Faktor apa saja yang membuat seseorang berselingkuh?

perselingkuhan

Suatu kejadian yang tidak menyenangkan selalu memiliki sebabnya apalagi adanya perselingkuhan. Menurut kamu, faktor apa saja yang membuat seseorang berselingkuh?

Perselingkuhan merupakan hubungan antara seseorang yang sudah menikah dengan orang lain yang bukan merupakan suami/istri yang sah. Hubungan tersebut dapat terbatas pada hubungan emosional yang sangat dekat atau juga melibatkan hubungan seksual.

Faktor-faktor penyebab terjadinya tindakan selingkuh adalah tidak bertemunya kebutuhan suami dan istri dalam rumah tangga. Harley menjelaskan daftar lima kebutuhan utama pria dan wanita sebagai berikut:

  • Kebutuhan istri meliputi kebutuhan akan kasih sayang (affection), percakapan (conversation), ketulusan dan keterbukaan (honesty and openness), komitmen finansial (financial commitment) dan komitmen keluarga (family commitment).

  • Kebutuhan suami meliputi kebutuhan seksual (sexual fulfillment), kebersamaan dalam rekreasi (recreational companionship), memiliki pasangan yang menarik (an attractive spouse), dukungan dalam rumah tangga (domestic support) dan kekaguman (admiration).

Menurut hasil penelitian survey yang dilakukan Suciptawati & Susilawati (2005), faktor dominan penyebab munculnya perselingkuhan adalah karena tidak bisa menguasai diri dan ingin mencari selingan, kurangnya komunikasi, serta kurangnya perhatian pasangan terutama untuk kebutuhan batin.

Sebagian besar responden menjawab setuju bahwa seseorang melakukan perselingkuhan karena kurangnya ketenteraman dalam rumah tangga pelaku selingkuh.

Penyebab perselingkuhan sangat beragam dan biasanya tidak hanya disebabkan oleh satu hal saja. Ketidakpuasan dalam perkawinan merupakan kondisi yang umumnya menjadi penyebab terjadinya perselingkuhan, tetapi ada pula faktor-faktor lain di luar perkawinan yang mempengaruhi masuknya orang ketiga dalam perkawinan.

Staheli mengemukakan berbagai alasan yang dikemukakan sejumlah wanita yang berselingkuh tentang alasan perselingkuhan mereka, seperti meningkatnya rasa percaya diri ketika merasa diperhatikan pria, adanya keinginan akan pengalaman seksual yang lebih luas yang tidak dibatasi oleh hanya satu pasangan saja, suatu keinginan mencari kedekatan emosional yang mereka harapkan dapat mereka peroleh dari orang lain, mengusir rasa kesepian yang mereka alami, keinginan mendapatkan kasih sayang, serta kegairahan yang ditimbulkan dari suatu hubungan perselingkuhan yang membuat mereka merasa diri menjadi lebih muda, dimana hal ini juga merupakan upaya menyangkal proses penuaan yang mereka alami.

Berdasarkan berbagai sumber yang dirangkum oleh Ginanjar (2009), ada sejumlah alasan terjadinya perselingkuhan:

  • Kecemasan menghadapi masa transisi; seperti misalnya memiliki anak pertama, anak memasuki usia remaja, anak yang telah dewasa meninggalkan rumah, dan memasuki masa pension.

  • Pasangan muda menimbulkan gairah baru sehingga menjadi semacam pelarian dari perkawinan yang tidak membahagiakan.

  • Tidak tercapainya harapan-harapan dalam perkawinan dan ternyata diperoleh dari pasangan selingkuh.

  • Perasaan kesepian.

  • Suami dan/atau istri memiliki ide tentang perkawinan dan cinta yang tidak realistis. Ketika perkawinan mulai bermasalah, pasangan menganggap bahwa cinta mereka sudah padam.

  • Kebutuhan yang besar akan perhatian.

  • Terbukanya kesempatan untuk melakukan perselingkuhan, yaitu kemudahan bertemu dengan lawan jenis di tempat kerja, tersedianya hotel dan apartemen untuk mengadakan pertemuan rahasia, dan berbagai sarana komunikasi yang mendukung perselingkuhan.

  • Kebutuhan seks yang tidak terpenuhi dalam perkawinan.

  • Ketidakhadiran pasangan, baik secara fisik maupun emosional, misalnya pada pasangan bekerja di kota yang berbeda, pasangan yang terlalu sibuk berkarir, dan pasangan yang sering bepergian dalam jangka waktu yang lama.

  • Perselingkuhan yang sudah sering terjadi dalam keluarga besar, sehingga menyebabkan memudarnya nilai-nilai kesetiaan.

Pada dasarnya perselingkuhan yang dilakukan oleh laki-laki maupun perempuan mempunyai faktor yang sama. Beberapa alasan terjadinya hubungan di luar pernikahan, menurut Then (2008), diantaranya adalah :

  1. Alasan-alasan yang berhubungan dengan masalah seksual: variasi dalam hubungan seksual, hubungan intim lebih banyak dan lebih sering, oral seks.

  2. Alasan-alasan yang berhubungan dengan kesenangan karena sesuatu yang baru: sensasi tubuh yang baru, untuk bersenang-senang, tidak ada tanggung jawab atau beban emosional, persahabatan dengan orang baru, kegairahan karena adanya tantangan baru, mendengar serangkaian erangan dan rintihan yang berbeda.

  3. Alasan-alasan yang bersifat memberi dorongan ego: merasa menarik di depan seorang perempuan yang lebih muda, sensasi/kemungkinan diketahui pasangan, petualangan melakukan sesuatu yang terlarang, memompa ego, menjadi pusat perhatian total, kesempatan yang terlalu bagus untuk dilewatkan, “dia” yang memulai, “sudah disediakan, mengapa tidak?”.

  4. Alasan-alasan yang berhubungan dengan istri: kekuasaan atas istri, merasa jenuh dalam pernikahan, istri tidak lagi menarik secara fisik/secara seksual, untuk membalas istri, masa transisi dalam pernikahan, untuk menghindari hubungan seksual dengan istri, untuk melukai istri, istri bertambah gemuk, istri terlalu memperhatikan anak-anak.

  5. Alasan-alasan yang berhubungan dengan fantasi romantis: ingin merasakan pengalaman romantis, untuk mendapatkan cinta dan kasih sayang, pelarian sementara dari pernikahan yang tidak bahagia, sebagai pelarian ke dunia fantasi/khayalan, untuk membuktikan kejantanan/daya pikat/daya tarik seksual.