Faktor apa saja yang melatarbelakangi kurang kalori protein (KKP)?

Semua sel hewan dan tumbuhan mengandung unsur protein, tetapi jumlah dari protein berbeda antara satu dengan yang lainnya. Protein yang berasal dari hewan mempunyai nilai protein yang lebih tinggi dibandingkan dengan protein yang berasal dari tumbuhan karena hewan mempunyai struktur jaringan ikat otot yang hampir sama dengan manusia. Faktor apa saja yang melatarbelakangi kurang kalori protein (KKP) ?

1 Like

image

Secara umum, masalah Kekurangan Kalori dan Protein (KKP) disebabkan oleh beberapa faktor, dimana faktor yang paling dominan adalah tanggung jawab negara terhadap rakyatnya karena bagaimana pun KKP tidak akan terjadi bila kesejahteraan rakyat terpenuhi.

Berikut beberapa faktor penyebabnya :

1. Faktor sosial.

Yang dimaksud faktor sosial adalah rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya makana bergizi bagi pertumbuhan anak, sehingga banyak balita tidak mendapatkan makanan yang bergizi seimbang hanya diberi makan seadanya atau asal kenyang.

Selain itu, hidup di negara dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi sosial dan politik tidak stabil, ataupun adanya pantangan untuk menggunakan makanan tertentu dan berlangsung turun-temurun dapat menjad hal yang menyebabkan terjadinya kwashiorkor.

2. Kemiskinan.

Kemiskinan sering dituding sebagai biang keladi munculnya penyakit ini di negara-negara berkembang. Rendahnya pendapatan masyarakat menyababkan kebutuhan paling mendasar, yaitu pangan pun sering kali tidak biasa terpenuhi apalagi tidak dapat mencukupi kebutuhan proteinnya.

3. Laju pertumbuhan penduduk

Laju pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi dengan bertambahnya ketersedian bahan pangan akan menyebabkan krisis pangan. Ini pun menjadi penyebab munculnya penyakit KKP.

4. Infeksi.

Tak dapat dipungkiri memang ada hubungan erat antara infeksi dengan malnutrisi. Infeksi sekecil apa pun berpengaruh pada tubuh. Sedangkan kondisi malnutrisi akan semakin memperlemah daya tahan tubuh yang pada gilirannya akan mempermudah masuknya beragam penyakit.

Tindakan pencegahan otomatis sudah dilakukan bila faktor-faktor penyebabnya dapat dihindari. Misalnya, ketersediaan pangan yang tercukupi, daya beli masyarakat untuk dapat membeli bahan pangan, dan pentingnya sosialisasi makanan bergizi bagi balita serta faktor infeksi dan penyakit lain.

5. Pola makan.

Protein (asam amino) adalah zat yang sangat dibutuhkan anak untuk tumbuh dan berkembang. Meskipun intake makanan mengandung kalori yang cukup, tidak semua makanan mengandung protein atau asam amino yang memadai.

Bayi yang masih menyusui umumnya mendapatkan protein dari Air Susu Ibu (ASI) yang diberikan ibunya. Namun, bayi yang tidak memperoleh ASI protein dari suber-sumber lain (susu, telur, keju, tahu, dan lain-lain) sangatlah dibutuhkan. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai keseimbangan nutrisi anak berperan penting terhadap terjadinya kwashiorkor terutama pada masa peralihan ASI ke makanan pengganti ASI.

6. Tingkat pendidikan orang tua

Tingkat pendidikan orang tua khususnya ibu mempengaruhi pola pengasuhan balita. Para ibu kurang mengerti makanan apa saja yang seharusnya menjadi asupan untuk anak-anak mereka.

7. Kurangnya pelayanan kesehatan, terutama imunisasi.

Imunisasi yang merupakan bagian dari system imun mempengaruhi tingkat kesehatan bayi dan anak-anak.

Sumber : meongnoque

Adapun faktor-faktor penyebab penyakit KKP adalah sebagai berikut: faktor diet, faktor sosial, kepadatan penduduk, infeksi, ekonomi, dan lain-lain.

