Desa Tanpa Kasur di Sleman

Dusun Kasuran yang terletak di Desa Margodadi, Seyegan, Sleman ini, dengan waktu sekitar 1 jam dari pusat kota Yogya. Dusun ini rata-rata tidur tidak menggunakan alas tidur, mereka sudah terbiasa tidur dengan alas dipan kayu ataupun hanya tikar. Kepercayaan mereka bahwa siapa saja yang tidur dengan alas kasur kapuk, kehidupan warga tersebut sangat menderita. Bagaimana menurut kalian?

menurut sumber yang saya baca, Sebenarnya tidak ada yang aneh dengan dusun Kasuran yang terletak di Desa Margodadi, Seyegan, Sleman ini. Letak dusun yang tidak terlalu terpencil membuatnya bisa ditempuh hanya dengan waktu sekitar 1 jam dari pusat kota Yogya. Penduduknya pun hidup sebagaimana warga lainnya. Mereka memanfaatkan alam sebagai cara untuk berpenghasilan karena pada umumnya wilayah Sleman memang tergolong masih banyak terdapat sawah dan kebun. Selain itu, kondisi warga di sana juga tergolong cukup mampu dengan setiap rumah hampir semua memiliki peralatan elektronik.

Namun, ada hal menarik yang sekaligus aneh yang muncul di sini hingga desa ini disebut sebagai desa tanpa kasur. Sebutan ini memang bukan isapan jempol belaka namun nyata ada. Ya, penduduk desa sudah puluhan tahun tinggal di desa ini dan tidur tanpa menggunakan kasur sebagai alas tidur. Tentu saja hal ini berlainan dengan nama dusun itu sendiri, Kasuran.

Polemik ini tidak muncul begitu saja. Memang, ada kepercayaan menurun yang melekat pada batin penduduk desa setempat tentang hal tersebut. Penduduk di sana sudah terbiasa tidur dengan alas dipan kayu ataupun hanya tikar dan segelintir saja yang menggunakan kasur busa. Ada kepercayaan penduduk untuk tidak menggunakan kasur kapuk untuk alas tidur.