Ego dalam kehidupan pembelajaran

Begitu banyak hal yang terjadi ini sekitar kita mulai dari hal hal yang berhubungan dengan kebaikan ataupun keburukan.

Salah satu yang menjadi unsur terpenting dalam hidup ini adalah diri kita sendiri. Diri kita berinteraksi dengan banyak orang dan menimbulkan suatu perbuatan. Perbuatan tersebut menghubungkan antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya. Dari kegiatan tersebut kemudian timbul berbagai kesan. Mulai dari kesan yang timbul dari reaksi kita sendiri ataupun pemikiran. Salah satu reaksinya yaitu egoisme kita sendiri.

Egoisme sangat banyak terjadi dalam suatu lingkungan. Salah satunya yaitu di kalangan pelajar. Ego yang timbul bukan hanya dari reaksi kita melainkan juga perasaan kita sendiri. Salah satu hal yang dapat kita kaitkan yaitu keegoisan dalam berpendapat dan berilmu.
Setiap orang mempunyai jiwa berkompetisi, berpendapat, dan berkolompok dalam diri masing masing. Semua itu ada dalam diri para siswa saat mereka belajar. Dalam belajar, terkadang siswa lebih mementingkan diri sendiri. Siswa lebih mengutamakan nilai daripada memperoleh ilmu. Ilmu justru hanya dimanfaatkan untuk ajang mendapatkan nilai. Tetapi ilmu justru lebih penting daripada nilai.
Dalam ajang mendapat nilai, semua orang berusaha untuk mencari nilai terbaik dan kemudian melupakan ilmu, lebih memilih untuk berkeras kepala dengan jawaban sendiri tanpa berdiskusi dengan teman lainnya, dan mengabaikan teman yang lain atau justru menolak untuk berdiskusi mencari solusi yang terbaik. Tak salah jika kita berdiskusi dengan tetap mengindahkan peraturan.
Selain itu, sebagai pelajar yang mempunyai tujuan untuk mencari ilmu, justru banyak dari mereka yang egois akan semangat itu. Terlalu banyak keegoisan justru akan melumpuhkan ilmu yang telah diserap. Terkadang, pelajar hanya mementingkan makna kompetisi daripada ilmu yang seharusnya bersifat mengajarkan. Ilmu mempunyai dasar untuk mendidik kita bukan hanya dari segi pemahaman tetapi juga etika dan sikap kita.
Keegoisan dalam belajar dapat dicontohkan seperti mengabaikan teman yang ingin berdiskusi untuk mencari solusi. Hal ini terkadang terjadi di kalangan pelajar. Begitu banyak hal yang seharusnya dapat diskusi untuk mempererat hubungan dan memotivasi sesama teman belajar. Selain itu keegoisan dalam mengeluarkan pendapat juga kadang terjadi, seperti pada saat berdiskusi , tidak ingin mendengarkan pendapat orang lain dan hanya mementingkan diri sendiri, sehingga kesepakatan tidak terjadi. Kita tidak tahu bagaimana menggapai suatu hal yang seharusnya bisa mengesampingkan ego dan membangun kerja sama dalam suatu hal yang positif. Begitu banyak hal yang dapat dilakukan dengan cara kerjasama tidak hanya dalam berpendapat.

Berbagai faktor yang mempengaruhi keegoisan suatu belajar. Faktor seperti pergaulan. Terkadang pergaulan bisa menyebabkan perubahan sikap seseorang.

Perubahan sikap tersebut bisa berujung keegoisan. Ego yang merusak sistem pembelajaran. Ego tersebut kemudian dapat menjadi sikap kita sehari hari

Kita juga seharusnya dapat mengatasi ego kita agar kehidupan pembelajaran dapat berjalan dengan baik.