Cara mengembangbiakkan ayam bekisar

Cara mengembangbiakkan ayam bekisar

Cara menjodohkan ayam bekisar

  • Penjinakan ayam jantan sampai pejantan cukup berani dan dalam kondisi berahi.
  • Babon dipilih yang belum pernah kawin.
  • Setelah keduanya “saling cocok dan setuhu dipertemukan”. Babon dapat dimasukan ke dalam kandang pejantan ayam hutan.
  • Untuk pasangan tetap, pejantan dan babon itu tidak dipisahkan lagi.
  • Untuk pasangan tidak tetap, bila babon sudah bertelur, maka pejantan ayam hutan itu dapat dikawinkan dgn babon ke dua.
  • Setelah kawin, 5- 11 hari ayam hutan akan bertelur.
2 Likes

Salah satu yang termasuk ke dalam golongan ternak hias/kesayangan dan sudah banyak disukai orang adalah ayam Bekisar. Ternak ini cukup populer ditunjukkan dengan semakin ramainya “pasar” Bekisar, bahkan kontes untuk adu suara telah sering dilakukan dan di beberapa daerah sudah secara rutin menyelenggarakan kontes Bekisar nasional. Ayam Bekisar banyak menarik minat karena keindahan suara kokok ayam jantannya ditunjang dengan keindahan warna bulunya.

Keunikan ayam Bekisar adalah merupakan ayam hasil persilangan antara ayam Hutan
Hijau (Gallus varius) atau ayam Hutan Merah (Gallus gallus) jantan dengan ayam kampung/lokal (Gallus domesticus) betina. Persilangan di antara kedua jenis ayam tersebut relatif tidak mudah, memerlukan metode tertentu dan sedikit ketrampilan. Selalu diperlukan ayam Hutan jantan untuk membentuk ayam Bekisar yang pada umumnya berasal dari penangkapan di alam. Bila keadaan demikian berlanjut terus maka dapat mengganggu populasi ayam Hutan di alam sehingga perlu dipikirkan upaya untuk melakukan konservasi bagi ayam Hutan agar pembentukan ayam Bekisar dapat berlangsung terus.

Cara mengawinkan ayam hutan dan ayam kampung agar menjadi ayam bekisar :
Mengawinkan ayam hutan jantan dengan ayam kampung betina dapat dilakukan /terjadi setelah ayam hutan jatan benar-benar jinak dan siap kawin. Pada umumnya pwerkawinan berlangsung pada pagi atau sore hari. Di antara ayam hutam yang peling digemari oleh masyarakat pecinta ayam bekisar untuk dijadikan pejantan adalah ayam hutan jantan hijau (Gallus varius).

Mengawinkan ayam hutan jantan dengan ayam kampung betina dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara tradisional dan secara modern (inseminasi buatan). Kedua cara tersebut didasarkan pada perlakuan sebelum terjadinya proses perkawinan.

  1. Perkawinan secara tradisional
  • Perkawinan tradisional secara paksa dengan induk ditanam :

    • Disiapkan lubang dalam tanah yang cukup untuk memaasukkan tubuh ayam kampung/induk.

    • Ayam kampung betina yang dipilih sebagai induk dibersihkan bulu-bulu di sekitar kloakanya, kemudian diikat kakinya agar tidak bergerak.

    • Kemudian ayam tersebut ditempatkan dalam lubang dengan posisi kloaka menungging ke atas dan ekornya disisihkan ke samping dan diikat dengan tali. Di kanan kirinya badan ayam dipasak dengan bambu agar tidak bergerak.

    • Kepala dan badannya ditutup dengan rumput agar tidak terlihat oleh pejantannya pada saat dikawinkan.

    • Kemudian memancing birahi ayam hutan jantan dengan menggunakan ayam betina pemancing (ayam hutan atau ayam kampung yang telah cocok).

    • Ayam hutan jantan yang berada di dalam kurungan didekatkan ke tempat ayam kampung induk hingga jarak kurang lebih 1 meter, lalu dasar kurungan dilepas dan selanjutnya ayam pemancing dipegang dan ditunjuk-tunjukkan ke muka ayam pejantan sambil menggiringnya bersama-sama kurungannya ke arah ayam kampung induk yang dimasukkan ke lubang.

    • Setelah birahi ayam jantan mulai memuncak dan jengger ayam pemancing digigit maka ayam pemancing ini segera di geser ke atas ayam kampung induk yang akan dikawinkan tadi. Jengger ayam yang digigit adalah jengger ayam pemancing, sedangkan alat kelamin pejantan masuk ke kloaka ayam kampung induk.

    • Setelah terjadinya proses perkawinan maka kloaka ayam induk ditutup dengan tempurung kelapa muda atau dengan alat yang lain agar tidakk dikawin oleh ayam lainnya.

  • Perkawinan tradisional secra paksa dengan induk dipegang :

  • Sistem perkawinan ini dikenal dengan istilah “kawin dodokan”. Perkawinan ini hampir sama dengan cara pertama, hanya saja ayam kampung induk dipegang dengan tangan. Ada juga yang menggunakan ayam pemancing dan ada pula yang tidak.

  • Bila menggunakan ayam pemancing, maka ayam tersebut ditunjuk-tunjukkan pada pejantan agar menimbulkan birahi ayam jantan. Setelah birahi ayam jantan memuncak dan hendak mengawini ayam pemancing maka dengan segera ayam pemancing tersebut diganti dengan ayam kampung induk yang hendak dikawinkan.

  • Bila tanpa pemancing, maka ayam betina induk langsung ditunjuk-tunjukkan pada ayam pejantan untuk menimbulkan birahi.

Referensi

Tarigan, dan Hermanto. 1991. Bekisar, Pemeliharaan dan Pengembangbiakkan.

https://books.google.co.id/books?id=ruEWWwCdAR0C&pg=PA21&lpg=PA21&dq=cara+beternak+ayam+bekisar+pdf&source=bl&ots=AwSLQgkK-p&sig=ACfU3U1GuI1CZr-Ematzx5nI_HZfUso_YQ&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwj0mumXj57oAhXUTX0KHX_wAHM4ChDoATAFegQICxAB