Faktor Apa Saja yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Seseorang?

“Motivasi merupakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh didalam diri seseorang”.

Motivasi adalah faktor yang berkontribusi dalam proses pemilihan karir (Vroom, dalam Brady, 2008). Pada tahap eksploratori dalam perkembangan karir, keputusan akhir dalam pemilihan karir dipengaruhi oleh nilai yang mereka anut (Ginzberg dkk., dalam Brady, 2008).

Nilai yang telah terinternalisasi dalam diri mereka akan diarahkan ke pencapaian tujuan sehingga akan memotivasi individu untuk menampilkan performa terbaik dalam bekerja (Meglino dkk., dalam Brady, 2008).

Berikut ini dijelaskan dimensi motivasi kerja menurut Brady (2008).

1. Motif Pemenuhan

Motif pemenuhan ini mengacu pada kebutuhan untuk bekerja yang menyediakan kesempatan bagi pekerja untuk mencapai potensi maksimal mereka. Ciri-ciri orang dengan motif ini yaitu adanya kompetensi, kreativitas, dan rasa ingin tahu yang tinggi. Motif ini dibagi menjadi 2 sub-dimensi, yaitu orientasi terhadap kesukesan dan orientasi misi.

  • Orientasi terhadap Kesuksesan

    Karakteristik individu yang berorientasi terhadap kesuksesan dapat dilihat oleh adanya kebutuhan yang tinggi akan prestasi. (McClelland, dalam Brady, 2008). Mereka sangat termotivasi untuk mencapai tujuan dalam berkarir dan mengerahkan potensi sepenuhnya selama bekerja.

    Mereka biasanya digambarkan sebagai orang yang bersemangat atas pekerjaan mereka dan biasanya bersedia untuk bertahan selama peroide yang sulit guna mencapai keberhasilan (McClelland, dalam Brady, 2008). Mereka juga memiliki keinginan intrinsik untuk mencapai prestasi lewat kemampuan dan usaha mereka sendiri (Bracker dkk., dalam Brady, 2008).

  • Orientasi Misi

    Bekerja untuk tujuan jangka panjang adalah karakteristik dari individu yang sangat menghargai orientasi terhadap misi. Ada perasaan terlibat dalam sesuatu pada skala yang lebih besar, melihat gambaran besarnya, menghasilkan produk akhir, atau berkontribusi pada kesejahteraan orang lain merupakan dimensi dari orientasi misi ini (Brady, 2008).

2. Motif Harga Diri

Motif harga diri mengacu pada penggunaan tanggung jawab dalam bekerja, serta adanya kebutuhan untuk mencapai prestasi pada pekerjaan yang menantang (Brady, 2008). Motif ini terdiri dari 2 sub-dimensi, yaitu mengelola orang lain dan orientasi tugas.

  • Mengelola Orang Lain

    Mengelola orang lain terlihat pada perilaku seperti mengarahkan, mengawasi atau melakukan pemantauan atas pekerjaan orang lain. Orang-orang yang memberi penilaian lebih pada konstruk ini adalah mereka yang menghargai kekuasaan dan pengakuan dari orang lain, namun mereka juga harus memiliki latar belakang pendidikan yang memadai dan pengalaman dalam memimpin orang lain. Mereka berkeinginan untuk mengambil tanggung jawab atas kinerja suatu unit kerja (Brady, 2008)

  • Orientasi Tugas

Kemampuan untuk terlibat dalam perencanaan kerja dan pemanfaatan sumber daya dalam bekerja, identitas tugas, makna tugas dan kebervariasian tugas adalah beberapa karakteristik orang yang memiliki orientasi terhadap tugas (Humphrey dkk., dalam Brady 2008). Individu dengan skor yang tinggi dalam konstruk ini berorientasi ke arah penyelesaian tugas, dimana mereka melakukan perencanaan dan berfokus pada pekerjaan mereka. Mereka akan ragu untuk melakukan fungsi di luar yang berkaitan dengan pekerjaan utama mereka.

3. Motif Afiliasi

Motif ini mengacu pada kebutuhan karyawan akan penerimaan dan dukungan dari atasan dan rekan kerja. Adanya kerjasama dan kolaborasi dalam bekerja menjadi poin utama dalam dimensi ini, yang terbagi menjadi 2 sub-dimensi yaitu relasi dengan atasan dan relasi antar-pekerja.

  • Relasi dengan atasan

    Individu yang sangat menghargai relasi dengan atasan mendapat kepuasan dengan melaksanakan arahan dan keinginan orang-orang yang bertanggungjawab atas pekerjaan mereka. Mereka senang apabila bisa bekerja sama dengan supervisor mereka

  • Relasi antar-pekerja

    Mampu bekerja dengan orang lain, merasa menjadi bagian dari organisasi, memiliki keterampilan komunikasi dan keterampilan sosial, serta mampu berbaur dengan rekan sekerja adalah karakteristik individu dalam konstruk ini. Mereka merasa bahwa menjaga hubungan baik dengan rekan menjadi hal yang penting. Mereka lebih suka untuk secara aktif terlibat dalam organisasi di tempat kerja dan di luar pekerjaan. Mereka sangat menghargai kerjasama dan kerja tim (Brady, 2008).

4. Motif Bertahan Hidup dan Keselamatan

Motif ini mengacu pada kebutuhan karyawan terhadap gaji dan tunjangan serta lingkungan kerja yang aman. Sub-dimensinya adalah kondisi pekerjaan; dan pendapatan dan keuntungan.

  • Kondisi Pekerjaan

    Memiliki lingkungan kerja yang nyaman dan alat bantu yang memungkinkan untuk mendukung pekerjaan adalah penting bagi sebagian pekerja. Contohnya: bagi seorang pekerja konstruksi atau petani, bekerja di luar ruangan dengan melakukan tugas-tugas yang menuntut keamanan dan didukung oleh peralatan memadai dianggap sebagai lingkungan kerja yang ideal. Namun bagi seorang perawat, bekerja didalam ruangan yang bersih adalah suatu lingkungan kerja yang ideal. Dengan adanya dukungan peralatan dan sumber daya fisik dari tempat kerja dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi mereka dalam bekerja (Brady, 2008).

  • Pendapatan dan Keuntungan

    Penelitian membuktikan bahwa gaji yang cukup menduduki peringkat 1 sebagai faktor motivasi oleh para pekerja dari 6 negara yang berbeda di 3 Benua, yaitu: Eropa, Australia, dan Amerika Utara (Lebo dkk., dalam Brady, 2008). Kebanyakan pekerja melihat adanya jaminan finansial, gaya hidup yang nyaman dan pemenuhan sarana dan kebutuhan bagi diri mereka dan keluarga sebagai faktor yang dapat meningkatkan motivasi bekerja.

Terdapat beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja seseorang. Faktor-faktor tersebut dapat dibedakan atas faktor intern dan faktor ekstern yang berasal dari karyawan, yakni :

  1. Faktor Intern, dapat mempengaruhi pemberian motivasi pada seseorang, yang meliputi :

    • Keinginan untuk dapat hidup, merupakan kebutuhan setiap manusia untuk bertahan hidup yang meliputi : mendapat kompensasi, memiliki pekerjaan tetap, dan suasana kerja yang aman dan nyaman.

    • Keinginan untuk dapat memiliki, dapat mendorong seseorang untuk mau melalakukan pekerjaan. Hal ini sering terjadi dalam kehidupan sehari- hari yang apabila memiliki keinginan yang keras maka dapat mendorong orang untuk mau bekerja.

    • Keinginan untuk memperoleh penghargaan, yang disebabkan adanya keinginan untuk dihormati, dihargai, dan diterima oleh orang lain.

    • Keinginan untuk memperoleh pengakuan, yang meliputi : penghargaan terhadap prestasi, hubungan kerja yang harmonis, pimpinan yang adil, dan dihargai masyarakat.

    • Keinginan untuk berkuasa, dapat mendorong seseorang untuk bekerja. Hal ini dapat memungkinkan seseorang menjadi pemimpin atau penguasa dalam organisasi.

  2. Faktor Ekstern, bisa dapat melemahkan motivasi kerja seseorang, yang meliputi :

    • Kondisi lingkungan kerja, meliputi keseluruhan sarana dan prasarana kerja yang ada disekitar lingkungan kerja karyawan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan.

    • Kompensasi yang memadai, merupakan alat motivasi yang paling ampuh untuk mendorong para karyawan dapat bekerja dengan baik.

    • Supervisi yang baik. Fungsi supervisi adalah memberikan pengarahan, dan membimbing dalam bekerja. Dengan hubungan yang baik antara supervisi dan para karyawan, maka akan dapat menghadapi segala masalah dengan baik.

    • Adanya jaminan pekerjaan. Hal ini bisa membuat para karyawan akan mau bekerja keras untuk perusahaan. Para karyawan memiliki keinginan kalau jaminan karier yang jelas untuk masa depan mereka dapat dijamin oleh perusahaan.

    • Status dan tanggung jawab, merupakan dorongan untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan akan rasa sebuah pencapaian.

    • Peraturan yang fleksibel. Biasanya dalam suatu perusahaan memiliki sistem dan prosedur yang harus dipatuhi oleh para karyawan, yang bersifat untuk mengatur dan melindungi para karyawan. Semua peraturan yang berlaku diperusahaan harus dikomunikasikan sejelas-jelasnya kepada para karyawan.