Bertani di halaman rumah, bisakah?

Bertani bisa menjadi hobi sekaligus life style bagi masyarakat urban masa kini. Namun, keterbatasan lahan sering kali menjadi kendala. Apakah ada cara untuk bertani di halaman rumah yang sempit?

Menurut saya bisa ka, kakak dapat memanfaatkan lahan yang sempit untuk dijadikan lahan pertanian yaitu dengan cara memanfaatkan pekarangan yang tidak dipakai untuk dimodifikasi menjadi lahan pertanian dengan cara menanam tanaman hortikultura, seperti tanaman cabai. Selain itu bisa memodifikasi lahan yang sempit dengan menerapkan food garden dimana tetap mempertahankan estetika lingkungan dan menghasilkan produk pertanian melalui budidaya vertikultur tanaman sayuran, budikdamber (sayuran dan ikan lele), ternak kelinci, dan lain-lain.

Bertani pada halaman rumah yang sempit sangat memungkinkan bagi penduduk kota yang hobi bercocok tanam. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mendukung pertanian urban menurut Fauzi, dkk (2016) adalah dengan menyelenggarakan “Trilogi Urban Farming”. Trilogi Urban Farming adalah bentuk gerakanuntuk mencintai pertanian secara nyata untuk memanfaatkan lahan sempit d halaman rumah. Teknologi ini mencakup:

  • Sistem hidroponik menggunakan NFT (nutrient film technique) atau DFT (deep flow technique). Kelebihan sistem NFT adalah kita lebih mudah mengatur suplai nutrisi bagi tanaman supaya produktivitasnya stabil, sedangkan kelebihan DFT adalah lebih hemat listrik. Sedangkan kelemahan NFT, ia lebih banyak memakan listrik, supaya suplai nutrisi tidak berhenti, dan kelemahan DFT adalah tanaman akan lebih mudah mengalami busuk akar karena oksigen yang kurang

  • Sistem vertikultur tower yang dapat digunakan jika lahan sangat minim dan terbatas. Sistem ini dapat menggunkan pipa paralon yang disusun secara vertikal

  • Planter box. Jenis teknologi ini diperuntukan untuk daerah yang tidak memiliki tanah yang cukup, atau tanah permukaan telah dibeton seutuhnya. Modelnya kotak bisa bertingkat dan cukup ditambah media tanam tanpa harus mencangkul seperti konvensional pada umumnya. Namun karena bahan yang digunakan adalah kayu sehingga mudah hancur karena terpaan cuaca maupun rayap sehingga tidak tahan lama.

Referensi:
Fauzi, A. R., Annisa, N. I., Heni, A. 2016. Jurnal : PERTANIAN PERKOTAAN : URGENSI, PERANAN, DAN PRAKTIK TERBAIK. Jakarta: Universitas Trilogi

Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat di Indonesia sangat berpengaruh pada luasan lahan pertanian yang semakin menurun akibat dari konversi lahan dari lahan produktif pertanian menjadi lahan pemukiman penduduk. Adanya konversi lahan tersebut mengakibatkan hasil panen pertanian semakin menurun yang mengakibatkan kebutuhan pangan di Indonesia semakin menurun sehingga berdampak pada impor kebutuhan pangan dari negara tetangga seperti tahiland, vietnam, dan lainnya.

Untuk mengatasi tersebut mulailah muncul pertanian perkotaan atau biasa disebut dengan urban farming. Contoh dari urban farming seperti pertanian hidroponik, vertikultur, budidaya dalam ember, budidaya dalam pot, aeroponik, dan lain-lain.

1. Hidroponik

2. Vertikulture

2

3. Budidaya dalam Ember

3

4. Budidaya dalam Pot

5. Aeroponik

5