Dampak logam berat bagi kesehatan

DAMPAK LOGAM BERAT TERHADAP KESEHATAN

gambar

Sumber :

Sain N.I, 2010, Metoda Penghilangan Logam Berat (As, Cd, Cr, Ag, Cu, Pb, Ni dan Zn) di dalam Air Limbah Industri, JAI , Vol.6, No. 2, Hal: 137-138.

Logam berat menjadi berbahaya karena cenderung menjadi bioakumulasi. Bioakumulasi berarti peningkatan konsentrasi bahan kimia dalam organisme hidup dari waktu ke waktu, dibandingkan dengan konsentrasi bahan kimia di lingkungan. Akumulasi senyawa pada makluk hidup ini kapan saja akan di serap dan disimpan lebih cepat dari waktu untuk menghancurkan dan mengeluarkannya.

2 Likes

Pencemaran logam berat terhadap lingkungan merupakan suatu proses yang erat hubungannya dengan penggunaan logam tersebut oleh manusia. Proses oksidasi pada logam yang menyebabkan perkaratan sebetulnya merupakan tanda-tanda adanya pencemaran.

Logam berat masuk kedalam tubuh manusia melalui mulut, yaitu makanan yang terkontaminasi oleh alat masak, wadah (minum/makanan kaleng), dan juga melalui pernapasan seperti asap dari pabrik, proses industri, dan buangan limbah. Logam berat juga dapat terserap kedalam jaringan tanaman melalui akar dan daun, yang selanjutnya melalui siklus rantai makanan.

Logam berat merupakan komponen alami yang terdapat di kulit bumi yang tidak dapat didegradasi ataupun dihancurkan dan merupakan zat yang berbahaya karena dapat terjadi bioakumulasi. Bioakumulasi adalah peningkatan konsentrasi zat kimia dalam tubuh makhluk hidup dalam waktu yang cukup lama, dibandingkan dengan konsentrasi zat kimia yang terdapat di alam.

Referensi :
Agustina T. 2014. Kontaminasi logam berat pada makanan dan dampaknya pada kesehatan. Jurnal TEKNOBUGA. Vol 1 (1) : 53-66.

1 Like

Logam berat umumnya disebut sebagai orang logam yang memiliki kepadatan spesifik lebih dari 5 g/cm3 dan mempengaruhi lingkungan dan organisme hidup (Jarup, 2003). Penamanan logam berat telah dipergunakan secara luas, khususnya dalam pustaka ilmiah, sebagai suatu yang menggambarkan bentuk dari logam tertentu (Titin, 2010). “Logam digolongkan kedalam dua katagori, yaitu logam berat dan logam ringan. Logam berat ialah logam yang mempunyai berat 5 g atau lebih untuk setiap cm3, dengan sendirinya logam yang beratnya kurang dari 5 g setiap cm3 termasuk logam ringan” (Darmono, 1995).

Logam berat adalah bahan pencemar yang tidak dapat didegradasi atau dihancurkan, sehingga akan terakumulasi di alam dan di dalam tubuh organisme. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi toksisitas setiap jenis logam berat, antara lain: bentuk senyawa, daya kelarutan logam berat di dalam cairan, ukuran partikel dan beberapa sifat kimia dan fisika lainnya.

Ada 35 logam yang menjadi perhatian bagi kita karena paparan perumahan atau pekerjaan, dari yang 23 adalah logam berat: antimon, arsenik, bismuth, kadmium, cerium, kromium, kobalt, tembaga, gallium, emas, besi, timah, mangan, merkuri, nikel, platinum, perak, telurium, thallium, timah, uranium, vanadium, dan seng (Mosby et al. 1996). Logam berat biasanya ditemukan di lingkungan. Dalam jumlah kecil mereka diwajibkan untuk menjaga kesehatan yang baik tetapi dalam jumlah yang lebih besar mereka dapat menjadi beracun atauberbahaya (Jarup, 2003).

