Budak Korporat Vs Pekerja Start-up : Enak Mana?

Seiring perkembangan zaman dan berkembang pesatnya teknologi, ragam pekerjaan juga mengalami perkembangan yang cukup pesat. Semakin kesini, jenis pekerjaan yang tersedia juga semakin banyak. Mulai dari pekerjaan di lingkungan pemerintahan, ppekerjaan di lingkungan perusahaan, hingga yang sedang nge-trend pekerjaan di start up. Setiap lingkungan kerja tentunya memiliki budaya serta kultru tersendiri yang jelas berbeda satu dengan yang lainnya. Kultur kerja di perusahaan dan peerintahan cenderung kaku dan tegas, sedangkan di start up cenderung kalem, nyaman serta fleksibel. Inilah alasan kenapa start up begitu digandrungi oleh kaum milenial.

Nah, pertanyaan terbesarnya, sebenarnya enak mana sih kerja di persuahaan atau di start up? Tulis pendapat kalain di kolom komentar yaa

Mungkin jika ingin memiliki pekerjaan yang tetap bisa kerja di perusahaan atau menjadi budak korporat, tetapi jika orang yang bosanan seperti saya lebih baik kerja di Start-Up. Karena di Start-up itu setau saya ada sistem kontraknya, dan kerjanya juga lebih fleksibel. Jadi, kalo saya lebih memilih kerja di startup yang fleksibel, jadi ga mudah bosan.

Kalau ditanya mana yang lebih enak kemungkinan besar tentu di startup. Seperti yang sudah dijelaskan cenderung kalem, nyaman dan fleksibel.

Akan tetapi benefit yang diterima menurut saya lebih baik, dari segi habbit membangun karakteristik kita menjadi lebih baik. Menciptakan gairah kerja sehingga prestasi dan produktivitas pekerja dapat meningkat. Tidak seperti pekerja korporat yang kerja pada waktunya, tidak jarang pekerjaan yang fleksibel membuat kita bekerja tidak pada waktunya, misal dilakukan malam-malam, tidak baik, membuat lelah dan lama-lama membuat kita menjadi sakit.

Secara komunikasi dan koordinasi juga kurang begitu baik, sering terjadi miskomunikasi sehingga sulit untuk menyesuaikan waktu dengan pekerja lain. Misal kita ada project kelompok, akan tetapi tidak semua sedang bisa mengikuti meeting. Atau misalkan kita mau mengerjakan suatu pekerjaan dipagi hari, akan tetapi kita harus menunggu rekan yang lain menyelesaikan pekerjaannya, sedangkan dia bisa bekerja saat siang saja.

Maka jika disuruh memilih, lebih baik menjadi pekerja korporat (bukan budak) karena saya tidak mau hanya sekedar mengikuti kemauan egois saya sendiri dengan bekerja santai.

Dua-duanya sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, sebagaimana yang sudah disebutkan oleh kak @milham4 dan @Deden_ImamBuchori . Jadi ini semua sebenarnya kembali lagi pada preferensi dan karakter kita masing-masing. Jika memang menginginkan sebuah lingkungan kerja yang fleksibel, tidak mengikat dan menuntut banyak inisiatif, start up bisa menjadi pilihan. Namun jika lebih menginginkan kepastian, kestabilan dan pekerjaan yang lebih rutin, bisa memilih korporat.

Karena saya orangnya cenderung lebih suka keteraturan dan kepastian, sepertinya saya akan lebih memilih korporat ketimbang start-up. Ya oke, mungkin saya bukanlah tipe orang yang inspiratif, kreatif, inisiatif, solutif dan segala tif-tif lainnya, maka dari itu saya lebih memilih jobdesc yang jelas, tetap dan metodis.

Saya pribadi juga akan memilih pekerja korporat. Alasan utamanya adalah karena stabil. Sebagai orang yang ingin menabung dengan lebih teratur, saya lebih menyukai bekerja di perusahaan yang memang sudah terverifikasi. Bekerja di start up memang akan melatih segala kreativitas kita untuk mengembangkan potensi dan popularitas start up yang bersangkutan. Namun, menurut saya start up lebih cocok dimanfaatkan sebagai training sebelum kita masuk ke dunia kerja. Kalaupun memutuskan untuk melanjutkan di sana, itu bukan masalah sama sekali. Biasanya orang-orang yang suka tantangan akan cocok dengan budaya kerja start up ini.

Bagi saya yang seringkali masih kurang bisa adaptif, maka saya rasa korporat menjadi alternatif yang paling memungkinkan. Korporat lebih stabil dalam banyak hal, seperti kebijakan, guidelines, regulasi, dan lain-lain sehingga tidak memberikan kesulitan yang berarti untuk orang-orang yang kurang adaptif.

Sebenarnya saya lebih suka kerja dengan lingkungan yang kalem, nyaman dan fleksibel. Jika bekerja di Start-up kita juga dapat merasakan bagaimana perusahaan itu tumbuh misalnya Go-jek yang awal berdiri pada tahun 2010 sampai sekarang perusahaan itu bisa berkembang sampai sejauh ini. saya rasa jika menjadi salah satu pekerja yang mengikuti perkembangan perusahaan dari yang awalnya kecil sampai berkembang menjadi besar bisa menciptakan sebuah kesan dan kebanggaan tersendiri, serasa juga bisa ikut merasakan wujud dari hasil kerja kerasnya selama berkerja di perusahaan start-up tersebut. Mengingat kembali project-project yang pernah ikut dikerjakan, dapat memberikan kontribusi yang besar bagi perkembangan perusahaan memberikan kebanggan dan memori yang tak terlupakan.

Korporat dong. Sebab ketika kita bekerja disebuah korporat dari sistem kerja dan jam hingga gaji lebih terperinci dan memiliki kontrak yang jelas dengan sanksi yang jelas pula bila dilanggar salah satu pihak. Sehingga untuk menuntut ketika melakukan kecurangan dapat lebih mudah.