Faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap proses penyembuhan luka?

Luka adalah rusaknya struktur dan fungsi anatomis kulit normal akibat proses patologis yang berasal dari internal maupun eksternal dan mengenai organ tertentu. Keadaan ini dapat disebabkan oleh trauma tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik atau animal bite

Faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap proses penyembuhan luka ?

Faktor – faktor yang berpengaruh terhadap proses penyembuhan luka terbagi menjadi faktor eksternal dan faktor internal.

Faktor – faktor eksternal yang mempengaruhi penyembuhan luka antara lain :

  • Lingkungan
    Dukungan dari lingkungan keluarga, dimana pasien akan merasa mendapatkan perlindungan dan dukungan serta nasihat – nasihat khususnya untuk merawat kebersihan pasca terjadinya luka atau pembedahan.

  • Tradisi
    Di Indonesia ramuan peninggalan nenek moyang untuk perawatan pasca bedah atau penyembuhan luka masih banyak digunakan, meskipun oleh kalangan masyarakat modern.

  • Pengetahuan
    Pengetahuan pasien dan keluarga tentang perawatan pasca bedah atau perlukaan sangat menentukan lama penyembuhan luka. Apabila pengetahua tentang masalah kebersihan kurang maka penyembuhan lukapun akan berlangsung lama.

  • Sosial ekonomi
    Pengaruh dari kondisi sosial ekonomi dengan lama penyembuhan luka adalah keadaan fisik dan mental pasien dalam melakukan aktifitas sehari- hari pasca pembedahan. Jika tingkat sosial ekonomi rendah, bisa jadi penyembuhan luka berlangsung lama karena timbulnya rasa malas dalam merawat diri.

  • Penanganan petugas
    Pada terjadinya luka atau pasca pembedahan, pembersihannya harus dilakukan dengan tepat oleh penangan petugas kesehatan, hal ini merupakan salah satu penyebab yang dapat menentukan lama penyembuhan luka.

  • Gizi
    Asupan gizi yang cukup dan baik Makanan yang bergizi dan sesuai porsi akan mempercepat masa penyembuhan luka (Hidyat, 2007; Sinaga, 2009).

Sedangkan faktor – faktor internal yang berpengaruh terhadap proses penyembuhan luka dapat digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu faktor lokal, faktor sistemik dan faktor tekhnik (Yadi, 2005).

1. Faktor Lokal

  • Iskemia : kurangnya suplai darah ke jaringan luka dapat berupa tidak adekuatnya aliran darah ke jaringan luka misalnya akibat ligasi, peripheral vascular disease, atau hipotensi generalisata, dapat pula karena sudah ada jaringan nekrotik pada tepi luka sebelumnya, penutupan luka yang terlalu rapat sehingga merusak kapiler pada tepi luka, atau regangan yang kuat sehingga mengganggu merapatnya kontraksi luka.

  • Ketegangan luka : Ketegangan dalam penjahitan juga hendaknya diperhatikan, terlalu tegang dapat menyebabkan iskemia. Jika terlalu longgar juga dapat menyebabkan terjadinya dead space .

  • Infeksi : adanya dead space menyebabkan terkumpulnya darah dan cairan serous lainnya menjadi media yang baik untuk bakteri sehingga terjadi infeksi.

  • Trauma lokal : adanya trauma lokal misalnya benturan dapat menyebakan kerusakan jaringan pada bekas operasi dan menyebabkan iskemia lokal atau total.

  • Penyakit kronik jaringan : keadaan seperti limfadenopati kronik, iskemia kronik, hipertensi dan jaringan parut yang luas dapat menyebabkan penyembuhan luka yang buruk.

  • Radiasi : radiasi sebelum atau sesudah operasi dapat menyebaban buruknya penyembuhan luka operasi karena terjadinya fibrosis dan mikroangiopati (Anonim, 2008; Baxter, 2003; Yadi, 2005).

Faktor sistemik

Faktor-faktor sistemik seperti usia, diabetes, gagal ginjal, anemia, hipoksia atau syok hipovolemia, kekurangan nutrisi, keganasan dan penggunaan steroid jangka panjang dapat menyebabkan kegagalan sintesis kolagen dan terganggunya fungsi imun sehingga menimbulkan gangguan pada penyembuhan luka (Anonim, 2008).

