Cerita Inspiratif : Pendeta dan Kambing

Suatu ketika, tinggal seorang pendeta yang saleh di sebuah desa kecil. Dia orang yang sangat polos dan sederhana, biasa melakukan ritual keagamaan. Pada suatu kesempatan, dia diberi hadiah dengan kambing untuk mendapatkan jasanya oleh orang kaya. Imam senang mendapatkan kambing sebagai hadiahnya. Dengan senang hati ia menggendong kambing itu dari atas bahunya dan memulai perjalanan menuju rumahnya. Dalam perjalanan, tiga menipu (Preman) melihat sang pendeta membawa kambing itu.

Mereka semua malas dan ingin menipu pendeta agar mereka bisa mengambil kambing itu. Mereka berkata, "Kambing ini akan menjadi makanan lezat bagi kita semua. Mari kita mendapatkannya ". Mereka membahas masalah ini di antara mereka sendiri dan merancang sebuah rencana untuk mendapatkan kambing itu dengan membodohi sang Imam. Setelah memutuskan rencana tersebut, mereka saling berpisah dan mengambil posisi bersembunyi yang berbeda di tiga tempat yang berbeda di jalan pendeta.

Begitu pendeta tiba di tempat yang sepi, salah satu penipu keluar dari tempat persembunyiannya dan bertanya kepada Imam dengan sangat mengejutkan, "Tuan, apa yang kamu lakukan? Saya tidak mengerti mengapa orang saleh seperti Anda perlu membawa seekor anjing di pundaknya? "pendeta tersebut terkejut mendengar kata-kata tersebut. Dia berteriak, "Tidak bisakah kamu lihat? Ini bukan anjing tapi kambing, bodoh sekali kamu ". penipu itu menjawab, "Pak, mohon maaf. Aku sudah memberitahumu apa yang kulihat. Saya minta maaf jika anda tidak mempercayainya ". pendeta itu merasa terganggu dengan hal itu, namun memulai perjalanannya sekali lagi.

PRIEST_GOAT_1

Pendeta itu nyaris tidak berjalan jauh, ketika ada penipu lain dari tempat persembunyiannya dan bertanya kepada pendeta, "Tuan, mengapa Anda membawa anak lembu mati di bahumu? Anda tampaknya menjadi orang bijak. Tindakan seperti itu adalah kebodohan murni dari pihak Anda ". pendeta itu berteriak, “Apa? Bagaimana Anda bisa menyebut seekor kambing hidup sebagai anak sapi yang mati? “Penipu kedua menjawab,” Tuan, Anda tampaknya sangat salah dalam hal ini. Entah Anda tidak tahu bagaimana kambing terlihat seperti itu atau Anda melakukannya dengan sengaja. Aku baru saja memberitahumu apa yang kulihat. Terima kasih”. Penipu kedua pergi dengan tersenyum. Imam sempat bingung tapi terus melangkah lebih jauh.

Sekali lagi sang Pendeta telah menempuh jarak agak jauh saat penipu ketiga bertemu dengannya. penipu ketiga bertanya sambil tertawa, "Pak, kenapa kamu membawa keledai di pundakmu? Itu membuat saya tertawa ". Mendengar kata-kata preman ketiga, sang pendeta menjadi sangat khawatir. Dia mulai berpikir, "Apakah itu benar-benar bukan kambing? Apakah itu semacam hantu? "

Dia berpikir bahwa hewan yang dibawanya di bahunya mungkin benar-benar semacam hantu, karena ia mengubah dirinya dari kambing menjadi seekor anjing, dari seekor anjing menjadi anak sapi yang mati dan dari anak lembu menjadi keledai.pendeta tersebut ketakutan sampai batas tertentu sehingga dia melemparkan kambing itu ke pinggir jalan dan melarikan diri. Ketiga penipu itu menertawakan pendeta yang mudah tertipu itu. Mereka menangkap kambing itu dan dengan senang hati merayakannya.

Moral: Seseorang tidak boleh terbawa oleh apa yang orang lain katakan. Jangan terkecoh dengan mereka yang ingin memanfaatkan anda.

Apakah anda sudah pandai membaca situasi dimana orang mungkin mengecoh anda?

SUMBER:

Kadang perkataan orang lain terhadap kita merupakan jebakan untuk memanfaatkan diri kita. Lebih baik kita kaji lebih lanjut perkataan mereka sebelum kita memutuskan sesuatu.