EGOISME DI SEKITAR KITA : SI KECIL YANG TERLUPAKAN


Sumber : news.psu.edu

Pagi yang cerah berawan membangkitkan diriku dari tidur nyenyakku. Segudang aktivitas sebagai mahasiswa dimulai pagi ini. Aku Rino, salah satu mahasiswa perguruan tinggi di Jawa Timur. Belajar dan belajar sudah menjadi kewajiban. Tidak lengkap misal hanya belajar saja, di saat jenuh bolehlah jalan-jalan sebentar bareng teman-teman. Aku punya teman, namanya Aldi. Dia teman dekatku yang selama ini selalu membantu kalau diriku tengah mendapat kesusahan. Aku dan Aldi satu asrama meski beda kamar.

Kegiatan belajar di kampus hari ini tidak banyak karena dosen pengajar kebetulan ada rapat bersama pimpinan universitas. Beliau menitipkan tugas laporan kelompok yang perlu dikerjakan dan didiskusikan untuk minggu depan saat presentasi. Selepas kelas aku, Aldi, dan anggota kelompokku janjian untuk mengerjakan tugas bersama di sebuah kafe.

“Guys , jangan lupa ya, nanti kita kerjain tugas di kafe biasa ya, jam tiga sore. Jangan lupa bawa laptop!” ucapku kepada teman-temanku. Akhirnya aku, Aldi, dan teman-temanku pulang dulu untuk mengambil laptop. Cuaca makin panas, raja siang udah di atas ubun-ubun kepala. “Eh gila Rin, panas banget nih , gak pengin mampir kantin dulu. Beli es gitu?” celetuk Aldi yang kehausan setengah mati. “ Enggak deh , ku mau langsung balik aja . Ku udah pengin rebahan.” ucapku sambil tertawa. “ Aih , kamu ini, rebahan mulu deh. Sebentar doang mah . Gak asyik deh kamu” celetuk Aldi kesal dengan wajah cemberut. “ Sorry ya Di. Ku duluan aja . Jangan lupa nanti miscall aku ya Di. Sampai jumpa nanti” ucapku sambil lari-lari kecil menuju asrama.

Sesampainya di asrama, aku beres-beres dan menyiapkan barang-barang untuk mengerjakan tugas nanti di kafe. Kulirik jam dinding nampak masih jam satu siang, akhirnya aku putuskan untuk tidur siang dulu. Tidurku cukup pulas karena ditemani pendingin ruangan yang sejuk. Sejam berlalu aku tidur, terdengar telponku berdering. Ternyata Aldi menelponku. “Halo Rin, ku mau ngingetin tugas kelompok kita nanti ya, jangan lupa” celetuk Aldi. “ Eh iya, sorry sorry , aku ketiduran ini. Untung kamu ingetin . Thanks ya. Sampai jumpa nanti kalau gitu ” ucapku sambil menutup telpon.

Jam dinding menunjukkan jam tiga kurang seperempat, aku segera ke kamar Aldi untuk mengajak bersiap berangkat ke kafe mengerjakan tugas. “Tok tok tok” pintu kamar Aldi kuketuk. “ Eh Rin, sudah siap aja . Tunggu bentar ya” ucap Aldi. Setelah siap, kami berjalan keluar asrama menuju kafe. Jarak kafe dengan asrama tidak begitu jauh, cukup lima menit saja dengan jalan kaki.

Sesampainya di kafe, aku dan Aldi mencari tempat yang enak untuk mengerjakan tugas. Kulihat di sudut ruangan ada kursi yang cukup untuk kita berempat kumpul. Lima belas menit kemudian teman-teman kelompokku datang dan duduk di tempat yang telah kami siapkan. Sebelum memulai tugas, tak lupa pula kami pesan minuman dan snack kecil. Kami buka buku menu kafe dan memilih menu yang tersedia. Sepuluh menit kemudian pesanan kami datang. “ Eh guys , kita mulai aja ya, nugasnya” ucapku kepada teman-teman untuk menyegerakan pengerjaan tugas.

Setengah jam kami mengerjakan tugas, masih belum selesai. Akhirnya kita jeda dulu sambil menikmati hidangan yang sebelumnya telah tersaji. Ditengah-tengah kami menikmati hidangan, datang pengunjung lain. Seorang pria dengan tubuh tegap tinggi berkaos biru yang memilih duduk dekat dengan meja kami. Selepas menikmati hidangan kami lanjut mengerjakan tugas. Belum lama mengerjakan tugas, kami dibuatnya sedikit terganggu dengan sikap pria dekat meja kami. Minuman kopi yang tersaji di depannya tak sengaja tumpah karena tersenggol tangannya saat memainkan gadget -nya. Akhirnya si pria memanggil pelayan untuk memesan minuman bersoda ditambah snack dan meminta bantuan cleaning service untuk membersihkan tumpahan kopi. Setibanya pesanan soda dan snack , tak lama kemudian cleaning service datang dan membersihkan tumpahan kopi di lantai. Seakan tak tahu terima kasih, si pria hanya terus memainkan gadget- nya dan acuh terhadap si cleaning service. Selepas menikmati hidangan, si pria terlihat buru-buru pergi dari kafe setelah mendapat telepon dari seseorang. Kaleng minuman soda dan bungkus snack tergeletak di meja tanpa dibuang ke tempat sampah. Kami kesal tingkah si pria itu karena seenaknya sendiri, tidak peduli kebersihan kafe. Padahal jelas-jelas terlihat ada papan info untuk saling membuang sampah di tempat sampah yang tersedia. Akhirnya selepas kami mengerjakan tugas, kami memunguti sampah si pria tersebut dan membuangnya ke tempat sampah.

“Sesibuk apapun, jangan lupakan hal-hal kecil. Belajar peduli untuk diri sendiri dan sesama”.

~ TAMAT~

#LombaCeritaMini #2.0 #dictiocommunity #EgoismediSekitarKita #CeritaDiRumahAja #DiRumahAja