas bermain seperti anak yang sehat lainnya. Kelainan fisik juga dapat menumbuhkan rasa malu pada anak misalnya kelainan pada bentuk atau tangan anak.

Faktor penyebab kedua yang dapat menyebabkan sifat pemalu adalah kesulitan berbicara. Orang yang tidak jelas mengungkapkan bahasanya sering mengalami kesulitan dalam bergaul dengan teman atau orang dewasa lain. Semua ini merupakan gejala anak mengalami kesulitan bergabung dalam kelompok lain.

Kurang terampil dalam berteman juga dapat menyebabkan sifat pemalu sebab kurang terampil dalam membina hubungan maksudnya anak belum berhasil melakukan tata cara berteman yang dapat diterima anak seusianya, hal ini disebabkan karena keadaan lingkungan tempat tinggal atau pola asuh orang tua.

Harapan orang tua terlalu tinggi dapat mempengaruhi sifat pemalu pada anak sebab harapan orang tua yang terlalu tinggi menuntut pada anak tentang teman-temannya. Orang tua hanya mengizinkan anaknya berteman dengan anak-anak yang memiliki status ekonomi yang tinggi.

Pola asuh yang mencela atau mencemoohkan anak di depan anak-anak lain menyebabkan anak rendah diri.

Begitu pula unsur keturunan, hal ini merupakan faktor yang tidak langsung dan belum pasti. Sejak lahir anak tersebut terlihat agak sensitif dan kemungkinan hal itu terjadi karena pembawaan saat ibu yang ketika sedang mengandung mengalami tekanan jiwa maupun fisik. Namun ini juga belum dapat menjadi suatu bukti yang kuat apakah kelak anak yang sensitif itu akan menjadi seorang pemalu.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi sifat pemalu adalah masa kanak-kanak kurang gembira. Ada sebagian anak yang mengalami hal-hal yang kurang menyenangkan pada masa kanak-kanaknya. Misalnya orang tua sering berpindah-pindah, orang tua bercerai, orang tua meninggal, dipaksa pindah sekolah atau dihina oleh teman dan sebagainya. Semua pengalaman itu mengakibatkan terganggunya hubungan sosial mereka dengan lingkungan, suka menghindar atau mundur dan tidak berani bergaul dengan orang yang tidak dikenal.

Sifat pemalu juga dapat disebabkan oleh perilaku kurang bermasyarakat. Anak yang hidup dengan latar belakang di mana ia diabaikan oleh orang tuanya atau dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang mengasingkan diri, terlalu dikekang sehingga mereka tidak dapat mengalami hubungan sosial yang normal dengan masyarakat. Begitu juga dengan sikap rendah diri yang dapat menyebankan sikap pemalu.

Faktor terakhir yang dapat mempengaruhi sifat pemalu diantaranya juga adalah pandangan orang lain. Banyak anak yang menjadi pemalu karena pandangan orang lain yang telah merasuk dirinya sejak kecil. Mungkin orang dewasa sering mengatakan bahwa ia pemalu, bahkan guru dan teman- temannya juga berpendapat sama, sehingga akhirnya ia benar-benar menjadi seorang pemalu. Padahal anak-anak seperti ini kelak akan menjadi anak yang unggul di bidang sains dan teknologi.

Sifat pemalu biasanya tumbuh sejak kecil, sehingga anak yang pemalu, dan tidak diajarkan atau dididik untuk menjadi lebih berani, akan membuat dirinya menjadi pemalu hingga dewasa. Menurut Rahmawati (2011:2) bahwa faktor penyebab perilaku pemalu pada anak diantaranya adalah:

  • Terlalu banyak diancam, digoda, atau dikritik.
    Anak-anak yang sering terancam, digoda atau dikritik, baik oleh anggota keluarga atau oleh orang lain dapat belajar hanya mengharapkan umpan balik negatif dari orang lain. Harapan ini akan mengarah pada menghindari situasi sosial dan kontak dengan orang lain.

  • Perasaan rendah diri (low self esteem).
    Self esteem berhubungan dengan persepsi anak tentang dirinya. “Self esteem” dapat didefenisikan sebagai perasaan seorang anak tentang kemampuan yang dikombinasikan dengan perasaan bagaimana dia dicintai. Anak anak harus mempunyai perasaan yang baik tentang dirinya. Seorang anak yang puas dan senang dengan prestasi akademik tetapi tidak merasa dicintai pada akhirnya mengalami rendah diri.

