Dapatkah tanaman toga dimanfaatkan sebagai pestisida nabati?

Tanaman obat keluarga (toga) merupakan tanaman yang mudah dijumpai di sekitar kita sebagai bahan untuk pengobatan2 herbal, seperti kunyit, jahe, kencur, dll. Umumnya tanaman tersebut digunakan pada manusia sebagai jamu ataupun obat tradisional. Apakah tanaman tsb dapat juga diaplikasikan pada tanaman sebagai pupuk cair ataupun pestisida nabati?

1 Like

Tergantung dari bahan aktif tanaman toga tersebut, sejauh ini yang paling sering digunakan sebagai pestisida nabati adalah cabe dan bawang putih, serta tanaman yang mengandung minyak. Kandungan minyak di tanaman tersebut bisa menjadi agen peluruh lapisan minyak serangga hama, sehingga hama mati tercekik.

2 Likes

Untuk pengusir hama mamalia, bisa menggunakan tanaman dengan bau menyengat seperti cabai.
Sejauh ini saya belum menemukan tanaman toga spesifik yang berpotensi menjadi pestisida nabati.
Terimakasih.
CMIIW

2 Likes

Air rebusan kunyit pernah saya pakai sebagai fungisida untuk tanaman bawang. Kebetulan waktu itu bawang yg saya tanam kena layu fusarium. Setelah 3 botol besar baru kelihatan perubahannya. Hanya saja ya pestisida nabati ini belum bisa terlalu diandalkan karena efek penyembuhannya tidak secepat yg berbahan kimia sintesis, jadi akan butuh waktu, tenaga dan biaya yg sedikit lebih besar

1 Like

Pemanfaatan pestisida nabati
menjadi salah satu alternatif pengendalian hama yang relatif aman karena tidak mencemari lingkungan, mudah diperoleh
dan mudah digunakan sebagai bahan pengendali.

Salah satu tanaman TOGA yaitu Serai (Cymbopogon nardus L.) mempunyai kemampuan bioaktivitas terhadap serangga yang dapat mengusir, mencegah atau membunuh serangga, sehingga
diharapkan dapat berfungsi sebagai pestisida nabati. Kemampuan itu dimiliki
karena tumbuhan tersebut mengandung minyak atsiri.


Minyak atsiri mengandung senyawa yang bersifat
racun terhadap serangga yaitu senyawa geraniol, limonen, sitral, dan sitronelal. Menurut Kardinan (2001), abu daun serai mengandung silika (SiO2) yang bersifat sebagai penyebab dehidrasi pada tubuh serangga.

  1. Penggunaan daun dan abu daun serai berpengaruh dalam meningkatkan mortalitas imago
    Callosbruchus analis.
    Mortalitas imago Callosbruchus analis tertinggi yaitu 98,99
    % yang dicapai pada dosis di daun serai 6 g/500 g biji kedelai dengan dosis abu daun serai 0,6 g/500 g biji kedelai.

  2. Dosis yang mampu menekan jumlah telur dan jumlah imago Callosbruchus analis yang muncul yaitu pada kombinasi dosis daun serai 6 g/500 g biji kedelai
    dengan dosis abu daun serai 0,6 g/500 g biji kedelai sebesar 34 butir dan 65 individu.

  3. Dosis yang efektif untuk
    mengendalikan hama
    Callosbruchus analis
    dicapai pada dosis daun serai 6 g/500 g biji kedelai dan dosis abu daun serai 0,6 g/500 g biji kedelai.

Sumber:
Herminanto, Nurtiati, Kristiani DM. 2010. Potensi daun serai untuk mengendalikan hama Callosbruchus analis F. pada kedelai dalam simpanan. Agrovivor 3(1): 19-27.

1 Like

Temu Hitam, Kencur, Kunyit dapat digunakan untuk mengendalikan berbagai jenis serangga penyerang tanaman dengan cara ditumbuk halus dan dicampur dengan urine sapi, lalu diencerkan dengan air menggunakan perbandingan 1 : 2 - 6 liter.

1 Like

Tanaman kunyit, jahe, dan kencur dapat digunakan sebagai pestisida nabati. Pupuk organik dapat menjadi salah satu alternatif yang tepat dalam mengatasi permasalahan tersebut karena fungsinya yang dapat memberikan tambahan bahan organik, mengembalikan hara yang terangkut oleh hasil panen, penggunaan pupuk organik diharapkan dapat memperbaiki kesuburan tanah. Pupuk organik cair mengandung unsur hara makro dan mikro yang cukup tinggi sebagai hasil senyawa organik bahan alami yang mengandung sel-sel hidup aktif dan aman terhadap lingkungan serta pemakai . Bentuk pupuk organik cair yang berupa cairan dapat mempermudah tanaman dalam menyerap unsur-unsur hara yang terkandung di dalamnya dibandingkan dengan pupuk lainnya yang berbentuk padat.
Berikut penjabarannya :

  1. Kunyit (Curcuma Domestica)
    Habitat :
    Kunyit dapat tumbuh di berbagai tempat, tumbuh liar di ladang, di hutan (misalnya hutan jati), ataupun ditanam di pekarangan rumah, di dataran rendah hingga dataran tinggi dengan ketinggian 200 m dpl.

