Cerita Lucu Telepon

image

Cerita Lucu Telepon Pemesanan Pizza

Percakapan telepon pemesanan Pizza tahun 2020.

Operator: “Terima kasih anda telah menghubungi Pizza Hot, Apakah yang bisa saya bantu?”

Konsumen: “Helooo, saya mau pesan pizza.”

Operator: “Boleh minta nomor kartu KTP anda pak.”

Konsumen: “Tunggu, ini nih; 6102049998-45-54610.”

Operator: “Ok Pak Semar, anda tinggal di jalan hangtuah no. 16, nomor telepon rumah anda 02177726378, kantor anda 021665872673 Hp anda 081127894022, anda menelpon dari mana?”

Konsumen: “Dari rumah, eh dari mana kamu tahu semua no telp saya?”

Operator: “Oh, kami terhubung ke database pusat pak.”

Konsumen: “Apakah saya bisa memesan Seafood Pizza?”

Operator: “Itu bukan ide yang bagus pak”

Konsumen: “Kenapa?”

Operator: “Dari medical record bapak, bapak memiliki tekanan darah tinggi dan kolestrol yang sudah berlebihan.”

Konsumen: “Jadi kamu merekomendasikan apa?”

Operator: “Mungkin bapak bisa memesan Low Fat Hokkien Mee Pizza.”

Konsumen: “Dari mana kamu tahu kalo saya bakal suka itu.”

Operator: “Hmmm, minggu lalu bapak baru meminjam buku yang berjudul ‘Popular Hokkien Dishes’ dari perpustakaan nasional.”

Konsumen: “Ok terserah lah, sekalian saya pesan paket keluarga, berapa semuanya?”

Operator: “Tapi paket keluarga kami tidak akan cukup untuk anak anda yang berjumlah 7 orang Pak… Total keseluruhan adalah Rp. 190.000.”

Konsumen: “Bisa saya bayar dengan Kartu Kredit?”

Operator: “Sepertinya bapak harus membayar Cash, kartu Kredit anda telah Over Limit dan anda punya utang di bank sebesar Rp. 5.350.000 sejak bulan agustus lalu, itu belum termasuk denda untuk tunggakan kontrak rumah anda.”

Konsumen: “Ooh ya sudah, nanti saya ke ATM aja untuk narik duit sebelum orang mu datang nganter Pizza.”

Operator: “Mungkin nggak bisa juga pak, record anda menunjukkan bahwa batas anda menarik uang di ATM telah tercapai.”

Konsumen: “HADUHH… Udah lah anterin aja pizzanya kesini, saya akan bayar cash disini, berapa lama Pizza diantar?”

Operator: “Sekitar 45 menit pak, tapi kalo bapak bisa menunggu, bapak bisa mengambilnya sendiri dengan motor bebek bapak.”

Konsumen: “APA? Huh!”

Operator: “Menurut catatan kami, anda memiliki motor bebek tahun 2015 dengan no pol B3344CD betul kan pak?”

Konsumen: “Sialan, eh gogog, kagak sopan banget seh buka-buka record gue, belum pernah ngerasain di tonjok ya!!”

Operator: “Hati-hati dengan ucapan bapak, apakah bapak ingat 15 mei 2010 anda pernah di penjara 3 bulan karena mengucapkan kata kotor kepada seorang polisi?”

Konsumen: (Diam).

Operator: “Ada yang lain pak?”

Konsumen: “Tidak ada, eh tapi kalo pesan paket keluarga kan ada gratis coca cola 3 cup kan?”

Operator: “Betul pak, tapi menurut catatan kami anda juga mengidap DIABETES, jadi kami tidak mau mengambil resiko pak…”

Konsumen: “SIIALLLL… BATALIN AJA SEMUA!”

Operator: “Terima kasih atas teleponnya pak, untuk kompalain, saran dan kritik anda bisa mengisi form online pada situs kami, username dan passwordnya tercetak pada bagian bawah kotak pizza yang anda pesan. Terima kasih anda telah mengubungi Pizza Hot… Telepon berikutnya…

Cerita Lucu Telepon 20 Menit

Buat anak remaja, terutama anak SMP berusia 14 tahunan, komunikasi lewat telepon itu harus. Makanya, RatmiB29, anak manis kelas IX di salah satu SMP negeri tidak terkemuka ini, tidak segan-segan mencurahkan segenap waktunya untuk ‘berkomunikasi’ dengan teman-teman se-gengnya. Ia sering menghabiskan waktu berjam-jam tiap harinya untuk aktivitas ini. Padahal, perbincangan yang dilakukannya bukan perkara hidup dan mati, hanya gosip-gosip seputar idola dan kecengan saja.

Sayangnya, kebiasaan RatmiB29 ini tidak diridhoi oleh sang ayah. Bagaimana tidak, ketika sang ayah memeriksa tagihan telepon, mulutnya menganga, matanya melotot, sambil berulang kali menghitung ulang jumlah 0 di slip tagihan telepon. Kemudian dengan rasa tak percaya yang memuncak,

Ayah: “RatmiB29!!”

RatmiB29: (Dengan senyum manis dan wajah seolah malaikat tak bercela) “Apa, Yah?”

Ayah: “Mulai hari ini, kamu tidak boleh telpon lebih dari 20 menit sehari! Masa tagihan telepon sampai jutaan?” (dengan muka merah padam menahan marah).

RatmiB29: (Sambil cemberut) “Iya, deh.”

Keesokan harinya, ketika sang ayah sedang berleha-leha di depan tv, dering telepon pun bergema di seantero ruangan. Sebelum ia sempat berdiri, RatmiB29 sudah sampai di depan telepon dan mengangkat telepon. Dengan memicingkan mata, sang ayah memperhatikan RatmiB29 yang asyik menerima telepon sambil berkelai-kali mengecek jam dinding. Ternyata, tepat setelah 20 menit, RatmiB29 pun mengucap salam dan menutup telepon.

Ayah: (Dengan senyum lebar tersungging di wajah) “Wah, hebat anak ayah, bisa telpon-telponan cuma 20 menit.”

RatmiB29: “Iya donk, Yah. Kan kata ayah nggak boleh lebih dari 20 menit.” (sewot).

Ayah: “Ngomong-ngomong, kamu tadi ngobrol sama siapa? Kok tumben kamu bisa ngobrol sama temen cuma sebentar?” (penasaran).

RatmiB29: (Sambil mengedikkan bahu) “Nggak tahu tuh, Yah. Tadi salah sambung kok.”