Faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan gigi manusia ?

Pertumbuhan dan perkembangan bentuk gigi (dentofacial yang meliputi pola arah pertumbuhan muka dan kepala, pertumbuhan dan perkembangan prenatal dan postnatal rahang serta pertumbuhan dan perkembangan gigi-geligi) pastinya dipengaruhi oleh banyak faktor.

Faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan gigi manusia ?

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan dentofasial manusia antara lain adalah sebagai berikut,

HERIDITER (Keturunan)

Sudah lama diketahui bahwa faktor heriditer sebagai penyebab maloklusi. Kerusakan genetik mungkin akan tampak setelah lahir atau mungkin baru tampak beberapa tahun setelah lahir. Peran heriditer pada pertumbuhan kraniofasial dan sebagai penyebab deformitas dentofasial sudah banyak dipelajari, tetapi belum banyak diketahuai bagian dari gen yang mana berperan dalam pemasakan muskulatur orofasial.

Tabel Sindroma malformasi yang berhubungan dengan defisiensi mandibula

No Kondisi Penampakan Penyebab
1 Robin complex Micrognathia, cleft palate, glossoptosis Autosomal dominant
2 Sindroma Teacher Collin’s Acrofacial Dysostosis Symetrically hypoplastic ear, down slanting, palpebral fissures, micrognathia, cleft palate, Preaxial upper limb deficiency Autosomal dominant
3 Sindroma Wildervanck-Smith Symetrically hypoplastic ear, down slanting, Palpebral fissures, cleft lip and palate, limb reduction defects of upper and lower limbs Belum diketahui
4 Hemifacial Microsomia (sindroma Goldenhar) Unilateral atau bilateral asymetrically hipoplastik ears dan ramus mandibula, micrognathia, cleft lip and palate, epibulbar dermoids, vertebral anomalies, cardiac defects, renal anomalies. Autosomal dominant or autosomal recessive
5 Sindroma Mobius Bilateral sixth & seventh nerve palsy and other cranial nerve, high broad nasal bridge, epicanthic folds, micrognathia, limb reduction, mental defisiency. Belum diketahui
6 Sindroma Hallermann- Streiff Dyscephaly, hypotrichosis, congenital cataracts, beaced nose, micrognathia, anteriorly placed mandibular condyles,natal teeth, oligodontia Belum diketahui

LINGKUNGAN

Pengaruh lingkungan pada pertumbuhan dan perkembangan akan terjadi terus menerus selama individu masih bertumbuh dan berkembang.

Ada beberapa pengaruh lingkungan yang dapat menyebabkan kelainan pada pertumbuhan dan perkembangan kraniofasial :

1. TRAUMA

  • Trauma prenatal

    • Hipoplasia mandibula dapat disebabkan oleh tekanan intrauterin atau trauma selama kelahiran.

    • “Vogelgesicht” pertumbuhan mandibula terhambat berhubungan dengan ankilosis persendian temporomandibularis, mungkin disebabkan karena cacat perkembangan oleh trauma.

    • Asimetri. Lutut atau kaki dapat menekan muka sehingga menyebabkan asimetri pertumbuhan muka dan menghambat pertumbuhan mandibula.

  • Trauma postnatal

    • Fraktur rahang atau gigi

    • Trauma pada persendian temporomandibularis menyebabkan fungsi dan pertumbuhan yang tidak seimbang sehingga terjadi asimetri dan disfungsi persendian.

2. AGEN FISIK

  • Ekstraksi prematur gigi susu
    Bila gigi susu hilang sebelum gigi permanen pengganti mulai erupsi (mahkota terbentuk sempurna dan akar mulai terbentuk), tulang akan terbentuk diatas gigi permanen, menyebabkan erupsi terlambat, terlambatnya erupsi akan menyebabkan gigi yang lain bergeser ke arah ruang yang kosong.

  • Jenis makanan
    Pada masyarakat primitif, diet yang berserat merangsang otot mastikasi bekerja keras, menambah beban fungsi pada gigi. Diet semacam ini mencegah karies, mempertahankan lebar lengkung gigi tetapi menyebabkan atrisi pada gigi.

    Pada masyarakat modern, diet berubah menjadi lunak dan kurang berserat, menyebabkan beberapa maloklusi dan kariogenik. Berkurang fungsi penguyahan dan menyebabkan kontraksi lengkung gigi, tidak terjadi atrisi, tidak terjadi penyesuaian oklusal seperti yang terjadi pada perkembangan normal.

KEBIASAAN BURUK

Beberapa kebiasaan merangsang pertumbuhan rahang secara normal misalnya gerakan bibir dan penguyahan yang fisiologis. Kebiasaan abnormal mempengaruhi pola pertumbuhan fasial yang akan mempengaruhi fungsi orofasial yang mempunyai pengaruh penting pada pertumbuhan kraniofasial dan fisiologi oklusal.

