Cangkir dan kopi

images (40)

Suatu hari alumni sebuah universitas mendatangi profesor mereka. Mereka membicarakan banyak hal pekerjaan, keluarga,dsb. Di tengah pembicaraan yang begitu hangat, sang profesor masuk ke dapur. Ia kembali dengan membawa seteko kopi panas dan nampan dengan bermacam-macam cangkir.

Ada yang terbuat dari kaca, kristal, melamin dan plastik. Profesor itu dengan ramah mengatakan, “Silakan”. Setelah mereka menuang dan memegang cangkir berisi kopi, profesor itu berkata lagi kepada mereka, “Perhatikan, yang tertinggal hanya cangkir yang tidak begitu menarik. Memilih yang terbaik adalah normal.

Tetapi justru itulah persoalannya. Ketika kalian tidak mendapatkan cangkir yang bags, perasaan kalian terganggu. Kalian mulai melihat cangkir yang dipegang oleh orang lain dan membandingkan dengan cangkir kalian. Pikiran kalian terfokus pada cangkir, padahal yang kalian nikmati bukan cangkirnya, melainkan kopinya.”

Sesungguhnya kopi itu adalah kehidupan kita. Sedang cangkirnya adalah pekerjaan, jabatan, uang, posisi atau milik yang kita banggakan rumah besar, mobil banyak dsb. Seringkali bungkusan yaitu cangkirnya, itu yang mempengaruhi hidup kita. Padahal, kopinya sama. Mungkin hari ini kita belum memiliki cangkir yang baik, tapi percayalah, hidup yang Tuhan berikan kepada kita semua adalah sama. Hidup yang bisa kita nikmati.

Apa pesan moral dari kisah tersebut?

SUMBER :

Sebagian orang beruntung karena telah dibesarkan di lingkungan yang membuat rasa percaya diri mereka berkembang dengan baik. Orang tua dan cara orang tua mengasuh menjadikan mereka orang yang berhasil.

Yang menyedihkan, kebanyakan dari kita tidak menerima ungkapan yang akan melambungkan rasa percaya diri. Namun, bukan berarti kita tidak dapat mengubahnya.

Luangkan waktu sejenak, ambillah secarik kertas dan tulislah semua yang telah kita raih dalam hidup. Jangan meremehkan apapun yang sudah kita raih, kemudian tulislah semua. Kita sering berpikir bahwa yang sudah kita raih belumlah seberapa.