  1. Faktor Diet
    Menurut konsep klasik, diet yang mengandung cukup energi tetapi kurang protein akan menyebabkan anak menjadi penderita Kwashiorkor. sedangkan diet kurang energi walaupun zat-zat gizi esensialnya seimbang akan menyebabkan anak menjadi penderita Marasmus. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Gopalan dan Narasnya (1971) terlihat bahwa dengan diet yang kurang-lebih sama, pada beberapa anak timbul gejala-gejala Kwashiorkor, sedangkan pada beberapa anak yang lain timbul gejala-gejala Marasmus. Mereka membuat kesimpulan bahwa diet merupakan faktor yang penting, tetapi ada faktor lain yang masih harus dicari untuk dapat menjelaskan timbulnya gejala tersebut.

  2. Faktor Sosial
    Pantangan untuk menggunakan bahan makanan tertentu yang sudah turun temurun dapat mempengaruhi terjadinya penyakit KKP. Ada kalanya pantangan tersebut didasarkan pada keagamaan, tetapi ada pula yang merupakan tradisi yang turun-temurun. Jika pantangan itu di dasarkan kepada keagamaan maka sulit diubah, tetapi jika pantangan tersebut berlangsung karena kebiasaan, maka dengan pendidikan gizi yang baik dan dilakukan terus menerus hal tersebut masih dapat diatasi. Faktor-faktor sosial lain yang dapat mempengaruhi terjadinya penyakit KKP adalah:

    • Perceraian yang sering terjadi antara wanita yang mempunyai anak banyak dengan suaminya yang merupakan pencari nafkah tunggal;

    • Para pria dengan penghasilan kecil mempunyai banyak istri dan anak, sehingga dengan pendapatan yang kecil ia tidak dapat memberi cukup makan pada anggota keluarganya yang besar itu;

    • Para ibu mencari nafkah tambahan pada waktu-waktu tertentu, misalnya pada musim panen mereka pergi memotong padi para pemilik sawah yang letak sawahnya jauh dari tempat tinggal para ibu tersebut. Anak-anak terpaksa ditinggalkan di rumah sehingga jatuh sakit dan mereka tidak mendapat perhatian dari pengobatan semestinya;

    • Para ibu setelah melahirkan yang mempunyai pekerjaan tetap sehingga harus meninggalkan bayinya dari pagi sampai sore. Dengan demikian, bayi tersebut tidak mendapat ASI sedangkan pemberian pengganti ASI walaupun makanan tambahan tidak dilakukan dengan semestinya. Alangkah baiknya jika misalnya badan-badan yang bergerak dibidang sosial menampung bayi dari anak-anak kecil yang ditinggal bekerja seharian penuh di balai desa, mesjid, gereja, atau tempat lain untuk dirawat dan diberi makan yang cukup dan baik.

  3. Faktor Infeksi
    Telah lama diketahui adanya interaksi sinergistis antara malnutrisi dan infeksi. Infeksi derajat apapun dapat memperburuk keadaan gizi. Malnutrisi, walaupun masih ringan, mempunyai pengaruh yang negatif pada daya tahan tubuh terhadap infeksi. Hubungan ini sinergisitas, sebab malnutrisi disertai infeksi pada umumnya mempunyai konsekuensi yang lebih besar dari pada diri sendiri.

  4. Faktor Ekonomi
    Penyakit KKP merupakan masalah negara-negara miskin dan terutama merupakan masalah bagi golongan miskin dalam masyarakat negara tersebut. Faktor ekonomi ditekankan dalam laporan Oda Advisory Committee on Protein pada tahun 1974. Mereka menganggap masyarakat yang status ekonominya rendah (kemiskinan) merupakan dasar penyakit KKP. Tidak jarang terjadi bahwa petani miskin menjual tanah miliknya untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari, lalu ia menjadi penggarap yang menurunkan lagi penghasilannya, atau ia meninggalkan desa untuk mencari nafkah di kota besar. Dengan penghasilan yang tetap rendah, ketidakmampuan menanam bahan makanan sendiri, ditambah pula dengan timbulnya banyak penyakit lnfeksi karena kepadatan tempat tinggal.

Referensi

Siregar, M A. 2004. Pengaruh Pengetahuan Ibu Terhadap Kurang Kalori Protein Pada Balita. Artikel ilmiah, USU digital library.