Kandungan Kimia :
Kunyit mengandung kurkumin, demetoksikurkumin, demetoksikurkumin, volatil oil (Keton sesuiterpen, turmeron, tumeon, zingiberen, felandren, sabinen, borneol dan sineil).

Bagian tanaman yang digunakan adalah rimpang.
Cara kerja:

  1. Bersifat sebagai insektisida
  2. Penolak (repellent)

Metode Pembuatan :
20 gram parutan rimpang kunyit, 200 ml urine sapi, 2-3 liter air, 8-12 ml diterjen, Ember. Rendam parutan
kunyit dalam urine sapi, lalu saring.

Cara Penggunaan :
Tambahkan 2 โ€“ 3 liter air dan diterjen, kemudian aduk hingga rata. Semprot ke seluruh bagian tanaman yang terserang pada pagi atau sore hari.

OPT sasaran :
Kutudaun, ulat tanah, ulat jengkal, belalang, tungau, penggerek batang, embun tepung.

  1. Jahe (Zingiber Officinale)
    Habitat :
    Jahe tumbuh baik di daerah tropis dan subtropis dengan ketinggian 0 - 2.000 m dpl. Di Indonesia pada umumnya ditanam pada ketinggian 200 - 600 m dpl.

Kandungan kimia :
Minyak asiri dalam jahe terdiri atas n-nonylaldehide, dcamphene, d-รข-phellandrene, methyl heptenone, cineol, d-borneol, geraniol, linalool, acetates, caprylate, citral, chavicol dan zingiberene. Selain itu juga mengandung resin dan serat.

Bagian tanaman yang digunakan adalah rimpang
Cara kerja:

  1. Bersifat sebagai insektisida
  2. Penolak (repellent)

Metode Pembuatan :
Ekstrak Jahe, 50 gram jahe, 12 ml deterjen, 3 liter air.
Alat penumbuk/blender, penyaring, ember.
Untuk luasan 0,4 ha dibutuhkan 1 kg jahe.

Cara Pembuatan :
Hancurkan jahe sampai halus. Tambahkan air dan deterjen. Aduk sampai rata kemudian saring.

Cara Penggunaan :
Semprotkan ke seluruh bagian tanaman yang terserang pada pagi atau sore hari.

OPT Sasaran :
Ulat buah tomat, kutudaun, belalang, trips, kutukebul, nematoda, antraknos.

Literatur :
TUMBUHAN BAHAN PESTISIDA NABATI DAN CARA PEMBUATANNYA UNTUK PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT)
Oleh :
Wiwin Setiawati, Rini Murtiningsih, Neni Gunaeni, dan
Tati Rubiati.

  1. Kencur
    Langkah pembuatannya yaitu kencur dibersihkan dan dipotong-potong.Selanjutnya bahan yang sudah terpotong-potong kemudian diblender. Ekstrak dari hasil blenderan tersebut selanjutnya dimasukkan kedalam jerigen. Larutan tersebut selanjutnya dicampur dengan bakteri setiap 30 liter ditambah 0,5 liter larutan bakteri, selanjutnya ditutup rapat. Untuk hari ke 1 sampai ke 3 larutan bahan tersebut didiamkan. Pada hari ke 4 sampai hari ke 18 tiap pagi dan sore diaduk dan dibuka tutupnya.Hari ke 19-22 larutan didiamkan dalam keadaan tertutup. Pada hari ke 23 larutan sudah bisa disaring dan bisa disimpan dalam keadaan tertutup, selanjutnya siap untuk diaplikasikan. Konsentrasi pemakaian adalah 2-3 cc/liter air.

Literatur :
Aziez, A, F., dan Budiyono, A. 2018. Vermikompos, Pestisida dan Pupuk Orgabik Cair Berbasis Kearifan Lokal. SENADIMAS. 217-221.

