Dinding Kaca: Mungkinkah Menjadi Tren Rumah Modern?

Kaca merupakan material yang memiliki molekul acak seperti zat cair, namun kohesi material kaca membuatnya terlihat seperti benda padat. Karena susunan molekul yang acak, kaca memiliki property tembus pandang. Menurut Pliny, kaca ditemukan pada tahun 5000 SM secara tidak sengaja di Syria. Penemuan ini terjadi pada saat pedagang mencoba membakar suatu batuan, yang meleleh dan mengeras menjadi opaque (transparan). (1855, Pliny) Kaca mulai digunakan sebagai perhiasan, serta juga sebagai vas. Menurut nissink, kaca mulai digunakan dalam arsitektur pada tahun 100 Masehi,. (Nissink, 2014)

Desain rumah selalu berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Pada zaman dahulu, konsep perumahan masyarakat cenderung sesuai dengan cirikhas serta filosofi daerah tersebut. Contohnya adalah rumah gadang dari daerah Padang, Sumatera Barat. Rumah gadang atau yang biasa disebut sebagai rumah bagonjong atau rumah baanjuang memiliki desain yang cukup unik, yakni dengan atap yang berbentuk seperti tanduk kerbau. Bentuk tanduk kerbau sangat dibanggakan oleh orang Minang, sebab hal tersebut merupakan simbol kemenangan orang Minang dalam peristiwa adu kerbau bersama orang Jawa. Bahan yang digunakan juga unik, yakni kayu dari pohon Juha. Pohon Juha merupakan pohon yang kokoh, sehingga cocok digunakan sebagai bahan dasar pembangunan di Sumatera Barat yang rawan akan gempa. Bahan atap yang digunakan adalah ijuk, serta dinding dibangun menggunakan potongan bambu. Jarang terlihat penggunaan kaca dalam rumah tradisional.

Pada zaman modern, desain rumah cenderung menggunakan bahan yang sama di tiap daerah. Bahan yang umum digunakan sebagai dinding adalah batu bata, serta genteng keramik atau tanah liat sebagai atap. Kaca umumnya digunakan sebagai ornamen penghias pada dinding sebagai jendela. Namun, sifat dan properti kaca berkembang seiring perkembangan zaman. Kaca menjadi lebih kuat untuk menahan beban, sehingga mulai dipertimbangkan untuk dijadikan elemen utama suatu bangunan seperti dinding, bahkan kolom. Sekarang, dapat ditemukan banyak rumah modern dengan dinding kaca yang luas, bahkan terkesan seperti ‘selimut’ rumah.

Penggunaan kaca untuk dinding eksterior merupakan salah satu pendekatan estetis dalam mendesain rumah. Kaca sebagai dinding sering dianggap dapat memperluas ruangan. Meskipun tidak ada pengaruh terhadap luas ruangan, dinding kaca yang transparan membuat pandangan di dalam rumah terkesan seperti tanpa batas. Selain itu, kaca dapat menjadi solusi untuk menghemat listrik. Pencahayaan alami dari matahari dapat menjadi alternatif penerang ruangan, sehingga penggunaan lampu konvensional dapat dikurangi.

Kaca juga memiliki berbagai manfaat sebagai pelapis ruangan. Kaca memiliki properti peredam panas, sehingga ruangan akan terasa dingin meskipun tidak menggunakan Air Conditioner (AC). Sifat lain kaca sebagai dinding adalah kedap suara. Penggunaan dinding kaca sangat bermanfaat jika anda tinggal di daerah konstruksi, ataupun dekat jalan raya. Suara bising yang dihasilkan dari aktivitas luar dapat diredam oleh kaca. Kaca juga memiliki sifat tahan air, sehingga kekhawatiran tentang bocornya dinding akibat hujan dapat dihilangkan. Kaca juga lebih mudah dibersihkan. Perawatan kaca yang perlu dilakukan adalah dengan membersihkan kotoran yang menempel, jauh lebih mudah dengan mengecat ulang dinding tembok.

Meskipun penggunaan dinding kaca memiliki berbagai manfaat, dinding kaca memiliki berbagai kelemahan pula. Salah satu kelemahan kaca yang umum adalah, kaca tidak kuat dalam menghadapi getaran. Oleh karena itu, tidak direkomendasikan untuk menggunakan dinding kaca di daerah yang rentan terjadi gempa. Terdapat juga beberapa kaca yang memiliki resistensi tinggi terhadap getaran, namun kaca yang berkualitas tinggi memiliki harga yang tinggi pula. Harga kaca sebagai dinding berbanding jauh dengan dinding tembok konvensional. Pemasangan kaca tergolong cukup rumit, sehingga membutuhkan tenaga ahli yang lebih mahal.

Kerentanan kaca dalam menahan tekanan juga menjadi pertimbangan saat memasang dinding kaca. Solusi dari permasalahan tersebut adalah dengan memasang sambungan spider ( Spider Fitting ). Namun, pemasangan sambungan spider mengurangi nilai estetis dinding kaca. Kaca juga memiliki kelemahan fatal lain, yakni kaca tidak dapat diperbaiki. Jika kaca sudah pecah, maka tidak ada acara untuk merestorasi pecahan kaca seperti semula. Biaya mengganti kaca jauh lebih tinggi dibandingkan dengan memplester ulang dinding tembok.

Dinding kaca memiliki berbagai kelebihan dan kelemahan. Namun, beberapa kelemahan kaca dapat diatasi dengan solusi-solusi yang tersedia. Oleh karena itu, dinding kaca sebagai tren rumah modern sangat memungkinkan untuk terealisasi.