Bagaimana karakteristik seseorang yang memiliki Harapan Tinggi?

Harapan

Harapan merupakan kombinasi antara mental willpower dan waypower yang berfungsi untuk mencapai tujuan .

Snyder (1994) mengemukakan beberapa karakteristik psikologis individu yang memiliki harapan tinggi, yaitu:

Optimisme

Optimisme diartikan sebagai perasaan memiliki energi mental untuk mencapai suatu tujuan. Scheier dan Carver (1985) mendefinisikan optimisme sebagai suatu harapan individu secara umum bahwa hal-hal yang baik akan terjadi. Penelitian menunjukkan bahwa harapan memiliki korelasi positif dengan optimisme. Optimisme sendiri berkaitan kuat dengan willpower daripada komponen waypower dalam harapan.

Persepsi mengenai Kontrol

Umumnya, individu yang memiliki harapan lebih tinggi menginginkan untuk menggunakan kontrol pribadi dalam kehidupan mereka. Harapan dapat dikorelasikan dengan keinginan dalam kontrol, kemampuan untuk menentukan, menyiapkan diri untuk melakukan antisipasi terhadap stres, kepemimpinan, dan menghindari ketergantungan.

Penelitian menunjukkan bahwa harapan memiliki hubungan yang positif dengan persepsi seseorang mengenai kontrol. Penelitian lainnya menunjukkan bahwa individu yang memiliki sumber internal dalam kontrol memiliki harapan bahwa mereka dapat mengontrol nasib mereka sendiri. Sebaliknya, individu yang memiliki sumber kontrol eksternal berharap untuk dikontrol oleh kekuatan atau paksaan yang berasal dari luar dirinya.

Persepsi mengenai kemampuan pemecahan masalah

Karena salah satu komponen dari harapan adalah berpikir mengenai waypower , maka harapan berkaitan dengan persepsi individu mengenai kemampuannya untuk menyelesaikan masalah. Kemampuan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan harapan diperlukan ketika individu mengalami kesulitan untuk mencapai tujuan. Dalam keadaan tersebut, individu yang memiliki harapan tinggi cenderung terfokus pada tugas dan mencari berbagai cara alternatif untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Individu dengan harapan tinggi telah mengantisipasi masalah dan memahami bahwa mereka akan mengalami rintangan pada saat mencapai tujuan.

Daya Saing

Daya saing memiliki pengaruh terhadap perbandingan individu dengan orang lain. Individu yang memiliki harapan tinggi akan memiliki daya saing yang lebih besar. Individu tersebut menikmati bekerja keras dan memiliki perasaan bahwa mereka dapat menguasai keadaan fisiknya. Penelitian menunjukkan bahwa individu dengan harapan tinggi menyukai proses kompetisi karena proses tersebut menyediakan tantangan yang baru bagi mereka. Dengan kata lain, mereka menikmati proses daripada hasil yang diperoleh.

Self Esteem

Individu dengan self esteem tinggi akan memiliki harapan yang tinggi dan terbiasa untuk berpikir mengenai keinginan dan rencana untuk mencapai tujuan. Individu tersebut akan berpikir positif mengenai diri mereka sendiri karena mereka memahami bahwa mereka harus mencapai suatu tujuan.

Westerop (2002) dalam penelitiannya mengatakan bahwa remaja yang memiliki harapan lebih tinggi cenderung memiliki self esteem yang lebih tinggi juga. Evaluasi positif mengenai diri mereka sendiri bukan merupakan suatu bentuk kebanggaan. Namun, hal tersebut merupakan suatu penghargaan terhadap diri sendiri.

Afek Positif

Karakteristik yang berkaitan dengan harapan adalah afek positif. Afek positif merupakan keadaan mental disertai dengan konsentrasi penuh, keterikatan, dan energi tinggi. Afek positif merupakan suatu cara berpikir dimana pikiran kita tertarik, senang, kuat, antusias, bangga, siaga, terinspirasi, menentukan, memperhatikan, dan aktif. Individu dengan harapan tinggi akan terlibat sepenuhnya dan memiliki energi dalam aktivitas mereka mencapai tujuan. Individu tersebut memiliki keinginan kuat untuk mencoba berbagai solusi atau jalan untuk mencapai tujuan dengan menggunakan konsentrasi dan perasaan tertarik mereka. Sebaliknya, afek negatif merupakan keadaan subyektif yang secara umum bersifat negatif yang berkaitan dengan kecemasan, kemarahan, ketakutan, dan rasa bersalah.

Dalam teori harapan, individu dengan perasaan marah dan rasa bermusuhan menunjukkan bahwa mereka percaya mereka telah terhalang untuk mencapai tujuan mereka. Kekurangan pribadi yang disertai dengan kemarahan pada individu dengan harapan yang rendah disebabkan karena mereka tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan. Sebaliknya, kemarahan pada individu dengan harapan tinggi muncul karena ketidakmampuan untuk menghadapi halangan tersebut. Secara umum, individu yang terhalang ketika mencapai tujuan mereka akan mengalami perasaan marah dan putus asa. Perasaan bersalah dialami karena individu dengan harapan rendah memiliki harapan untuk mencapai tujuan, tetapi mereka tidak mampu melakukannya. Perasaan takut berasal dari fakta bahwa mereka tidak menghadapi atau menghindari hal-hal negatif dalam kehidupan mereka. Bagi mereka, masa depan merupakan hal yang menakutkan karena dapat menyebabkan keadaan yang tidak menyenangkan bagi mereka.

Emosi negatif berasal dari evaluasi diri ketika mencoba untuk mencapai tujuan. Persepsi bahwa mereka tidak memiliki kemampuan menyebabkan mereka terperangkap dalam lingkaran evaluasi mengenai kekurangan mereka.

Tidak Merasakan Kecemasan dan Depresi

Kecemasan merupakan keadaan subyektif dimana individu mengkhawatirkan kejadian tertentu. Penelitian menunjukkan bahwa individu yang memiliki harapan tinggi memiliki kecemasan yang lebih rendah. Depresi merupakan keadaan negatif yang meresap dan biasanya tidak memiliki fokus. Individu dengan harapan tinggi dipenuhi dengan energi mental dan ide-ide mengenai pencapaian tujuan sehingga membuat mereka terhindar dari depresi. Individu dengan emosi negatif tidak memiliki willpower dan willpower yang cukup.

Namun, pada tingkat depresi yang lebih rendah, individu memiliki tingkat waypower yang tinggi dengan willpower rendah. Individu dengan karakteristik ini mengetahui bagaimana cara untuk mendapatkan sesuatu, tetapi mereka tidak memiliki kemampuan untuk mempertahankan perilaku mereka.