Efek samping dan bahaya sulfasalazine


Sulfasalazine adalah salah satu jenis obat antiinflamasi non-steroid yang berfungsi mengurangi inflamasi. Obat ini umumnya digunakan dalam menangani penyakit inflamasi usus seperti kolitis ulseratif dan penyakit Crohn. Apa saja efek samping dan bahayanya?

Mintalah segera bantuan tenaga medis jika Anda mengalami reaksi alergi: gatal-gatal; kesulitan bernapas; bengkak pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan.

Hentikan penggunaan sulfasalazine dan hubungi dokter jika Anda mengalami efek samping serius:

  • Demam, sakit tenggorokan, atau gejala flu lainnya
  • Kulit pucat, mudah memar
  • Urin berwarna gelap, sakit kuning (menguning pada kulit atau mata)
  • Sakit atau terasa panas saat buang air kecil
  • Buang air kecil lebih jarang dari biasanya
  • Nampaknya tablet yang utuh pada feses Anda
  • Demam, sakit tenggorokan, dan sakit kepala disertai kulit melepuh, mengelupas dan ruam kemerahan.

Efek samping lain yang tidak begitu serius yaitu:

  • Mual ringan, muntah-muntah, diare, gangguan pada perut
  • Hilangnya nafsu makan
  • Pusing, terasa berputar
  • Bercak putih atau luka pada mulut atau bibir Anda
  • Sulit tidur
  • Rasa gatal ringan atau terdapat ruam pada kulit.

Tidak semua orang mengalami efek samping berikut ini. Mungkin ada beberapa efek samping yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran mengenai efek samping tertentu, konsultasikanlah pada dokter atau apoteker Anda.

Sumber : hellosehat.com

https://hellosehat.com/obat/sulfasalazine/

Gunakanlah sulfasalazine sesuai anjuran dokter dan jangan lupa untuk membaca keterangan pada kemasan. Obat ini sebaiknya dikonsumsi sesudah makan guna mencegah efek samping dan jangan lupa untuk banyak minum selama menggunakannya.

Pasien disarankan untuk memeriksakan diri secara rutin ke dokter. Langkah ini dianjurkan agar keefektifan obat dan reaksi tubuh terhadap obat bisa dipantau.

Sulfasalazine berpotensi meninggalkan bercak pada lensa kontak. Oleh karena itu, pengguna kontak lensa yang meminum obat ini dianjurkan berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui jenis-jenis lensa kontak yang sebaiknya dihindari.

Pastikan ada jarak waktu yang cukup antara satu dosis dengan dosis berikutnya. Usahakan untuk mengonsumsi sulfasalazine pada jam yang sama tiap hari untuk memaksimalisasi efeknya.

Bagi pasien yang lupa mengonsumsi sulfasalazine, disarankan segera meminumnya begitu teringat jika jadwal dosis berikutnya tidak terlalu dekat. Jangan menggandakan dosis obat pada jadwal berikutnya untuk mengganti dosis yang terlewat.

Sumber : www.alodokter.com

Takaran konsumsi sulfasalazine untuk tiap pasien tentu berbeda-beda. Dokter akan menentukannya berdasarkan tingkat keparahan penyakit, usia, kondisi kesehatan pasien, serta reaksi tubuh pasien terhadap obat. Khusus untuk anak-anak, berat badan juga akan menjadi faktor penting yang dipertimbangkan dalam penentuan dosis.

Dosis konsumsi sulfasalazine untuk pasien dewasa umumnya dianjurkan sebanyak 500 mg per hari yang sebaiknya diminum pada malam hari. Setelah satu minggu, dokter mungkin akan meningkatkan dosis sebanyak 2.000 – 3.000 mg (2-3 gram) per hari. Dosis ini bukan untuk sekali minum, tapi terbagi dalam beberapa kali konsumsi. Dosis maksimalnya adalah sebanyak 3.000 mg per hari.

Sumber : www.alodokter.com

Sulfasalazine adalah obat yang digunakan untuk mengobati penyakit usus jenis tertentu yang disebut kolitis ulserativa. Obat ini tidak menyembuhkan kondisi tersebut, tetapi membantu meredakan gejalanya seperti demam, sakit perut, diare, dan perdarahan rektum. Setelah serangan diobati, sulfasalazine juga digunakan untuk meningkatkan periode antara masing-masing serangan. Obat ini bekerja dengan mengurangi iritasi dan pembengkakan pada usus besar.

Sebagai tambahan, tablet delayed-release sulfasalazine digunakan untuk mengobati rheumatoid arthritis. Sulfasalazine membantu meredakan nyeri sendi, pembengkakan, dan rasa kaku. Pengobatan dini rheumatoid arthritis dengan sulfasalazine dapat membantu/mencegah kerusakan sendi lebih jauh sehingga Anda bisa melakukan kegiatan sehari-hari seperti biasanya. Obat ini digunakan bersamaan dengan obat lain, istirahat, dan terapi fisik bagi pasien yang tidak merespon obat lainnya (salicylates, nonsteroidal anti-inflammatory drugs-NSAIDs).

KEGUNAAN LAIN: Bagian ini berisi penggunaan obat yang tidak tercantum pada daftar yang disetujui oleh BPOM tetapi mungkin disarankan oleh ahli kesehatan. Gunakan obat ini pada kondisi yang temasuk di dalam daftar pada bagian ini jika disarankan oleh Ahli kesehatan Anda.

Obat ini juga bisa digunakan untuk mengobati jenis penyakit usus lain yang disebut penyakit Crohn.

Sumber : hellosehat.com