Brand Ambassador harus Goodlooking atau sesuai Standar Sosial Indonesia?

54660-marshel-dan-babe-cabita-sebagai-brand-ambassador-ms-glow-men-instagram-atmsglowmen (2)

Minggu lalu sempet viral nih wajah Bebe Cabita dan Marshel Widianto terpamoang di billboard Time Square New York. Padahal sebelumnya, sempet dihujat karena menurut netizen mereka ga cukup tampan buat jadi brand ambassador. :pensive:

Terlepas dari strategi marketing, penggunaan model goodlooking atau yang cantik maupun tampan yang sesuai dengan standar sosial masyarakat masih marak dijumpai di Indonesia. Butuh waktu yang cukup lama untuk mengubah konstruksi sosial tentang definisi cantik atau tampan di Indonesia yang sudah mengakar, sehingga dapat mengurangi hujatan terkhusus hujatan fisik maupun body shaming.

Menurut pendapat kamu gimana nih tentang model atau brand ambassador yang harus goodlooking?

2 Likes

Sebenarnya tujuan dari model atau brand ambassador yang goodlooking untuk menarik perhatian masyarakat terhadap produk ataupun jasa yang mereka pasarkan, yang telah disesuaikan dengan konsep produk ataupun jasa. Jadi model ataupun ambassador tidak harus goodlooking, karena dalam pemasaran produk atau jasa yang dilihat adalah tujuan dan fungsinya dari produk atau jasa yang ditawarkan.

“Iklan berperan sebagai penarik perhatian, sehingga konsumen tertarik, timbul keinginan untuk membeli dan memutuskan pembelian”
Strong dalam Lukitaningsih (2013:125)

Dalam mengiklankan atau mempromosikan produk atau jasa harus dibuat semenarik mungkin, unik, diingat masyarakat, kegunaan, dan fungsi dari iklan dan promosi.

2021-09-01T17:48:00Z

KK Sosmed Podcast - Elisabeth Maranatha

2 Likes

Saya sejalan dengan pendapat Mbak @Elisabethmaranatha

Terlepas dari standar kecantikan/kegantengan di Indonesia, apapun dan bagaimanapun cocoknya rupa seorang model bukan diukur dari kerupawanya namun seberapa berguna dan seberapa mewakilkannya brand ambassador atau model relatif dengan image atau identitas apa yang brand sebuah perusahaan ingin tampilkan kepada konsumennya.

Visual Branding merupakan upaya sebuah perushaan atau lembaga untuk menciptakan identitas visual untuk memberikan identitas atau kesan tertentu kepada audien tujuan. Jika wajah Bebe Cabita dan Marshel Widianto sejalan dengan apa yang pihak brand inginkan, kenapa tidak? Justru jika mengharuskan seorang model untuk good looking tapi tidak sesuai dengan produknya bukannya malah akan merugikan / counter-productive?.

Menurut saya diskusi ke arah ini akan lebih lancar jika juga dijelaskan konteks yang menghilang dari diskusi ini. Iklan apa yang sebenarnya sedang dibicarakan, apa peran wajah Bebe Cabita dan Marshel Widianto dalam iklan itu, Iklannya sendiri soal apa, dan sebagainya.

Menurut saya jika konsumen tidak menyukai wajah wajah Bebe Cabita dan Marshel Widianto, mungkin iklan dan brand tersebut memang tidak ditujukan kepada khayalak yang melakukan hujatan, makanya mereka tidak menyukai iklan tersebut.

1 Like

Untuk fenomena ini sendiri, dapat dijelaskan dari berbagai perspektif. Pertama - tama, poinnya disini adalah tentang marketing yang menggunakan brand ambassador atau model. Untuk ini saya setuju dengan pendapat dari @Elisabethmaranatha mengenai tujuan dari marketing itu sendiri, yang berfokus pada pemasaran tujuan dan fungsi dari sebuah produk ataupun jasa yang sebetulnya tidak terlalu memikirkan model atau brand ambassador yang digunakan (yang pastinya disesuaikan saja sesuai konsep produk atau jasa). Kemudian kita pun tahu jika saat ini iklan - iklan yang beredar di Televisi atau di platform lainnya kebanyakan menggunakan brand ambassador atau model yang dinilai memiliki paras yang ’ sesuai dengan standar yang beredar di masyarakat kita hari ini '.