  1. Arsen (As)

Arsen merupakan satu unsur paling beracun dan dijumpai dalam tanah, air dan udara. Toksisitas arsenik dapat berupa toksisitas arsenik akut atau kronis dan kronis disebut sebagai arsenikosis. Sebagian besar laporan toksisitas arsenik kronis pada pria fokus pada manifestasi kulit karena kekhususan dalam diagnosis. Pigmentasi dan keratosis adalah lesi kulit tertentu yang menunjukkan toksisitas arsenik kronis (Martin & Griswold, 2009). Tingkat yang lebih rendah dari paparan arsenik dapat menyebabkan mual dan muntah, mengurangi produksi eritrosit dan leukosit, detak jantung tidak normal, menusuk sensasi di tangan dan kaki, dan kerusakan pembuluh darah. Paparan jangka panjang dapat menyebabkan pembentukan lesi kulit, kanker internal, masalah neurologis, penyakit paru, penyakit pembuluh darah perifer, hipertensi dan penyakit kardiovaskular dan diabetes mellitus (Smith et al., 2000). Hasil arsenikosis kronis di banyak perubahan ireversibel pada organ vital dan tingkat kematian lebih tinggi. Terlepas dari besarnya toksisitas berpotensi mematikan ini, tidak ada pengobatan yang efektif untuk penyakit ini (Mazumder, 2008).

  1. Merkuri (Hg)

Air raksa atau merkuri(Hg) adalah logam yang ada secara alami, merupakan satu-satunya logam yang pada suhu kamar berwujud cair. Logam murni berwarna keperakan/putih keabu-abuan, cairan tak berbau, dan mengkilap. Bila dipanaskan sampai suhu 357oC, Hg akan menguap. Merkuri dianggap logam berat paling beracun di lingkungan. Keracunan merkuri disebut sebagai acrodynia atau penyakit pink. Merkuri dilepaskan ke lingkungan oleh kegiatan industri seperti farmasi, kertas dan pengawet pulp, industri pertanian, dan klorin serta industri produksi soda kaustik (Morais et al.,2012). Paparan uap merkuri logam pada yang lebih tinggi tingkat untuk jangka waktu yang lebih singkat dapat menyebabkan kerusakan paruparu, muntah, diare, mual, ruam kulit, peningkatan jantung denyut atau tekanan darah. Gejala keracunan merkuri organik termasuk depresi, masalah memori,tremor,kelelahan, sakit kepala,rambut rontok, dll. Sejak gejala ini umum juga dalam kondisi lain, mungkin sulit untuk mendiagnosa kasus tersebut (Martin & Griswold, 2009). Karena efek kesehatan kelebihan yang berhubungan dengan paparan merkuri, standar hadir untuk air minum telah ditetapkan pada tingkat yang lebih rendah dari 0,002 mg/L dan 0,001 mg/L dengan Undang-Undang Perlindungan Lingkungan dan Organisasi KesehatanDunia (WHO, 2004).

  1. Kadmium (Cd)

Kadmium sangat beracun ke ginjal dan terakumulasi dalam sel tubulus proksimal dalam konsentrasi yang lebih tinggi. Kadmium dapat menyebabkan mineralisasi tulang baik melalui kerusakan tulang atau gangguan fungsi ginjal. Studi pada manusia dan hewan telah menunjukkan bahwa osteoporosis (kerusakan tulang) adalah efek penting dari paparan kadmium bersama dengan gangguan dalam metabolisme kalsium, pembentukan batu ginjal dan hiperkalsiuria (Arao, 2006). Menghirup tingkat yang lebih tinggi kadmium dapat menyebabkan kerusakan parah pada paru-paru. Jika kadmium yang tertelan dalam jumlah yang lebih tinggi, dapat menyebabkan iritasi lambung dan mengakibatkan muntah dan diare. Pada waktu pemaparan yang sangat lama pada konsentrasi yang lebih rendah, dapat menjadi disimpan di ginjal dan akhirnya menyebabkan penyakit ginjal, tulang rapuh dan kerusakan paruparu (Bernard, 2008). Kadmium berinteraksi melalui nutrisi yang menyebabkan efek toksisitas. Analisis eksperimental pada hewan telah menunjukkan bahwa 50% dari kadmium akan diserap di paru-paru dan sisanya dalam saluran pencernaan. Selama kehamilan manusia jika paparan kadmium yang tinggi maka bayi akan lahir prematur dan mengurangi berat badan lahir bayi.