    Demikian pula anak yang merasa dicintai tetapi meragukan tentang dirinya juga akan menjadi anak yang rendah diri. Misalnya anak anak mungkin malu karena ia memandang dirinya gemuk dan bertubuh pendek. Anak ini merasa tidak sebanding dengan teman temannya.

  • Pengaruh dari model di lingkungan.
    Latar belakang budaya dan lingkungan keluarga menawarkan model perilaku sosial. Memberi label kepada anak bahwa ia seorang anak yang pemalu. Ketika berbicara dengan orang lain, orang tua kadang-kadang mengatakan di depan seorang anak bahwa dia atau dia malu. Itu adalah kesalahan besar! Anak-anak yang diberitahu bahwa mereka pemalu cenderung mulai memikirkan diri mereka sendiri sebagai pemalu dan kemudian memenuhi peran, tanpa membuat usaha untuk berubah.

  • Kurang Bermasyarakat.
    Sifat pemalu akan terjadi bila anak hidup dengan latar belakang dimana ia diabaikan oleh orangtuanya, atau dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang mengasingkan diri, terlalu dikekang sehingga mereka tidak dapat mengalami hubungan sosial yang normal dengan masyarakat.

  • Pandangan Orang Lain.
    Banyak anak yang menjadi pemalu karena pandangan orang lain yang telah merasuk ke dalam dirinya sejak kecil. Mungkin orang dewasa sering mengatakan bahwa ia pemalu, bahkan guru dan teman-teman juga berpendapat sama, sehingga akhirnya ia benar-benar menjadi seorang pemalu.

  • Kurangnya keterlibatan orang tua.
    Beberapa orangtua mungkin tampak tidak tertarik dalam kehidupan anak-anak mereka untuk sejumlah alasan. Sebagai contoh, orang tua secara keliru percaya bahwa mereka akan mempromosikan kemerdekaan pada anak-anak mereka jika mereka membiarkan anak-anak mereka berjuang sendiri. Lain hanya mungkin tidak memiliki waktu atau keinginan untuk menjadi sangat terlibat dalam kehidupan anak-anak mereka. Apa pun alasannya, penurunan keterlibatan orang tua dapat mengarahkan anak-anak untuk percaya bahwa mereka tidak layak orang lain 'perhatian. Ini pada gilirannya akan mempengaruhi hubungan sosial. Anak-anak yang tidak percaya bahwa orang lain tertarik pada mereka mungkin akan merasa sangat tidak nyaman dalam situasi sosial.

  • Modeling atau belajar perilaku.
    Karena anak-anak belajar dari orang tua mereka menonton, orang tua yang pemalu sering memiliki anak-anak yang pemalu. Malu orang dewasa mungkin beberapa teman-teman atau kepentingan-kepentingan sosial, sehingga anak-anak mereka mengalami kesulitan belajar bagaimana membuat teman-teman dan bagaimana berperilaku sosial.

  • Faktor genetik dan lingkungan
    Hampir semua orang memahami, faktor genetik dan lingkungan memegang peranan penting dalam membentuk kepribadian seseorang. Hanya saja, banyak orang tak faham, bahwa sifat pemalu merupakan bawaan lahir, sehingga anak yang dilahirkan dari bapak-ibu yang pemalu, biasanya akan menjadi anak pemalu juga. Kebanyakan peneliti menekankan bahwa pengaruh genetik mungkin hanya sebagian kecil dari penyebab rasa malu anak. Hal ini merupakan faktor yang tidak langsung dan belum pasti. Sejak lahir anak tersebut terlihat agak sensitif dan kemungkinan hal itu terjadi karena pembawaan saat ibu yang ketika sedang mengandung mengalami tekanan jiwa maupun fisik. Namun ini juga belum dapat menjadi suatu bukti yang kuat apakah kelak anak yang sensitif itu akan menjadi seorang pemalu.

  • Konsistensi orangtua.
    Beberapa rasa malu dapat disebabkan oleh praktik-praktik pengasuhan yang tidak konsisten, misalnya, menghukum perilaku tertentu suatu hari, dan kemudian membiarkannya slide dengan yang lain, menjadi terlalu melibatkan diri dengan seorang anak beberapa waktu, dan tidak terlibat pada waktu yang lain. Inkonsistensi membuat anak merasa tidak aman, yang dapat mengakibatkan rasa malu.