1 Like

Menurut saya bisa karena untuk beberapa tanaman toga memiliki kandungan yang dapat digunakan untuk mengusir hama
Misalnya cabai, kunyit, dan daun suren
Sumber : PEMANFAATAN EKSTRAK DAUN SUREN (Toona sureni) UNTUK MENGATASI HAMA TANAMAN OBAT KELUARGA DI DESA CILELES JATINANGOR | Harneti | Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat

1 Like

Bisa, tanaman toga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk cair atau pestisida nabati. Sebagai contoh bawang putih dan cabai yang bisa mengusir serangga

1 Like

Kita tahu sendiri bahwa pestisida nabati merupakan sebuah alternatif guna menekan serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang banyak digunakan dalam teknik budidaya tanaman modern. Pestisida nabati ini menjadi salah satu pembenahan terhadap cara budidaya tanaman yang lebih berwawasan lingkungan dengan memperhatikan dan memanfaatkan sumber daya hayati yang melimpah dialam, dalam hal ini penggunaan pestisida nabati dianggap lebih ramah lingkungan.

Beberapa tanaman TOGA, seperti cengkih, daun encok, daun serai, dan tanaman herbal lainnya yang dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati telah banyak dikenal dan dibudidayakan oleh masyarakat. Kemampuan bahan aktif tanaman dalam mengendalikan OPT bervariasi, dari yang berspektrum sempit hingga berspektrum luas. Sebagai salah satu contohnya adalah senyawa eugenol yang diekstrak dari daun, bunga, maupun tangkai bunga tanaman cengkih bersifat racun terhadap serangga, nematoda, keong mas, dan jamur patogen tanaman, sehingga dalam diformulasi menjadi insektisida, nematisida, fungisida, maupun moluskisida nabati. Contoh lainnya ialah senyawa plumbagin yang diekstrak dari daun encok bersifat bakterisidal dan efektif mengendalikan bakteri gram positif seperti Staphylococcus, Streptpcoccus, dan bakteri gram negatif seperti Salmonella.

Ektraksi bahan aktif pestisida nabati dapat dilakukan melalui pengepresan seperti alat pengeres semiotomatis. Ekstrak bahan tanaman yang banyak mengandung minyak atsiri seperti cengkih, biji dan fulli buah pala, daun serai wangi, sirih, dan tanaman lainnya sebaiknya dilakukan melalui proses penyulingan. Atau cara ekstraksi yang paling sederhana adalah dengan mengginakan pelarut air. Proses ekstraksi diawali dengan merajang atau menghancurkan bahan tanaman kemudian merendamnya di dalam air bersuhu 60oC selama 24 jam. Hasil rendaman selanjutnya diperas, airnya disaring lalu disimpan dalam ember plastik dan siap diformulasi menjadi pestisida nabati. Penyaringan sebaiknya menggunakan kain atau bahan lain yang halus sehingga ampas tidak terbawa ke dalam formula karena akan menyumbat nozel saat penyemprotan. Proses ekstraksi diawali dengan merajang atau menghancurkan bahan tanaman kemudian merendamnya di dalam air bersuhu 60oC selama 24 jam. Hasil rendaman selanjutnya diperas, airnya disaring lalu disimpan dalam ember plastik dan siap diformulasi menjadi pestisida nabati. Penyaringan sebaiknya menggunakan kain atau bahan lain yang halus sehingga ampas tidak terbawa ke dalam formula karena akan menyumbat nozel saat penyemprotan. Peran penting minyak bumi dalam formulasi pestisida nabati adalah untuk meningkatkan daya racun pestisida karena minyak bumi juga bersifat insektisidal. Minyak jelantah bermanfaat meningkatkan daya lekat pestisida nabati saat diaplikasikan ke pertanaman. Selain itu, minyak jelantah dapat melapisi kulit hama sasaran sehingga mengganggu proses metabolisme. Dengan demikian, penggunaan minyak jelantah dalam formula dapat meningkatkan kinerja pestisida nabati. Sabun cair bermanfaat mengemulsikan komponen minyak dalam formula sehingga saat pestisida dicampur air, seluruh bahan yang terkandung dalam formula dapat teremulsi dengan sempurna dan saat diaplikasikan dapat menyebar merata ke seluruh permukaan tanaman. Sabun cair juga dapat mencuci lapisan lilin yang menyelimuti kulit serangga, sehingga meningkatkan efektivitas formula karena bahan aktif pestisida nabati lebih mudah menembus tubuh OPT sasaran. Tetes tebu mengandung berbagai unsur hara yang bermanfaat bagi tanaman untuk memperbaiki pertum- buhan setelah terserang hama dan penyakit. Oleh karena itu, meski tidak meningkatkan toksisitas insektisida nabati, penambahan tetes tebu ke dalam formula sangat berguna untuk memperbaiki pertumbuhan tanaman yang merana akibat serangan OPT.

1 Like