  1. Kromium (Cr)

Keracunan K2Cr2O7 dapat menyebabkan keracunan akut yang ditandai dengan adanya pembengkakan pada hepar untuk itu keracunan kromium pada manusia dapat diukur melalui kandungan kromium dalam urine (Palar 2012). Apabila suatu bahan toksik terakumulasi dalam tubuh dapat menyebabkan terjadinya efek kronis yang bersifat irreversible karena tidak ada cukup waktu untuk suatu sistem organ melakukan pemulihan terhadap bahan toksik (Mukono, 2010). Kontaminasi kromium dalam tubuh dapat dilihat melalui darah, urine, kuku, dan rambut. Menurut WHO pemeriksaan kadar kromium dalam urine dapat merefleksikan kontaminasi kromium selama 1–2 hari, sedangkan pada darah relatif lebih lama selama 74 hari.

  1. Timbal (Pb)

Efek keracunan timbal secara akut dan subakut sangat khas, berkaitan dengan paparan dosis yang relatif tinggi, waktu paparan yang relatif singkat, baik dalam hitungan hari atau bulan. Efek keracunan timbal secara akut juga dapat terjadi secara dramatis, kematian yang tiba-tiba, kram perut yang parah, anemia, perubahan perilaku, dan kehilangan nafsu makan. Pada kejadian keracunan timbal, tidak semua efek yang telah dipaparkan muncul secara lengkap, tetapi hanya sebagian efek saja yang teramati dengan jelas (Markowitz, 2000). Efek keracunan timbal kronis terjadi sebagai akibat paparan timbal yang terakumulasi pada kurun waktu bulanan hingga tahunan. Efek keracunan timbal kronis biasanya menimbulkan gejala yang tidak spesifik pada hampir semua sistem tubuh. Efek negative keracunan timbal kronis pada manusia terdiri atas penurunan libido dan kesuburan (jantan dan betina), keguguran dan kelahiran prematur. Keracunan timbal dianggap penyakit klasik dan tanda-tanda yang terlihat pada anak-anak dan orang dewasa terutama yang berkaitan dengan sistem saraf pusat dan saluran pencernaan.

Toksisitas timbal, juga disebut keracunan timbal, dapat berupa akut atau kronis. Akut dapat menyebabkan hilangnya nafsu makan, sakit kepala, hipertensi, nyeriperut, gangguan fungsi ginjal, kelelahan, sulit tidur, arthritis, halusinasi dan vertigo. Akut terutama terjadi di tempat kerja dan di industri manufaktur yang menggunakan timbal. Paparan kronis timbal dapat menyebabkan keterbelakangan mental, cacat lahir, psikosis, autisme, alergi, disleksia, penurunan berat badan, hiperaktif, kelumpuhan, kelemahan otot, kerusakan otak, kerusakan ginjal dan bahkan dapat menyebabkan kematian (Martin & Griswold, 2009).

Sumber:
Adhani, Rosihan dan Husaini. 2017. Logam Berat Sekitar Manusia . Banjarmasin: Lambung Mangkurat University Press.

1 Like

bagaimana mekanisme terpaparnya dari dampak logam berat tersebut terhadap tubuh manusia? apakah setiap logam memiliki dampak bagi kesehatan?

1 Like

Apakah ada penyakit yang ditimbulkan oleh logam berat? kenapa logam berat sangat berbahaya? lalu bagaimana cara agar tidak terkontaminasi dengan logam berat?

1 Like
  1. Apakah setiap logam memiliki dampak bagi kesehatan ?
    Jawaban : Ya, namun ada beberapa logam dalam jumlah tertentu yang dibutuhkan oleh organisme hidup disebut logam esensial, tetapi jika jumlahnya berlebihan dapat menimbulkan efek racun seperti Zn, Cu, Fe, Co, Mn dan sebagainya. Yang kedua ada logam non esensial alias logam beracun. Logam ini menimbulkan pencemaran lingkungan dan memiliki dampak besar terhadap kesehatan. Beberapa contoh logam yang sangat berbahaya bagi kesehatan adalah Arsen (As), Timbal (Pb), Merkuri (Hg), dan Kadmium (Cd).

