Eksistensi Sosial Media Dapat Mendorong Tindakan Self-Improvement Pada Diri Manusia. Setujukah?

Tak dapat dipungkiri lagi bahwa seluk-beluk dunia digital makin berkembang, salah satunya adalah sosial media. Kian hari, banyak bermunculan media sosial dengan berbagai model, fungsi, dan fitur. Tentunya keanekaragaman tersebut sedikit-banyak membawa dampak untuk manusia, khususnya generasi muda yang diyakini makin mudah atau “canggih” untuk mengakses media sosial.

Dikutip dari penelitian yang diadakan di China oleh Xiaoli Ni, Xiaoyi Shao, dan Ran Qu dengan tajuk The Association with Online Social Media Use: “Self” and Subjective Well-being of Teenagers , sosial media secara spesifik membawa dampak yang positif untuk remaja. Sosial media dinilai dapat memprediksi atau membantu para remaja menemukan jati diri mereka dan menyejahterakan mereka secara subjektif.

Namun, dengan segala fitur dan konten yang ada di sosial media, dapatkah hal itu mendorong atau membantu penggunanya untuk melakukan tindakan mengembangkan diri atau self-improvement ?

Jika menelisik lebih dalam lagi, banyak konten di sosial media yang berkaitan dengan self-improvement . Misalnya, jika kita mengetikkan kata kunci “ self-improvement ” pada kotak pencarian di platform YouTube, maka kita akan disuguhi berbagai macam konten video yang tentu saja berkaitan dengan topik self-improvement . Semudah itu kita mengaksesnya.

Atau, jika kita mengikuti akun-akun atau fanbase influencer di Instagram, kita akan mendapati postingan-postingan yang mengangkat unsur self-improvement atau pengembangan diri akan muncul pada linimasa akun kita.

Konten-konten tersebut bisa saja memacu atau mendorong penontonnya untuk melakukan tindakan self-improvement . Bisa saja mereka seketika mendapatkan semangat serta dorongan untuk menjadi figur yang lebih baik setelah melihat konten terebut. Lantas, setujukah Anda jika eksistensi sosial media dapat mendorong tindakan self-improvement pada diri manusia?

2 Likes

wahh opini yang bagus sekali kak. saya setuju dengan kakak. memang benar perlu sekali adanya motivasi untuk dapat mendorong tindakan self-improvement. salah satu cara yang paling mudah ialah dari sosial media. namun tindakan self-improvement tidak hanya bisa didapat melalui motivasi saja. tetapi juga harus ada inspirasi dari diri sendiri terlebih dahulu. karena percuma saja jika banyak sekali motivasti tetapi tidak ada kemauan hati untuk memperbaiki diri menjadi lebih baik.
cmiiw

Betul sekali, Kak. Antara motivasi dari sosial media dan dorongan atau niat dari diri sendiri juga harus seimbang begitu ya.

Terima kasih sudah mampir ke artikel saya, Kak. :grin:

Tolong ya kak ,artikel saya juga dikomentari,agar kita sama sama berdiskusi.

Bagaimana menurutmu antara jurusan IPA dengan jurusan IPS di sekolah?.

Ok ,dari pernyataan kakak,. Media sosial bisa meningkatkan improvement ya saya setuju. Krn media sosial kita bisa mempebaiki sikap kita melaui banyak teman,kita akan sering berinterkasi dgn mereka, canda,dan kadang kala media sosial juga ada mengadakan lomba,sehingga bisa melatih kemapuan kita ya,dan itu jalan nya melaui media sosial.

Walau begitu,media sosial juga punya dampak buruk. Kita harus menyeimbangkannya. Agar bersifat postif

Setuju unnie. Apalagi seperti saya waktu ujian kemarin pas lihat-lihat IG yg ada kata-kata bijak langsung semangat.

Intinya kita harus bisa juga memilah sosmed yg bakal bantu kita meningkatkan self-improvement itu sendiri

Makasih infonya

Sosial media yang digunakan dengan benar bisa berdampak positif pada pembentukan diri kita. Kita bisa mendapatkan akses untuk mempelajari pemikiran, cara hidup, representasi diri, dan banyak hal lain dari figur-figur hebat yang mungkin tidak bisa kita temui di kehidupan kita sehari-hari. Adanya figur-figur tersebut di media sosial kita bisa mendapatkan contoh dan inspirasi yang bisa kita terapkan dalam kehidupan kita. Misalnya, di media sosial kita menemukan figur perempuan mandiri yang berpendidikan tinggi, sementara perempuan yang kita temui sehari-hari bertolak belakang dengan figur tersebut. Hal itu membuat kita menyadari kalau realita tidak sesempit yang kita lihat di sekeliling kita. Kita jadi punya cara pandang yang baru mengenai kemampuan dan kesempatan yang bisa diperoleh seorang perempuan. Bisa jadi pandangan itu pada akhirnya akan membawa kita ke tingkat yang tidak pernah kita duga sebelumnya. Hal yang sama juga bisa berlaku untuk figur-figur yang kurang baik. Pada intinya media sosial adalah dunia luas yang menawarkan berbagai hal baik itu yang positif maupun negatif. Kalau kita mengambi hal-hal yang positif maka hal itu bisa dangat bermanfat bagi diri kita.