Faktor Apa Saja yang Membuat Orang Menjadi Rendah Diri atau Minder?

rendah diri atau minder

Rendah diri atau minder merupakan segala rasa kurang berharga yang timbul karena tidakmampuan psikologis atau sosial yang dirasa secara subyektif, ataupun karena keadaan jasmani yang kurang sempurna.

Faktor-faktor apa saja yang membuat orang menjadi rendah diri atau minder ?

Rasa rendah diri atau minder umumnya berawal dari penilaian diri yang buruk. Menurut Adler kebanyakan orang merasa minder karena mengalami inferioritas yang ditandai adanya perasaan tidak kompeten atau kekurang mampuan diri. Perasaan ini dapat muncul karena orang tersebut merasa (atau betul-betul) memiliki kekurangan secara fisik, sosial maupun psikis. Seseorang yang selalu membandingkan dirinya dengan orang lain, dan merasa dirinya lebih rendah, akan memunculkan rasa minder.

Perasaan inferior tumbuh sejak masa kanak-kanak. Minder umumnya muncul dari pengalaman masa lalu. Pada masa perkembangan, anak-anak dikondisikan untuk merasa bahwa dirinya memiliki hal yang memalukan. Akibatnya merasa tidak sebaik orang lain. Perasaan inferior seringkali tumbuh karena sikap atau perilaku orang tua, guru atau orang dewasa, yang kurang tepat terhadap anak-anak.

Orang dewasa seringkali melakukan penolakan dan koreksi negatif terhadap anak-anak. Julukan yang sifatnya olok-olok dan merendahkan yang setiap dialami dapat menjadi penyebab seseorang menjadi inferior. Orang tua yang perfeksionis memiliki harapan terlalu tinggi dan tidak realistik terhadap anak turut mendorong lahirnya sifat inferior. Ketika anak tidak dapat memenuhi harapan orang tuanya, anak akan merasa tak mampu dan merasa tidak berguna sehingga munculah minder.

Penyebab rasa rendah diri menurut Adler adalah sebagai berikut :

  1. Saat lahir - setiap orang lahir dengan perasaan rendah diri karena pada waktu itu individu tergantung kepada orang lain yang berada di sekitarnya.

  2. Sikap orangtua - memberikan pendapat dan evaluasi negatif terhadap perilaku dan kelemahan anak di bawah enam tahun akan menentukan sikap anak tersebut.

  3. Kekurangan fisik - seperti kepincangan, bagian wajah yang tidak proporsional, ketidakmampuan dalam bicara atau penglihatan mengakibatkan reaksi emosional dan berhubungan dengan pengalaman tidak menyenangkan sebelumnya.

  4. Keterbatasan mental - membawa rasa rendah diri saat dilakukan perbandingan dengan prestasi orang lain, dan saat diharapkannya penampilan yang sempurna membawa anda yng mempunyai keterbatasan mental dapat menjadi rendah diri.

  5. Kekurangan secara sosial - keluarga, ras, jenis kelamin, atau status sosial yang dianggap lebih rendah / kurang dibanding keluarga, rasa, status sosial, kelompok bangsa lain.

Selain itu, rendah diri disebabkan rasa ketidakmampuan sebagian besar muncul ketika ada konflik emosional antara keinginan pengakuan dan takut dipermalukan. Orang-orang yang telah menghadapi diskriminasi sosial karena status ekonomi mereka, warna kulit, agama, dll berada pada risiko lebih tinggi menderita masalah ini.

Kekecewaan dan penolakan secara berulang dapat membut mereka menjadi rendah diri

Ada beberapa sebab yang membuat orang menjadi minder, dalam hal ini A. M. Mangun Harjana, menyatakan faktor-faktor berikut ini:

1) Fisik

Yang diakibatkan oleh cacat tubuh seperti kegemukan, gigi kurang rapi, tangan lumpuh, kaki pincang dan lain-lain.

2) Mental

Yang diakibatkan oleh sebab-sebab lain, misalnya daya tangkap rendah bakat kecil, kemampuan sedikit.

3) Sosial

Yang diakibatkan oleh perlakuan orang lain atau atau masyarakat dimasa lampau yang tidak wajar. Misalnya seseorang aka n kejangkitan rasa minder, karena sejak kecil selalu terpojok dan tidak dapat perlakuan semestinya.

Selanjutnya sebab minder yang lain menurut Kartini, menyatakan jika individu mengetahui, baik sadar maupun tidak, bahwa dia mampu mencapai obyek yang sangat didambakan guna memenuhi idealnya, maka akan muncul rasa rendah diri (rasa minder inferior).

Dari beberapa faktor penyebab tersebut, sebenarnya yang menyebabkan gangguan pada diri seseorang bukanlah dari faktor fisik, psikis, sosial, ataupun suasana pergaulan dan tentu belajar di sekolah itu sendiri melainkan yang lebih berpengaruh adalah cara orang tersebut memandang faktor-faktor tersebut itulah yang menyebabkan orang menjadi tegang dan terganggu jiwanya.