Cerita Mini 2.0 : Belum Terlambat

Seorang kakek berusia 87 tahun tengah terbaring lemah diranjang rumah sakit. Ditengah keadaanya yang dibalut oleh peralatan medis ia masih saja merancau memanggil nama anak - anaknya yang tak kunjung datang. Disebelahnya sang istri duduk setia menemaninya. Disofa ada seorang wanita paruh baya yang ditemani oleh Carla anaknya, juga ikut menunggu kakek tersebut. Wanita paruh baya itu terlihat sibuk dengan ponselnya membuat Carla ingin mengomeli nya.

“Mam, apa yang mama lakukan dengan ponsel itu?”

“Mama sedang memberi kabar ke paman - pamanmu, sudah seminggu sejak kakekmu dirawat mereka belum juga datang” jawab sang mama

“Sesibuk itukah mereka sehingga tidak sempat untuk mengunjungi kakek?”

“Ya begitulah, mungkin saja masih banyak kerjaan”

“Egois sekali mereka. Apa mereka gak punya waktu tiga puluh menit aja untuk sekedar menjenguk kakek?”

“Sudahlah nak biarkan saja, yang penting mama sudah memberi kabar”

Two weeks after that

Setelah sekian lama dirumah sakit dan tidak terliahat tanda - tanda membaik keluarga sang kakek mengmbil keputusan untuk membawa pulang kakek tersebut dan melanjutkan pengobatan dirumah. Everytime, everyday sang kakek terus memanggil anaknya yang tak kunjung datang.

“FAHRI…FAHRI…Dimana kau? Kemarilah sebentar saja. Aku udah gak lama lagi nya. Sebentar lagi aku matinya. Farah…O… Farah. Jahat kali kelen ya. Sombong kali kelen samaku. Farah tolong lah” Begitulah rancau sang kakek setiap harinya. Mendengarnya membuat hati Farah teriris - iris. Kemana abang - abangnya? Mengapa mereka tak kunjung datang disaat papa mereka kritis? Sepenting itukah pekerjaan mereka? Apa mereka telah melupakan papa?

A few days later

Keadaan kakek tersebut semangkin parah dan anak - anaknya juga tak kunjung datang. Kemana anak - anakknya mengapa tak kunjung datang? Bahkan waktu tiga puluh menitpun tidak mereka miliki untuk mengunjungi ayah mereka. Dihari biasa mereka disibukkan dengan pekerjaan dan ketika weekend mereka lebih memilih beristirahat. Sungguh egois bukan? Apa mereka lupa? Bahwa mereka sukses seperti sekarang ini berkat hasil kerja keras dan jerih payah ayah mereka. Bahkan seorang ayah rela bolos bekerja ketika anaknya sakit atau menangis minta di belikan mainan baru.

“Assalamualaikum” ucap seseorang diluar sana

“Waalaikumsalam, masuklah nak ayahmu menunggu kehadiran kalian”

Fahri, Fadil beserta keluarga kecil mereka kemudian disusul sang ibu masuk dan menghampiri Farah, Carla dan Radit yang sudah menunggu dari tadi. Akhirnya setelah sekian lama sang kakek menunggu ia bisa berkumpul dengan semua anaknya. Mungkin jika cuma saat ini mereka bisa berkumpul itu sudah lebih dari cukup. Melihat keadaan sang kakek yang semangkin melemah. Sebab kita tidak tahu apakah itu terakhir kalinya mereka bertemu sang suami, ayah dan kakek.

Bahagia menyaksikan mereka dapat berkumpul dan menghabiskan waktu bersama keluarga. Because family is everything and there is nothing more valuable than them.

Sumber: Menjenguk Orang Sakit - Bing

#LombaCeritaMini
#2.0
#Dictiocommunity
#EgoismediSekitarKita
#CeritaDiRumahAja
#DiRumahAja

1 Like