Salah satu definisi kecantikan bagi wanita saat ini adalah memiliki kulit putih bersih tanpa jerawat dan flek hitam. Akibatnya, banyak krim pemutih yang dicari wanita demi mendapatkan kulit putih. Sangat dikhawatirkan jika krim yang dibeli adalah krim berbahaya. Krim pemutih berbahaya memang tidak langsung menunjukkan efek buruk, akan tetapi bila dihentikan bisa mengakibatkan banyak flek hitam serta dalam jangka panjang memberi efek gangguan ginjal hingga kematian.
Biasanya, ketika pengguna krim mulai mengalami gejala seperti tangan gemetar dan sakit kepala, dokter akan menganjurkan mereka menjalani tes urin. Analisis urin dapat mengidentifikasi konsentrasi merkuri tinggi yang hadir dalam tubuh. Untuk kasus sperti ini, pasien dapat lebih lanjut meminta pengujian pada produk pemutih wajah terhadap kandungan merkuri.
Namun, sering kali produk-produk ini tidak dapat teridentifikasi karena terkemas dalam wadah yang tidak bertanda. Di Indonesia, krim ini tidak dijual bebas di konter-konter kecantikan di pusat perbelanjaan, tetapi mereka terbilang murah dan mudah diakses secara online.
Sekalipun Food and Drugs Association US (FDA) dan Uni Eropa telah menetapkan peraturan ketat terhadap penggunaan merkuri dan hydroquinone dalam produk perawatan kulit, serta mewajibkan produsen untuk secara transparan membeberkan setiap komposisi pendukung dalam kosmetik dan obat-obatan, tetap diperlukan kewaspadaan dan kebijakan ekstra saat membeli produk perawatan kulit impor. Merkuri telah ditemukan dalam beberapa krim pemutih kulit impor, termasuk dari Amerika Latin, India, dan Cina.
Sumber: