Cerita Lucu Humor Razia Yang Ngakak Abis

image

Cerita Lucu Razia: Nomor Telepon Saudara Saya

Polisi: “Selamat siang, pak Ada SIM atau STNK ?!!”

Ateng: “Aduh saya lupa bawa, pak.”

Polisi: (Langsung membuat surat tilang).

Ateng: “Jangan tilang saya pak, saya mau telpon saudara saya di kantor Ditlantas POLDA sebentar pak.”

Polisi: (Kaget) “Bener itu saudara kamu kerja di Ditlantas Polda?”

Ateng: “Bener pak, klo bapak gak percaya telpon aja” (sambil memberikan secarik kertas berisi no HP saudaranya).

Polisi: “Ya udah pergi sana.”

Ateng: “Makasih Pak.”

Polisi: (Penasaran kemudian menelpon no HP tersebut). “Selamat siang, benar nomor ini di Ditlantas Polda?”

Suara telpon: “Benar, pak!”

Polisi: “Kalo boleh tau, ini di bagian apa?”

Suara telpon: “Ini di KANTIN, pak. Bapak mau pesan apa?”

Polisi: “^%!#@$%!#”

Cerita Lucu Razia: Polisi Dibohongin

Petruk dengan tergesa gesa cepat mengambil motor untuk menjemput sang istri, karena takut telat dan takut di marahi sang istri, Petruk pun lupa tidak memakai helm. Tanpa di duga, di tengah jalan Petruk di stop oleh polisi yang memang sedang melakukan razia. Dengan hati berdebar-debar Petruk menepi dan menyandarkan motornya. Saat itu Petruk tidak membawa uang sepeser pun.

Polisi: “Selamat siang pak, bisa tunjukan surat suratnya.”

Petruk: “Siang pak.” (sambil menyerahkan SIM dan STNK).

Polisi: “Kenapa bapak tdk memakai helm?”

Petruk: “Aduh maaf pak, saya lupa, tadi saya terburu-buru takut telat jemput istri.”

Polisi: “Kalo begitu, bapak saya tilang ya.”

Petruk: “Aduh jangan dong pak.” (sambil terus memelas kepada polisi berharap dikasihani).

Akhirnya Pak polisi pun luluh hatinya melihat ekspresi Petruk yang yang terus memelas dan minta maaf karena ia tadi lupa tidak pake helm karena tergesa gesa dan takut di marahi istrinya.

Polisi: “Ya udah kalo gitu, kali ini saya maafkan, tapi tolong jangan di ulangi lagi ya.”

Petruk: “Aduh makasih banyak ya pak. Saya janji tidak akan lupa lagi.”

Petruk pun pergi menuju motornya, tapi dasar si Petruk, dia orang nya memang usil. Tiba-tiba dia menghampiri polisi itu lagi.

Petruk: “Maaf pak, bapa merokok tidak.”

Polisi: “Iya, memang kenapa? mau ngasih?”

Petruk: “Iya pak, itu pun kalo bapa berkenan.”

Polisi: “Ya kalo mau ngasih pasti saya terima.”

(Petruk lalu pergi menuju warung yang jaraknya tidak begitu jauh dari tempat razia).

Ibu warung: “Mau beli apa pak?”

Petruk: “Ini bu, saya disuruh pak polisi ngambil dulu rokok 2 bungkus, nanti beres razia katanya dibayar sama pak polisi itu (sambil menunjuk polisi yang merazia nya).

(Petruk pun lalu menghampiri polisi itu lagi).

Petruk: “Ini pak rokoknya” (sambil memberikan rokok 1 bungkus, yang 1 bungkusnya lagi dimasukin kantong).

Polisi: “Makasih banyak pak.”

Razia telah beres, Petruk pun telah pergi menghilang dan polisi pun bersiap siap utk pergi, tapi,

Ibu warung: “Pak polisi.” (sambil berteriak).

Polisi: “Ada apa bu?” (kaget).

Ibu warung: “Ini pak, saya mau nagih uang rokok yang di ambil bapak yang tadi, katanya suruhan bapak.

Polisi: “Apaaa? (kaget campur marah) dasar kurang ajar, sudah dikasihani malah menipu. Awas ya kalo ketemu lagi tu orang.”

Dengan terpaksa pak polisi pun membayar tagihan rokok 2 bungkus kepada ibu warung, meski yg didapat cuma 1 bungkus karena yang 1 bungkusnya diambil Petruk