  2. Bagaimana mekanisme terpaparnya dampak logam berat ?
    Ada beberapa mekanisme atau jalur terpaparnya logam berat masuk dalam tubuh manusia yaitu :

  1. Saluran pencernaan melalui gastrointestinal (menelan)
  2. Saluran Pernapasan di paru-paru (inhalasi)
  3. Kulit (topical)

Jadi ketika logam berat masuk ke dalam tubuh manusia dalam konsentrasi kecil apapun, maka akan terjadi keracunan atau gangguan kesehatan lainnya tergantung dari besarnya dosis yang masuk kedalam tubuh. Besarnya dosis meningkat dengan besarnya konsentrasi. Durasi waktu yang lama dan seringnya pemaparan terhadap logam berat maka semakin besar pula resiko keracunan.

Daya racun akan bekerja merusak sel dan menghalang kerja enzim sehingga menyebabkan gangguan proses metabolisme tubuh.

Lebih jauh lagi, logam berat ini akan bertindak sebagai penyebab alergi, mutasi genetik, kanker, hingga kematian.

Sumber :
Said, N I, 2010, Metoda Penghilangan Logam Berat (As, Cd, Cr, Ag, Cu, Pb, Ni dan Zn) Di dalam Air Limbah Industri, JAI, Vol.6 No.2, Hal: 136
Endrinaldi, 2010, Logam-Logam Berat Pencemar Lingkungan dan Dampat Terhadap Manusia, Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.4 No.1, Hal: 42

  1. Apakah ada penyakit yang ditimbulkan oleh logam berat ?
    Ada, dan banyak.

  2. Kenapa logam berat sangat berbahaya ?
    Karena jika logam berat masuk dalam tubuh akan sulit didegradasi (dikeluarkan dalam tubuh), apabila logam-logam tersebut terakumulasi secara terus menerus dalam durasi waktu yang lama dengan konsentrasi yang tinggi maka akan menimbulkan berbagai gangguan penyakit berbahaya, seperti gangguan system syaraf, kelumpuhan, kematian hingga penurunan tingkat kecerdasan anak.

  3. Bagaimana cara agar tidak terkontaminasi ?
    Jadi ada beberapa mekanisme atau jalur terpaparnya logam berat masuk dalam tubuh manusia yaitu :
    a. Saluran pencernaan melalui gastrointestinal (menelan)
    b. Saluran Pernapasan di paru-paru (inhalasi)
    c. Kulit (topical)

Saya ambil contoh satu,
Kontaminasi dari saluran pencernaan dapat melalui makanan ataupun air yang diminum, pangan yang di konsumsi sehari-hari merupakan hasil pertanian. Sayuran merupakan sumber pangan yang mengandung banyak vitamin dan mineral yang secara langsung berperan meningkatkan kesehatan. Namun banyak jenis sayuran yang beredar di masyarakat tidak terjamin keamanannya karena diduga telah ter kontaminasi logam-logam berat seperti Pd, Cd atau Merkuri (Hg). Tidak hanya itu, logam berat juga banyak terakumulasi pada tanaman rumput untuk pakan ternak. Kandungan merkuri pada beras yang dipanen dari sawah dengan irigasi air limbah penambangan emas tradisional dan masih banyak lagi contoh lainnya.

Sampai saat ini belum ada sistem yang secara utuh di negara kita yang berperan dalam penanganan sayuran segar setelah pemanenan dalam upaya menurunkan residu logam berat.

Namun upaya yang dapat kita lakukan dalam keluarga agar tidak terkontaminasi logam berat adalah Mencuci sayuran dengan air mengalir atau sanitizer Natrium Hipoklorit, Kemudian sayuran juga dapat diblensir atau didihkan pada waktu singkat (3-5 menit) yang bertujuan untuk mereduksi cemaran logam berat yang menempel pada permukaan sayuran. Mengurangi konsumsi sayuran mentah (lalapan), atau dapat menanam sayuran organik dirumah.

Sumber :
Widaningrum, Miskiyah dan Suismono, 2007, Bahaya Kontaminasi Logam Berat Dalam Sayuran dan Alternatif Pencegahan Cemarannya, Buletin Teknologi Pascapanen Pertanian, Vol.3, Hal: 17-20.