Cinta dan Hakikatnya

Cinta adalah sebuah kecocokan hati, tanpa kecocokan hati bukan cinta yang akan didapatkan nanti. Hanya sebuah nafsu yang akan merajai diri ketika yang menjadi landasan bukanlah suatu hal yang dibenarkan. Cinta tidak bisa saling memaksakan karena paksaan bukanlah salah satu bagian dari cinta. Jika suatu keterpaksaan telah terbesit maka sejatinya cinta tidak pernah terbit.

Cinta adalah sebuah kebahagiaan yang hakiki yang dapat dimaknai tanpa harus melibatkan diri. Ketika memiliki bukanlah sebuah kebahagiaan dengan itu pula memiliki bukanlah sebuah cinta. Kebahagiaan sejati dapat tumbuh ketika menyerahkan seluruhnya kepada Sang Pencipta. Penyerahan keadaan, penyerahan diri, dan penyerahan segala hal dalam hidup maupun mati. Karena setelah mati pun cinta dapat bersemi.

Kepercayaan adalah sebuah kunci cinta dapat bersemi. Kepercayaan harus ditumbuhkan seiring cinta itu bertumbuh. Manajemen kepercayaan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga semua hal yang terjadi adalah hal yang terindah. Karena cinta juga merupakan keindahan yang tak akan sirna walau dimakan usia.

Kepada siapapun cinta dapat kita tanam. Namun, sebelum menebar benih akan lebih baik jika kita mampu mencintai Si EmpuNya Cinta itu sendiri. Sang Maha Agung nan Mulia. Tuhan kita tercinta. Hamba memiliki caranya masing-masing dalam merepresentasikan Cinta. Karena cinta pun juga sebagai salah satu wujud penghambaan yang sah untuk selalu di amalkan. Amalan yang paling membahagiakan. Amalan yang paling disukai adalah mencintai. Karena mencintai juga merupakan suatu ibadah yang dapat mendatangkan berkah.

Tuhan yang Maha Esa sudah memberikan yang terbaik kepada hamba-hambaNya. Dan yang terbaik itupula adalah yang telah terjadi. Dunia menjadi saksi banyak cinta bertumbuh dan bersemi namun, dunia bukanlah satu-satunya tempat benih cinta dapat tercipta. Melainkan akhirat itu lah sejatinya singgahsana cinta yang abadi. Cinta dan keabadian adalah pasangan yang serasi. Didalam berbagai kondisi keabadian berjanji kepada sang pemilik hati untuk turut serta membawa cinta selalu dengannya.

Hati adalah bagian tubuh dimana cinta dapat bersemayam. Hati adalah representasi organ paling indah yang mampu membawa perdamaian. Perdamaian dalam diri maupun perdamaian diluarnya. Perdamaian untuk saat ini maupun perdamaian untuk selamanya. Setelah dapat mencintai sang Pencipta untuk dapat menebar benih cinta pada yang lain yang paling penting bukanlah dengan siapa kita akan mencinta namun bagaimanakah cara kita melakukan mencintai.

Segala bentuk upaya, segala bentuk usaha akan berakhir baik apabila diawali dengan hal yang baik pula. Kebaikan akan terus mengalir seiring kebaikan itu terus kita lakukan. Jangan pernah berhenti berbuat baik, jangan pernah berfikir untuk berbuat tidak baik. Karena jika terbesit pikiran maka hati akan menjadi tawanan.

Pikiran dan hati pun saling melengkapi, jika salah satunya terlalu mendominasi akan terjadi sebuah kehancuran diri. Pikiran mengatur segala perilaku agar sesuai jalur. Hati mengambil kendali agar yang terjadi dapat selalu dimaklumi. Hidup itu butuh cinta dan begitu pun cinta juga butuh dihidupkan. Proses penghidupan cinta punya banyak drama lika likunya. Apakah sebuah pengorbanan juga? Ataukah jika memang cinta adalah hakikatnya maka tak bisa dibilang korban? Aku, kamu, kita semua tau bahwa sebuah proses membutuhkan perjuangan bukan pengorbanan karena berjuang secara lapang dada namun berkorban hanya akan menyisakan lara. Mari kita beri kekuatan pada diri kita untuk terus memperjuangkan cinta hingga sampailah pada hakikatnya nanti.

1 Like