Kebiasaan buruk dan kebiasaan otot menghambat pertumbuhan tulang, malposisi gigi, hambatan pernapasan, gangguan bicara, keseimbangan otot fasial dan problem psikologis.

  • Mengisap jempol dan mengisap jari
    Bila kebiasaan ini sudah tampak pada minggu pertama kehidupan biasanya disebabkan oleh problem makan. Bila kebiasaan ini dilakukan pada anak usia yang lebih lanjut biasanya disebabkan oleh problem psikologis.

    Arah dan kekuatan pada gigi-gigi selama mengisap jempol menyebabkan incisivus atas tertekan ke labial, incisivus bawah tertekan ke lingual, otot-otot pipi menekan lengkung gigi didaerah lateral ke arah lingual.

  • Menjulurkan lidah
    Terdapat 2 tipe menjulurkan lidah, yaitu :

    1. Simple tongue thrust swallow
      Biasanya berhubungan dengan kebiasaan mengisap jari.

    2. Complex tongue thrust swallow
      Biasanya disebabkan oleh karena gangguan nasorespiratori kronis, bernapas lewat mulut, tosilitis atau pharingitis.

    Pada penelanan normal, gigi dalam kontak, bibir menutup, punggung lidah terangkat menyentuh langit-langit. Pada penelanan abnormal yang disebabkan pembengkaan tonsil atau adenoid, lidah tertarik dan menyentuh tonsil yang bengkak, akan menutup jalan udara, mandibula turun, lidah menjulur ke depan menjauhi pharynk, dengan mandibula turun bibir harus berusaha menutup untuk menjaga lidah dalam rongga mulut dan menjaga efek penelanan dapat rapat sempurna.

    Diastemata dan open bite anterior merupakan akibat dari kebiasaan menjulurkan lidah.

  • Mengisap dan menggigit bibir
    Mengisap bibir dapat sendiri atau bersamaan dengan mengisap ibu jari. Dapat dilakukan pada bibir atas atau pada bibir bawah.

    Bila dilakukan dengan bibir bawah maka maloklusi yang ditimbulkan adalah labioversi gigi depan atas, open bite, lunguoversi gigi depan rahang bawah.

  • Posture
    Sikap tubuh mempengaruhi posisi mandibula. Seseorang dengan sikap kepala mendongak, dagu akan menempati posisi ke depan, pada sikap kepala menunduk maka pertumbuhan mandibula bisa terhambat.

  • Mengigit kuku
    Menyebabkan malposisi gigi.

  • Kebiasaaan buruk yang lain
    Kebiasaan menggendong bayi hanya pada satu sisi menyebabkan kepala dan muka menjadi asimetri. Kebiasaan atau posisi tidur, dengan bantal atau dengan lengan, bertopang dagu. Kebiasaan mengigit pensil dan lain-lain.

PENYAKIT

Penyakit sistemik
Contoh penyakit yang dapat menimbulkan maloklusi

  • Rachitis
    Kekurangan vitamin D, pengapuran tulang berkurang sehingga terjadi deformasi tulang. Pada rahang ditandai dengan tepi prosesus alveolaris abnormal dan pembentukan email gigi terganggu.

  • Sifilis
    Menyebabkan kelainan bentuk gigi (hutchinson teeth) terutama sifilis kongenital.

  • TBC tulang
    Menyebabkan kelainan bentuk tulang terutama pada mandibula.

Kelainan endokrin

Ketidakseimbangan kelenjar endokrin mempengaruhi metabolisme zat- zat yang ada dalam tubuh.

Hiperfungsi atau hipofungsi kelenjar endokrin akan menyebabkan gangguan metabolik dan dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan perkembangan kraniodentofasial.
Misalnya :

Hipoplasia gigi, menghambat atau mempercepat pertumbuhan muka tetapi tidak merubah arah pertumbuhan, menggangu osifikasi tulang, waktu menutupan sutura, waktu erupsi gigi, waktu resorpsi akar gigi susu, membrana periodontalis dan gingiva sensitif terhadap gangguan endokrin.

Penyakit-penyakit lokal

  • Penyakit nasopharingeal dan gangguan pernapasan
  • Penyakit periodontal
  • Tumor
  • Karies
  • Prematur loss gigi susu
  • Gangguan urutan erupsi gigi permanen
  • Hilangnya gigi permanen

MALNUTRISI

Selama anak dalam kandungan, ibu harus memperoleh cukup kalsium, fosfor vit A, C, D untuk menjamin kebutuhan foetus akan zat-zat tersebut. Zat-zat ini dengan pengawasan fungsi hormon yang seimbang merupakan faktor yang penting bagi pertumbuhan tulang.

Sumber :
drg. JCP. Heryumani Sulandjari, MS., Sp.Ort, Buku ajar Ortodonsia I KGO I, Universitas Gadjah Mada