Dijamin Pakai Cara Ini Dia Terpikat


(Sumber: www.instagram/ kartun.muslimahh/

Menemukan tambatan hati adalah hal yang diinginkan oleh Kaula Muda, apalagi yang sudah menginjak umur 30 tahun. Namun, hal tersebut harus dibarengi dengan sebuah ikhtiar. Apa itu ikhtiar? Ikhtiar adalah berusaha dengan sungguh-sungguh. Lalu, apa dengan berusaha mengejar dan mendekati bisa membuat Dambaan Hati menjadi terpikat? Tidak semudah itu sahabatku. Menaklukan hati seseorang tidak cukup dengan mengejarnya dengan memberikan sesuatu yang Dia butuhkan. Bukan juga dengan berusaha tampil sempurna dengan setiap minggu pergi ke salon. Sebuah tampilan fisik tidak menjamin orang akan menyukaimu bahkan mencintaimu, karena ukuran ketampanan dan kecantikan itu relatif, bisa dilihat di sebuah pernikahan suaminya ganteng tapi istrinya biasa saja, ada yang dua-duanya ganteng dan cantik ada juga yang keduanya biasa saja. Nah, jadi secantik dan seganteng apapun itu tidak akan menarik apabila tidak memiliki suatu kelebihan. Lalu, kelebihan yang bagaimana?

Ada sebuah hadis yang berbunyi

“Sesunggguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk, rupa, dan harta benda kalian” (H.R. Muslim).

Allah saja tidak melihat dari fisik kita akan tetapi dari ketakwaan dan juga dari akhlaq yang baik. Sebuah ketampanan dan kecantikan sejatinya terpancar dari hati setiap orang dan sikap dari akhlaq kita. Maka dari itu perlunya sebuah iktiar dengan berusaha membiasakan diri kita untuk memiliki akhlaq dan hati yang mulia, karena sebuah kebiasaan akan tumbuh menjadi sebuah karakter dan disebut dengan akhlaq. Apakah hanya cukup dengan sekali duakali mencoba, tidak! Akan tetapi sebuah akhlaq dibiasakan dengan rutin dan tidak henti tanpa terputus. Seperti yang disebutkan dalam Al-Qur’an:

" Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah." (Q. S 33:21)

Telah dijelaskan dalam surat tersebut bahwa kita sepatutnya mencontoh atau meneladani Rasulullah baik dari akhlaq terhadap manusia maupun dengan Allah swt.
Jika mau menelisik dari kecil Nabi Muhammad sudah memiliki akhlaq yang mulia dengan sifat kerja kerasnya dari kecil, yaitu mau menggembala kambing, coba dilihat anak millenial sekarang, dipanggil orangtuanya saja tidak mau menyahut, terlebih pura-pura tidak dengar. Selanjutnya pada masa mudanya Ia sudah berdagang menjualkan dagangan Khadijah, dengan sifat jujurnya Ia mampu untuk menjual dagangan tersebut sehingga laku keras, sehingga Ia dikagumi oleh Khadijah bahkan Khadijah melamar Nabi Muhammad karena sifat dan akhalaq beliau. Nah, dari sini sudah jelas apabila kita memiliki sebuah sifat dan akhlaq yang baik tentu semua orang bahkan Dia dambaan hati kita akan suka dan bahkan mencintai Kita. Itulah cara jitu membuat Dia dambaan hatimu terpikat.

Jadi, tungggu apalagi mulailah mengikuti dan meneladani akhlaq Rasulullah saw. Tentunya dimulai dari sekarang, jika sekarang bisa kenapa tidak. Supaya akhlaq yang baik itu segera tumbuh dan menjadi kokoh. Kekokohan akhlaq atau kebaikan budi pekerti, merupakan salah satu konsep fondasi inner beuty yang tidak boleh hilang.

Selagi ini masih bulan ramadhan mari kita jadikan momentum memperbaiki aklaq kita sesuai dengan yang telah diteladani Nabi Muhammad saw. Selain lebih baik pahala di bulan ramadhan juga dilipatgandakan . Jadi, jangan sia-siakan kesempatan ini.

Magnet terbesar seseorang itu ketika Ia bekerja keras dengan sibuk berusaha menambah takwa bukan ketika berusaha bersolek menghias muka. Dalam kimia dapat dianalogikan dengan elektron valensi. Elektron valensi adalah sebuah atom yang dapat ikut membentuk ikatan kimia dengan atom lainnya. Keselurahan kapasitas seseorang itulah yang disebut sebagiai elektron valensi.

Sesuai dengan Hadis yang berbunyi:

“Barang siapa hari ini lebih baik dari kemarin maka dia orang yang beruntung, dan barang siapa hari ini lebih buruk dari kemarin maka dia orang yang bangkrut, dan barang siapa hari ini sama dengan kemarin maka dia orang yang terlaknat”(H.R. Al-Hakim)

Seperti hadis diatas valensi dapat diperbesar apabila diiringi dengan berbagai pelatihan dan paksaan dari dalam tubuh. Apabila kemarin kita belum rutin mengerjakan salat lima waktu, lalu kita tingkatkan valensinya dengan mengerjakan salat lima waktu selalu genap lima, dan selalu tepat waktu. Kemudian, kita masih tambah valensinya dengan menegakkan salat duha dua rakaat. Dari dua rakaat kemudia ditambah menjadi empat rakaaat disusul dengan salat tahajud di sepetiga malam, atau salat rawatib, dan seterusnya.

Yang demikian itu akan menjadi otomatis apabila dengan konsisten, dilakukan berulang-ulang agar menjadi karakter. Akan menjadi mudah, apabila timbul niat kemudian action. Akan menjadi mudah, apabila memaksa diri untuk lebih baik.

Dengan demikian memperbaiki akhlaq bukan hanya menyangkut diri dan orang lain akan tetapi akhlaq kepada Allah swt. Yang dilakukan dengan terus-menerus dengan semboyan hari ini harus lebih baik dari kemarin agar menjadi orang yang beruntung.

Terakhir adalah menjadi diri sendiri. Terkadang saat melihat orang lain yang banyak dikagumi karena kelebihannya yang ini dan yang itu. Kita tidak dapat menjadi Dia, akan tetapi jadilah baik sesuai dengan versimu sendiri. Cukup kamu belajar dari kisah Nabi Muhammad yang sosoknya begitu dekat, yang bersedia menanggung beban umatnya, yang selalu lembut serta penyayang terhadap seluruh umat. Lembutkalah hati kita seperti Beliau, yang ketika diam senantiasa berdzikir, tunduknya sabar, senyumnya syukur, bincangnya kasih, tatapannya welas, tegurnya sayang, bicarannya dakwah, duduknya teguh, berdirinya tegar, gerakannya amal, giatnya jihad, rehatnya salat, istirahatnya doa, dan keselurahnnya dirinya adalah cinta.

Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa mudah untuk membuat seseorang jatuh hati dengan kita dengan memikatnya melalui sebuah akhlaq yang baik dari diri kita. Dibentuk sesuai dengan tauladan Nabi Muhammmad saw. Terakhir dilakukan terus-menerus dengan semboyan hari ini harus lebih baik dari kemarin.

Daftar Rujukan

Hidayat, Arif. 2015. Gantengnya Tuh di Sini. Jakarta: Pustaka Oasis.

Qarni, Aidh. 2006. Memahami Semangat Zaman: Kunci Sukses Kaum Beriman. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta.

2 Likes