Bisakah Hewan Tasmania Mengalahkan Kanker di Wajahnya?

https://s3-ap-southeast-1.amazonaws.com/bobo-id-assets/media/embed/original/1500621977_tasmanian-devil-bisa-sangat-berbahaya.jpg
Namun kali ini, para peneliti bertaruh bahwa hewan ini bisa melalui semuanya. Para peneliti sudah memisahkan populasi hewan yang tidak terjangkit


Tasmania adalah hewan yang agresif, dan marsupial karnivora terbesar di dunia saat ini. Dengan memiliki tinggi 2 kaki, memiliki berat mencapai 26 pounds dan memiliki masa hidup selama 5 tahun, jika dia beruntung, karena sekarang hanya tersisa sangat sedikit di dunia. Sejak pertengahan 1990, infeksi kanker aneh yang disebut devil facial tumor disease sudah memangkas habis penyebaran populasi hewan yang hanya ditemukan di Australia ini. Berkurang dari 140,000 ekor menjadi 20,000 ekor saja.

Ketika hewan ini bertarung dan menggigit satu sama lain saat sedang musim kawin, sel-sel tumor dari hewan yang terjangkit penyakit ini memasukkan virus ini juga melaui luka yang terbuka di tubuh lawannya. Dari gigitan tersebut membawa sel-sel menular yang akan tumbuh menjadi tumor di wajahnya. Hewan yang terinfeksi akan mati setelah 6 bulan terinfeksi tumor ini, disebabkan karena kelaparan, tumor ini membuat mereka untuk makan.

Saat penyakit ini pertama kali ditemukan, hasil penelitian yang mengejutkan ini mengkhawatirkan akan membuat hewan ini jatuh kedalam kepunahan, ditambah lagi dengan efek dari kerusakkan ekosistemnya.

Namun kali ini, para peneliti bertaruh bahwa hewan ini bisa melalui semuanya. Para peneliti sudah memisahkan populasi hewan yang tidak terjangkit, termasuk yang berada di Pulau Maria. Sementara, uji coba lapangan vaksin melawan kanker ini sudah mulai sejak september lalu.

Dan hal yang paling membahagiakan ialah. Ditemukannya tanda-tanda bahwa diri dari hewan ini mulai beradaptasi dengan vaksin ini. Mereka kemungkinan memiliki kemampuan untuk melawan penyakit ini.

Ini bukanlah salah kita,

Tasmania menjadi langka di dataran Austalia 400 tahun lalu. Manusia kemungkinan berkontribusi dalam kematian hewan ini, temasuk ketika memperkenalkan dingo ke habitatnya. Tasmania sudah kehilangan habitatnya,seperti hutan kering eukaliptus dan padang rumput.

Tapi kelangkaan ini tidak sepenuhnya diakibatkan oleh manusia. Berawal ketika seekor Tasmania mengembangkan kanker pada tahun 1990-an, dan ketika kanker tersebut dapat menular ke Tasmania lainnya, Jumlah dari virus-virusnya ini sama seperti virus papilloma yang ada di tubuh manusia,tetapi virus ini berbeda, virus ini dapat dengan mudahnya berpindah.

Pada tahun 2012 dan 2013, 28 ekor Tasmania yang terbukti bersih dari sel kanker ini mulai dipindahkan ke pulau yang tidak terinfeksi virus kanker ini. Saat ini populasi yang ada ialah antara 80 dan 90 ekor. Wilayah lain yang mulai memasuki tahap bahaya sel kanker ini ialah di semenanjung Forestier , di sebelah selatan pulau maria.