Budaya obrolan "Basa - Basi" di masyarakat Indonesia, pentingkah?

Menurut saya, penting. Budaya basa-basi tampaknya merupakan fenomena universal di banyak kebudayaan di dunia. Kebutuhan basa-basi timbul untuk mengisi kekosongan topik dalam situasi sosial yang mengharuskan kita bertegur sapa dengan orang lain. Tampaknya, ini merupakan hal yang “manusiawi”. Basa-basi sendiri juga berguna agar kita bisa menyampaikan maksud dan tujuan kita dengan lebih smooth dan tidak terkesan mengagetkan lawan bicara.

Bersiaplah untuk Bersosialisasi. Dibandingkan dengan orang Indonesia, orang barat secara umum dapat dicap sebagai orang yang agak individualistis. Namun, bagi orang Indonesia, sebagian besar aktivitas (seperti menonton televisi, berbelanja, dan makan) dilakukan bersama orang lain. Sangat disarankan untuk mengikuti kegiatan seperti itu - daripada menjadi individualistis - untuk mengembangkan dan memelihara hubungan sosial yang baik. Diskusi yang panjang dan baik diperlukan untuk mengembangkan persahabatan. Tergantung pada latar belakang dan minat kedua belah pihak, topik dapat melibatkan makanan, olahraga, makanan, politik, dll.

Bagi orang Indonesia berbicara dengan orang asing adalah hal yang biasa. Dengan demikian, orang asing adalah ‘objek’ yang menarik dan oleh karena itu Anda tidak perlu heran jika orang-orang memulai percakapan dengan Anda. Selain itu, selama percakapan pertama, orang Indonesia cenderung mengajukan pertanyaan yang - dari sudut pandang barat - dapat dianggap cukup pribadi (seperti status perkawinan atau usia Anda). Ini bukan hanya minat yang tulus tetapi juga cara mereka menilai status sosial Anda. Jika Anda tidak menyukai pertanyaan yang diajukan, sebaiknya Anda menjawab dengan jawaban yang tidak jelas atau lelucon, daripada menjadi kesal atau mengeluh (konfrontasi langsung seperti itu akan membahayakan keharmonisan sosial).

Dalam hubungan bisnis, penting untuk menggunakan pendekatan yang lebih pribadi. Misalnya mengundang rekan bisnis atau kolega untuk makan malam adalah hal yang wajar dilakukan karena orang Indonesia perlu bertemu langsung dengan Anda untuk menjaga hubungan baik. Oleh karena itu, korespondensi melalui email atau telepon saja tidak dianjurkan. Transaksi bisnis sering terjadi di restoran atau di lapangan golf.

Menurut saya, akan sangat sulit memulai pembicaraan dengan seseorang jika tidak melakukan basa basi terlebih dahulu.

Seperti yang sudah dijelaskan, masyarakat Indonesia tidak terbiasa untuk to the point masuk ke inti pembicaraan tanpa melakukan basa basi terlebih dahulu ketika berinteraksi dengan orang lain. Pola interaksi ini kemudian memaksa kita untuk mencari berbagai topik yang kadang tidak terasa penting untuk dibahas sekalipun. Padahal, mungkin kita tidak bermaksud menyinggung atau menyakiti hati orang lain dengan pertanyaan-pertanyaan sensitif, seperti membahas perubahan bentuk badan, status pernikahan dan lain sebagainya, namun karena otak bekerja di bawah tekanan membuat kita yang sebenarnya ingin menghindari pertanyaan tersebut justru malah menanyakan pertanyaan-pertanyaan basi yang menyinggung.

Menurut saya, tidak apa-apa jika ingin basa-basi, namun harus berpikir ulang apakah sekiranya pertanyaan-pertanyaan yang kita lontarkan menyinggung atau tidak.

Menurut saya basa-basi dalam sebuah komunikasi itu termasuk penting. Terlebih jika lawan bicara kita adalah orang yang baru kita kenal, tujuannya adalah untuk mencairkan suasana.

Basa-basi agar tak terkesan basi menurut saya adalah lakukan dengan senatural mungkin dan semengalir mungkin. Tentukan juga dengan kondisi dan situasi saat komunikasi tersebut terjadi.

Cukup penting ya, basa-basi ini bisa dibilang nantinya bisa membangun kesan pertama saat mengobrol dengan seseorang. Namun, memang penting untuk paham situasi dan kondisi sebelum melakukan basa-basi ini. Karena situasi dan kondisi ini sangat berpengaruh, apakah seseorang menyadari bahwa Anda hanya berbasa-basi karena peduli atau karena ingin mencapai tujuan Anda. Untuk memberikan kesan bahwa apa yang Anda pembicaraan yang Anda lakukan bukanlah hanyalah sebuah bualan, Anda harus memperhatikan batasan yang ada. Sehingga, bilamana obrolan Anda sudah mencapai batas, Anda bisa langsung mengutarakan tujuan Anda atau Anda bisa langsung berganti topik.

Menurut saya, budaya untuk basa-basi penting untuk dilakukan. Karena dengan basa-basi, kita bisa menumbuhkan bonding terhadap lawan bicara, mencairkan suasana agar tidak awkward. Namun, dalam berbasa-basi alangkah lebih baik jika kita tetap memilih kata-kata yang pantas untuk dilontarkan, karena tak jarang kata-kata basa-basi menjadi boomerang yang bisa menyinggung orang lain.

Menurutku basa-basi dalam berkomunikasi itu sangat penting karena biasanya akan membuat lawan bicara kita menjadi nyaman karena ada pembukaan topik sebelum berbincang atau mengobrol ke arah yang dituju. dan biasanya dengan berbasa-basi lebih dahulu akan membuat kita menjadi lebih akrab dengan lawan bicara,namun jika ingin terkesan tidak basa-basi kita bisa langsung saja menanyakan hal yang ingin kita tanya atau kita bicarakan namun dengan tata bahasa yang baik dan yang bisa membuat dia nyaman.

Berbicara mengenai budaya basa-basi di Indonesia, menurut saya hal tersebut bisa dibilang cukup penting untuk memulai suatu obrolan atau berkomunikasi dengan orang lain. Mungkin bagi orang yang sudah sangat dekat, basa-basi ini tidak perlu untuk dilakukan berbeda halnya jika bertemu dengan orang baru. Di Indonesia sendiri, basa basi dianggap sebagai bentuk sopan santun kepada lawan bicara karena dirasa tidak etis jika langsung bicara to the point. Selain dianggap sebagai bentuk sopan santun, basa-basi dapat dijadikan sebagai alat untuk mencairkan suasana dan menghindari kecanggungan saat memulai percakapan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan basa-basi untuk menjalin suatu relasi menurut pakar Harvard University, diantaranya ialah mengetahui terlebih dahulu latar belakang dan situasi lawan bicara. Sebelum memulai basa-basi, sebaiknya kita mencari tahu terlebih dahulu tentang latar belakang dan situasi lawan bicara kita. Jangan sampai memulai basa-basi dengan orang yang salah atau tidak sesuai dengan latar belakangnya, dan dalam situasi yang kurang tepat. Kedua, memanfaatkan kondisi dan membicarakan berita yang up to date. Ketiga, memanfaatkan kondisi ruangan apakah ada sesuatu yang menarik untuk diperbincangkan. Dan yang terakhir yaitu tidak membahas hal-hal yang menyinggung lawan bicara.