Misalnya saja seperti iklan – iklan platform belanja oline seperti Tokopedia ataupun Shopee yang sering menggunakan brand ambassador atau model iklan yang berasal dari boyband, girlband, ataupun aktor atau aktris dari Korea Selatan seiring dengan perkembangan Kpop di Indonesia yang semakin pesat yang secara ekonomi dapat mendongkrak sales karena mereka kebanyakan mengincar dominasi pasar di kalangan anak muda dan kaum milenial. Standar kecantikan dan ketampanan yang beredar di masyarakat, tentunya tidak terbentuk begitu saja, melainkan ada karena sebuah proses yang sangat panjang. Jika menilik dari teori Stuart Hall mengenai representasi, maka ada banyak pihak yang memberikan representasi meaning atau makna dari sebuah kecantikan atau ketampanan yang pada akhirnya akan menjadi sebuah standar yang berkembang di masyarakat.

Kaplitalisme perusahaan - perusahaan yang ingin mencari keuntungan sebesar - besarnya dengan berbagai cara ditambah dengan portrayal dari media (entah itu media massa, media online, acara TV, dan sebagainya) menurut saya menjadi pihak - pihak yang bertanggung jawab dalam memberikan representasi makna kecantikan dan ketampanan yang beredar di masyarakat kita sekarang ini. Mereka - mereka ini yang disebut Stuart Hall sebagai produsen yang memproduksi meaning dari kecantikan dan ketampanan (kulit putih, postur ideal, rambut lurus, dan sebagainya) dan meaning ini disirkulasikan melalui konsumsi masyarakat secara terus menerus (melalui iklan, acara TV, film, dan lain sebagainya) dan berakhir dalam proses yang disebut sebagai representasi yang dimana standar - standar yang diproduksi oleh produsen tadi diterima oleh masyarakat dan menjadi semacam konstruksi sosial. Hal ini merupakan bagian dari teori Circuit of Culture-nya Stuart Hall.

Itulah sebabnya, mengapa bisa saja terjadi hujatan kepada brand ambassador atau model yang dianggap tidak goodlooking dan tidak sesuai dengan ’ standard ’ yang beredar di masyarakat. siapapun modelnya tentu sudah dipilih melalui pertimbangan dan memang sudah sesuai konsep yang ingiin dijalankan ketika membuat iklan dan sebagainya untuk sebuah produk ataupun jasa. manusia diciptakan berbeda - beda dan setiap manusia memiliki ’ beauty and handsomeness ’ mereka masing - masing yang menjadikannya itu sebagai sebuah kesatuan diversity atau keberagaman. Sehingga menurut saya, body shaming yang diarahkan kepada Bebe Carita dan Marcel Widianato tersebut tidaklah tepat untuk dilakukan.

1 Like

‘good looking’ itu ya merupakan bagian dari standar sosial indonesia itu sendiri.
Nah, penggunaan BA di perusahaan no debate, karena memang sepenting itu untuk me-branding produk atau image perusahaannya. Brand ambassador ini digunakan sebagai salah satu penggerak word of mouth (WOM) yang punya audiens dengan jumlah yang besar. Dengan dia promosiin produk/jasa kita secara positif ke audiens yang mereka punya, perusahaan akan dikenal oleh banyak orang dan bahkan orang bisa terpengaruh untuk beli produk/jasa dari perusahaan.
Untuk kasus BA harus goodlooking atau tidak, aku memilih tidak. Karena, bukan kecantikan atau ke-handsome-an seseorang yang dijual, tapi bagaimana ‘awareness’ masyarakat terhadap BA tersebut. Kaya contohnya Arya Saloka & Amanda Manopo, mereka baru-baru ini dipilih sebagai BA Shopee. Apakah karena mereka goodlooking? Ah, tentunya tidak. Mereka dijadikan BA karena setelah membintangi acar televisi yang booming dan mendapatkan rekor MURI karena TVR dan sharenya konstan di atas 50%, hal tersebut menjadi bukti bahwa kehadiran AS & AM di masyarkata sangat disambut baik dan disadari oleh masyarakat. Oleh sebab itu, Shopee memilihnya untuk menjadi BA-nya.
Jika standar BA hanya Goodlooking, pasti shoppe sudah menggaet AS & AM sejak dulu, nayatanya, tidak, kan? Namun sayangnya, beberapa masyarakat kita masih beranggapan bahwa menjadi BA itu karena goodlooking, padahal pernyataan ini tidak sepenuhnya benar.

