Binatang mitologi apa saja yang ada di nusantara ?

Mitologi adalah sebuah kajian tentang mitos. Mitologi berkaitan erat dengan legenda maupun cerita rakyat.

Binatang mitologi apa saja yang ada di nusantara ?

Bedawang nala digambarkan berbentuk seekor kura-kura berapi raksasa di dasar laut yang memiliki karakter dapat meminum dan memuntahkan air laut dalam jumlah yang sangat besar dalam sekejap. Selain itu Bedawang nala direpresentaskan sebagai gunung-gunung berapi di dasar laut yang aktivitas vulkaniknya dapat menyebabkan gempa di daratan dan gelombang besar tsunami di laut.

Kata bedawang nala ini disebutkan berasal dari istilah Sanskerta, Vadavanala, yang telah mengalami penyesuaian dengan lidah orang Bali.

Bedawang atau Bedawang Nala adalah seekor penyu raksasa dalam mitologi Bali yang membawa seluruh dunia di punggungnya. Bedawang Nala merupakan penjelmaan Wisnu – Binatang Suci

Penggambaran Bedawang Nala terdapat dua jenis, yaitu :

  • Penggambaran bedawang nala yang berupa seekor kura-kura dibelit seekor naga.

    Naga yang membelit kura-kura berapi tersebut dikenal dengan nama Basuki. Dalam konsepsi mitologi Hindu, Naga Basuki (Vasuki) merupakan simbolisasi aliran air yang ada di bumi (Battacharyya, 2001). Ornamen bedawang nala yang dibelit seekor naga semacam ini terdapat di dasar bangunan meru di Pura Taman Sari, Kabupaten Klungkung, Bali.

  • Penggambaran bedawang nala yang berupa seekor kura-kura dibelit dua ekor naga.

    Dua naga yang membelit sang kura-kura masing-masing bernama Naga Basuki dan Naga Anantabhoga. Kata ananta bhoga ini secara harfiah berarti makanan yang tak ada habis-habisnya. Dia merupakan simbolisasi tanah atau bumi yang menjadi sumber abadi segala makanan bagi semua makhluk hidup di bumi (Battacharyya, 2001). Dengan demikian, pasangan Naga Anantabhoga dan Naga Basuki dalam hal ini dapat dimaknai sebagai dwimanunggal-nya elemen tanah dan elemen air yang terdapat di bumi. Ornamen bedawang nala yang dibelit dua ekor naga serupa ini dapat ditemukan di dasar sebuah meru kuno di Pura Kehen, Kabupaten Bangli, Bali.

Menurut Covarrubias (1937) asal usul Bedawang Nala adalah sebagai berikut :

…pada awalnya tidak ada apa-apa, semuanya kosong, hanya ada ruang yang hampa… Melalui meditasi Antaboga, Sang Dewa Ular menciptakan seekor Penyu, Bedawang, dimana di atasnya melingkar 2 ekor ular sebagai fondasi bumi. Di atas Bumi ini diletakkan penutupnya, sebuah Batu Hitam. Tidak ada Matahari, tidak ada Bulan… Ini adalah Dunia Kegelapan dalam kekuasaan Dewa Batara Kala dan Dewi Setesurya…Kala menciptakan terang dan Manusia, dan air di sekelilingnya. Di atasnya kemudian berturut-turut diciptakan kubah atau langit, tinggi dan rendah…

Dari perkiraan tersebut, Covarrobias (1937) menyimpulkan, “…pulau [Bali] ini berdiri di
atas seekor penyu, yang terapung di Laut.

Pandangan masyarakat Hindu terhadap Dewa Wisnu dijelaskan oleh Moertjipto dan Prasetya (1997):

Dalam hal ini, Wisnu bertugas menolong para dewa dari ancaman roh jahat yang menganggu kententeraman para dewa. Ia menyarankan agar para dewa dan roh jahat bersatu mencari air amerta atau air kehidupan yang telah hilang pada waktu dunia dilanda banjir. Usaha yang dilakukan adalah dengan menggunakan Gunung Mandara untuk mengaduk air laut dan Naga Basuki sebagai talinya. Karena terlalu berat, dan bumi menjadi tenggelam, maka Wisnu menjelma menjadi kura-kura raksasa yang besar dan menyangga Gunung Mandara dengan punggungnya. Pada saat itu keluarlah air amerta atau air kehidupan.

Bedawang Nala

Makara

Makara

Makara dalam bahasa Sansekerta adalah monster laut yang bentuknya menyerupai lumba lumba, buaya, dan gajah karena dari semuanya itu adalah lambang penghormatan kepada Dewa Kama (William, 1999). Seiring dengan berjalannya waktu, makara menjadi binatang yang dimitoskan sehingga dalam bahasa Jawa Kuno dianrtikan sebagai binatang mitos yang menyerupai ikan, buaya, dan gajah (Zoetmulder, 1995).

Tugas dari binatang mitos ini adalah sebagai penjaga Dewa Siwa yang pada bangunan candi Hindu diukirkan dalam bagian pintu masuk ke dalam candi. Binatang dalam candi Hindu selalu digambarkan sebagai makhluk dunia bawah sehingga makara ditempatkan di bagian Bhūrloka oleh masyarakat pengikut Hindu Siwa.

Makara

Naga

Naga adalah binatang mitos yang berbentuk ular besar. Hal yang membedakan ular yang besar dengan naga terdapat di kepalanya. Seekor ular biasa dengan ukuran sebesar apapun tetapi tidak memiliki mahkota di kepalanya tetaplah hanya sebatas ular.

Namun, ular yang bermahkotakan di kepalanya adalah naga. Naga adalah simbol penjaga keseimbangan bumi, kalau di Jawa dikenal sebagai Sang Hyang Anantaboga. Oleh karena itu, naga ini berada dalam hiasan di bawah Yoni yang dianggap sebagai bumi.

Naga jawa

Naga jawa

Naga jawa

Kinara-Kinari

Kinara-Kinari

Kinara-Kinari merupakan makhluk mitos yang berada di surga dengan badan seperti burung, berkepala manusia, dan dari dua jenis kelamin laki-laki dan perempuan (Zoetmulder, 1995). Karena kinara-kinari ini merupakan jenis makhluk surga, dia berada di swargaloka dengan maksud sebagai penjaga surga. Tidak semua candi Hindu memiliki hiasan kinara-kinari karena kententuan yang belum pasti.

Kinara-Kinari

Kinara-Kinari

Kinara-Kinari