Burung Ternyata Punya Kompas di Mata

Saat melihat burung terbang, mungkin kita pernah bertanya-tanya mengapa burung bisa menempuh jarak puluhan kilometer dan kembali lagi ke sarangnya dengan selamat.

Pengetahuan burung untuk menavigasi lokasi ternyata telah diselidiki beberapa ilmuwan selama beberapa dekade terakhir.

Setelah sekian lama, akhirnya para ilmuwan mengetahui kemampuan navigasi burung muncul berkat protein khusus di matanya yang sensitif terhadap cahaya biru dan membantu burung mendeteksi medan magnet bumi.

Medan magnet bumi digunakan burung layaknya peta untuk menentukan arah yang harus mereka tuju.

Burung tidak pernah tersesat atau keliru mengambil arah, semua itu berkat protein khusus dalam retina yang sensitif terhadap cahaya biru. Protein ini bernama Cry4 (cryptochrome 4). Dia terlibat dalam siklus sirkadian (siklus tidur biologis) dan membantu mendeteksi medan magnet bumi, sehingga berfungsi seperti kompas 24 jam bagi burung.

Protein Cry4 ditemukan saat dilakukan penelitian pada burung robin eropa dan burung pipit zebra (Taeniopygia guttata). Protein terus menerus diproduksi di retina dan digunakan baik siang ataupun malam hari. Bahkan ketika musim migrasi, produksi Cry4 meningkat pada burung robin eropa. Semakin banyak Cry4, akan semakin banyak pula cahaya yang diterima oleh mata. Protein ini, memungkinkan burung untuk melihat medan magnet bumi sebagai hamparan bidang pandang, dengan penglihatan normal mereka. Hal ini mendukung gagasan bahwa kemampuan mendeteksi medan magnet adalah kemampuan visual yang bergantung pada cahaya.

Temuan pada kedua jenis burung di atas, telah diterbitkan dalam jurnal Current Biology (22/1/2018) dan Journal of the Royal Society Interface (28/3/2018). Dan penelitian lanjutan masih diperlukan untuk mengungkap bagaimana navigasi pada burung yang tidak memiliki protein Cry4.

Sumber:
biodiversitywarriors.org