Faktor teknik

Tindakan asepsis sebelum operasi dan pemberian antibiotic profilaksis dapat berpengaruh pada penyembuhan luka pasca operasi. Selain itu tekhnik operasi dan perawatan luka juga sangat berpengaruh terhadap penyembuhan luka operasi (Yadi, 2005).

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka dan pemilihan regimen penanganan luka, yaitu :

  • Umur

  • Dehidrasi : gangguan keseimbangan elektrolit mempengaruhi fungsi jantung, ginjal, metabolisme seluler, oksegenasi jaringan dan fungsi endokrin.

  • Status psikologis : Status psikologis pasien berpengaruh pada pemilihan regimen terapi yang tepat bagi pasien tersebut.Pemilihan regimen terapi dengan mempertimbangkan status psikologis pasien mempengaruhi kepatuhan pasien terhadap terapi yang ditetapkan dokter.

  • Status nutrisi: Nutrisi berperan penting dalam proses penyembuhan luka. Kekurangan salah satu atau beberapa nutrient mengakibatkan penyembuhan luka terhenti pada tahapan tertentu.

    • Protein
    • Asam amino : Proline, hydroxyproline, cysteine, cystine, methionine, tyrosine, lysine, arginine, glycine
    • Karbohidrat : Glukosa
    • Lipid: Asam linoleat, asam linolenat, asam arachidonat, eicosanoat, asam lemak
    • Vitamin: A, B kompleks, C, D, E, K
    • Mineral: Natrium, Kalium, Cuprum, Calcium, Ferrum, Magnesium, Zinc, Nikel, Chromium
    • Air
  • Berat badan: Pada pasien dengan obesitas, adanya lapisan lemak yang tebal di sekitar luka dapat mengganggu penutupan luka.Selain itu, vaskularisasi jaringan adiposa tidak optimal sehingga jaringan adiposa merupakan salah satu jenis jaringan yang paling rentan terhadap trauma dan infeksi.

  • Vaskularisasi ke area luka: Penyembuhan luka di kulit paling optimal di area wajah dan leher karena merupakan area dengan vaskularisasi paling baik. Sebaliknya dengan ekstremitas. Kondisi-kondisi yang mengakibatkan gangguan vaskularisasi ke area luka, misalnya diabetes atau arteriosklerosis, dapat memperlambat atau bahkan menghentikan penyembuhan luka.

  • Respons imun.

  • Penyakit kronis, seperti penyakit endokrin, keganasan, inflamasi dan infeksi lokal serta penyakit autoimmun.

  • Radioterapi

  • Riwayat alergi : makanan, obat (anestetik, analgetik, antibiotik, desinfektan, komponen benang, lateks/plester dan lain-lain).

Berikut tabel faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka

Tabel Penilaian Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka

Faktor yang dinilai Keterangan
1. Adanya penyakit lain : Anemia, Arteriosklerosis, Keganasan, Diabetes, Penyakit autoimun, Penyakit inflamasi, Gangguan fungsi hati, Rheumatoid arthritis, Gangguan fungsi ginjal Underlying disease dapat menghambat penyembuhan luka karena : Mengganggu deposisi kolagen jaringan, Berkurangnya vaskularisasi berakibat penurunan suplai oksigen dan nutrisi, Berkurangnya mobilitas, Pengaruh terhadap metabolisme sel
2. Infeksi Respons host terhadap bakteri/ reaksi inflamasi akan memperlambat penyembuhan luka.
3. Umur dan komposisi tubuh Kapasitas kulit untuk memperbaiki diri semakin menurun dengan bertambahnya usia.
4. Status nutrisi Penyembuhan luka memerlukan nutrisi- nutrisi tertentu. Undernutrition dan overnutrition (obesitas) mempengaruhi penyembuhan luka.
5. Merokok Merokok mengakibatkan vasokonstriksi sehingga suplai oksigen dan nutrisi ke daerah luka berkurang.
6. Pengobatan Obat-obat steroid, AINS, kemoterapi, imunosupresan dan antiprostaglandin mengganggu penyembuhan luka dan meningkatkan risiko terjadinya infeksi.
7. Status psikologis Stress memperlambat penyembuhan luka.
8. Lingkungan sosial dan higiene
9. Akses terhadap perawatan luka
10. Riwayat perawatan luka sebelumnya
Sumber : Eagle, 2009