1 Like

Setuju dengan pendapat @stylo

Pemilihan seorang Brand Ambassdor dari sebuah perusahaan atau Brand, biasanya orang yang dipilih menjadi Brand Ambasaddor adalah orang yang memiliki karakteristik dan latar belakang yang sesuai dengan Segmen pasar dan Brandnya. Contohnya pada iklan ABC Sambal bawang pedas, mereka memilih Chef Arnold sebagai Brand Ambassador mereka, karena memilliki Latar belakang yang sejalan dengan produknya sama sama pada bidang Makanan dan Kuliner. Dengan latar belakang seorang Chef Audience yang melihatnya akan mendapatkan persepsi bahwa sambal ABC ini cocok untuk segala masakan dan bisa membuat masakan menjadi enak seenak masakan buatan seorang Chef.

Jadi mau Brand Ambassador yang Goodloking atau tidak, jika tidak sesuai dengan karakteristik dan latarbelakang produknya maka penyampaian informasi produk itu akan kurang tersampaikan dengan baik. Iklan itu akan gagal apalagi jika tidak bisa menarik perhatian konsumennya terhadap Produk tersebut.

1 Like

Kita kenalan dulu apa itu brand ambassador, brand ambassador (BA) atau dalam bahasa Indonesia disebut duta merek adalah satu atau beberapa orang yang dipilih untuk dikontrak oleh sebuah organisasi atau perusahaan. Tugas brand ambassador adalah menjadi wajah atau ikon perusahaan dalam jangka waktu tertentu dan menampilkan identitas merek atau nilai-nilai yang dianut organisasi atau perusahaan yang merekrut mereka. Di dunia pemasaran, strategi brand ambassador digunakan untuk mendistribusikan nilai atau prinsip suatu merek demi mengarahkan audiens yang dituju untuk membeli produk yang ditawarkan. Biasanya, orang-orang yang dipilih sebagai brand ambassador adalah mereka yang dapat merepresentasikan kesan baik dan positif, serta relevan dengan brand atau merek. Singkatnya, brand ambassador merupakan representasi poduk/perusahaan yang dibawakan. Dalam urusan brand ambassador tentunya setiap merk memiliki ketentuan serta sudut pandang masing massing. Ketika mereka mengontrak seorang brand ambassador, mereka sudah memikirkan dengan baik terkait keputusan mereka. Good looking merupakan hal yang tidak terdapat pada persyaratan menjadi seorang brand ambassador. Seorang brand ambassador tentunya haruslah memiliki persyaratan kredibel, dikenal karena karya dan prestasi dan bukan karena sensasi, dienal banyak orang, memiliki daya tarik serta memiliki sifat positif. Jadi saya rasa, penunjukan Babe dan Marshel sebagai brand ambassador sebuah produk perawatan sah sah saja karena keduanya merupakan orang yang tidak penuh sensasi, tidak punya sikap negatif, punya daya tarik tersendiri, dll. Kemudian, saya rasa produk perawatan untuk pria yang menjadikan Babe dan Marshel punya perhitungan serta tujuan tertentu serta mereka ingin menyampaikan pesan bahwa setiap orang punya untuk merawat diri mereka masing masing.