Dimanakah Allah swt berada ?

Allah adalah kata bahasa Arab untuk Tuhan. Kata ini memiliki kata kerabat dalam bahasa Semit lainnya, di antaranya Elah dalam bahasa Aram, Ēl dalam bahasa Kanaan, dan Elohim dalam bahasa Ibrani.

Keberadaan allah tentunya sering ditanyakan oleh beberapa orang. Dimanakah Allah swt berada ?

Ketika para ulama salaf ditanya tentang kaiffiyah istiwa (cara Allah bersemayam) mereka menjawab: “Istiwa (bersemayam) Allah itu sudah dipahami, sedangkan cara-caranya tidak diketahui; mengimaninya (istiwa) adalah wajib dan bertanya tentangnya adalah bid’ah.” Jadi, kaum salaf sepakat bahwa kaiffiyah istiwa itu tidak diketahui oleh manusia dan bertanya tentang hal itu adalah bid’ah. Karena hal itu tidak dilakukan oleh para salaf di zamannya.

Jika ada orang yang bertanya, “Bagaimana cara Allah turun ke langit dunia?” Maka tanyakanlah kepadanya, “Bagaimanakah DIA?” Jika dia mengatakan, “Saya tidak tahu kaiffiyah (kondisi)-Nya.” Maka jawablah, “Maka dari itu kita tidak mengetahui kaiffiyah turun-Nya. Sebab untuk mengetahui kaiffiyah sifat harus terlebih dahulu mengetahui kaiffiyah dzat yang disifati itu.” Karena sifat itu adalah cabang dan mengikuti yang disifatinya. Begitu juga ketika kita ingin menanyakan sifat keberadaan Allah. Kita harus tahu kondisi Allah. Jadi bagaiman mungkin kita menjelaskan cara Allah mendengar, melihat, berbicara, bersemayam, turun, padahal kita tidak mengetahui bagaimana kaifiyyah dzat-Nya?

Satu-satunya yang bisa menjelaskan keberadaan Allah, hanyalah Allah subhanahu wata’ala sendiri. Dan Allah sendiri telah menjawab pertanyaan ini lewat nash-nash dalam Alqur’an atau As Sunnah. Keterangan dari keduanya itulah yang sebenarnya bisa diterima dan diakui dalam aqidah Islam, jauh dari konsep pemikiran akal manusia. Sebab jawaban kita hanya semata-mata dari keterangan Allah Subhanahu Wata`ala sendiri yang secara formal telah memperkenalkan diri-Nya kepada kita.

Allah Berada di Atas Arsy

Keterangan dari Allah ini dapat kita temukan pada ayat-ayat-Nya di bawah ini:

Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy . Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan matahari, bulan dan bintang-bintang tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam. (QS. Al-Araf : 54)

Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah Yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy untuk mengatur segala urusan. Tiada seorangpun yang akan memberi syafa’at kecuali sesudah ada izin-Nya. yang demikian itulah Allah, Tuhan kamu, maka sembahlah Dia.Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran? (QS. Yunus : 3)

Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan , menjelaskan tanda-tanda , supaya kamu meyakini pertemuan dengan Tuhanmu. (QS. Ar-Ra’d : 2)

Tuhan Yang Maha Pemurah. Yang bersemayam di atas 'Arsy. (QS. Thaha : 5)

Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, kemudian dia bersemayam di atas Arsy , Yang Maha Pemurah, maka tanyakanlah kepada yang lebih mengetahui tentang Dia. (QS. Al-Furqan : 59)

Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy. Tidak ada bagi kamu selain dari padaNya seorang penolongpun dan tidak seorang pemberi syafa’at. Maka apakah kamu tidak memperhatikan? (QS. As-Sajdah : 4)

Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: Kemudian Dia bersemayam di atas 'arsy Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya . Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Hadid : 4)

Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung 'Arsy Tuhanmu di atas (kepala) mereka. (QS. Al Haaqqah: 17)

Allah Berada di Langit

“Tidakkah kamu merasa aman dari Allah yang berada DI LANGIT bahwa Dia akan menjungkir-balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu berguncang. Atau apakah merasa aman terhadap Allah yang DI LANGIT bahwa Dia akan mengirimkan badai yang berbatu. Maka kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat) mendustakan peringatan-Ku”. ( QS Al-Mulk : 16-17).

Selain itu ada hadits dari Rasulullah SAW yang juga menjelaskan tentang di manakah Allah SWT itu .

Dari Abdullah bin Amr bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Kasihanilah yang di bumi maka kamu akan dikasihani oleh YANG DI LANGIT”. (HR. Tirmiziy).

Rasulullah bersabda: Tidakkah kalian mau percaya kepadaku padahal aku adalah kepercayaan dari Tuhan yang ada di langit. [Bukhari no.4351 kitabul Maghazi; Muslim no.1064 Kitabuz Zakat]

Namun tentang bagaimana keberadaan Allah SWT di langit dan di asry, kita tidak punya keterangan pasti. Maka kita imani keberadaannya sedangkan teknisnya seperti apa, itu majhul atau tidak dapat diketahui karena keterbatasaan panca indera serta keterbatasan akal manusia. Dan bertanya tentang seperti apa teknisnya adalah bid’ah.

Allah Dekat dan Ada di Mana-mana

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.” (QS. Qaaf : 16)

Apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawa­blah), bahwasanya aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang mendo’a apabila ia berdo’a kepada-Ku… (QS Al-Baqarah: 186).

Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Hadid : 4)

Namun kata ma’a tidak berarti menunjukkan tempat seseorang berada. Sebab dalam percakapan kita bisa mengatakan bahwa aku menyertaimu, meski pada kenyataannya tidak berduaan. Sebab kebersamaan Allah SWT dalam ayat ini adalah berbentuk muraqabah atau pengawasan.

Seperti ketika Rasulullah berkata pada Abu Bakar saat berada di dalam gua, “Jangan kamu sedih, Allah beserta kita”. Ini tidak berarti Allah SWT ikut masuk gua. Tapi, lebih bermakna bahwa mereka berada dalam pengawasan Allah. Jadi, keterangan yang mengatakan Allah ada di mana-mana bukan merujuk pada tempat atau keberadaan-Nya, melainkan kebersamaan-Nya melalui pengawasan serta rida-Nya bagi orang-orang yang teguh berada di jalan-Nya.

Perpaduan antara ma’iyah (kebersamaan) dan 'uluw (keberadaan di atas) bisa terjadi pada makhluk. Seperti dikatakan: “Kami masih meneruskan perjalanan dan rembulan pun bersama kami”. Kalimat ini tidaklah dianggap bertentangan, padahal sudah barang tentu bahwa orang yang melakukan perjalanan itu berada di bumi sedangkan rembulan berada di langit. Apabila hal ini bisa terjadi pada makhluk, maka bagaimana pikiran Anda dengan Al-Khaliq yang meliputi segala sesuatu?

Apakah tidak bisa dikatakan bahwa Dia bersama Makhluk-Nya di samping Dia Maha Tinggi berada di atas mereka, terpisah dari mereka, bersemayam di atas 'arsy-Nya?

Syeikh 'Utsaimin menjelaskan tentang, ayat “…Dan Dia bersama kamu di manapun kamu berada.” (QS 57: 4), bahwasannya ma’iyah (kebersamaan) dalam ayat ini sama sekali tidak menunjukkan pengertian Allah Subhanahu Wata’ala bercampur dengan makhluk atau tinggal bersama di tempat mereka.