Berpengaruhkah Toxic Positivity Terhadap Kesehatan Mental?

Screen Shot 2021-07-16 at 10.58.19

Seringkali kita mendengar bahwa seberat apapun masalah yang dihadapi, kita diajarkan untuk selalu melihat hal positif dari setiap masalah yang dihadapi dan mencoba untuk kembali bangkit. Kalimat tersebut kedengarannya baik untuk dilakukan, tapi hal tersebut dapat menepis semua emosi negatif dan terjebak dalam toxic positivity.

Apakah hal itu berdampak positif atau sebaliknya ya? Jika ya, apakah berpengaruh terhadap kesehatan mental seseorang?

Summary

https://kumparan.com/kumparanwoman/mengenal-toxic-positivity-yang-tidak-baik-untuk-kesehatan-mental-1sTNoEag59a/full
Picture from Verywell

2 Likes

Mungkin banyak orang yang belum mengenal atau bahkan tahu tentang ‘toxic positivity’ ini. Jadi masih banyak yang menyampaikan balasan kalimat yang termasuk dalam toxic positivity ini.

Menurut saya pribadi, toxic positivity ini tidak akan terlalu berpengaruh pada kesehatan mental seseorang yang mengatakannya, menurut saya tidak ads salahnya orang ingin terlihat positif di depan orang lain.

Tapi, toxic positivity ini akan berdampak pada orang yang menerimanya, karena merasa dirinya harus positif dan mengabaikan masalah atau emosi yang negatif. Menurut penelitian, menerima dan memahami emosi negatif atau masalah akan lebih baik dibandingkan mengabaikannya dengan berpura-pura positif thinking.

Referensi

Chiu, Allyson “Time to ditch ‘toxic positivity’, experts say: ‘It’s okay not to be okay’” The Washington Post. August 2020.
https://www.washingtonpost.com/lifestyle/wellness/toxic-positivity-mental-health-covid/2020/08/19/5dff8d16-e0c8-11ea-8181-606e603bb1c4_story.html

Ketika kita sedang dihadapkan dengan sebuah masalah, maka salah satu kuncinya adalah dengan berpikir positif. Sebab jika kita terus memikirkan hal negatif, maka akan semakin memperburuk pikiran kita dan memicu terjadinya stress. Itulah sebabnya sebagian besar orang beranggapan untuk selalu berpikir positif ketika menghadapi masalah.

Dorongan untuk tetap positif memiliki dampak positif ataupun negative. Dorongan positif yang menimbulkan dampak negative terhadap orang lain, disebut dengan istilah toxic positivity. Saya setuju dengan pendapat ini

Namun, menurut saya toxic positivity ini dapat mempengaruhi kesehatan mental seseorang. Pasalnya, berpikir positif yang digunakan sebagai tameng untuk mengahadapi masalah juga ada batasannya. Hal ini karena, menurut Soerjoatmodjo (2020), perasaan-perasaan negatif yang tidak terungkap maka akan berdampak buruk. Pernyataan tersebut juga ditegaskan oleh Wong (2020) dalam Soerjoatmodjo (2020) yang mengatakan bahwa toxic positivity membuat emosi manusia yang sebenarnya kompleks direduksi, sehingga justru mengganggu kesehatan mental sendiri.

Summary

Soerjoatmodjo, Gita Widya Laksmini. 2020. Manakala Positif Justru Negatif. 6(19)

Berpikir positif itu memang diperlukan tetapi ketika dibarengi dengan menghindari emosi negatif itu bisa berdampak buruk khususnya bagi kesehatan mental. Istilah toxic positivity ini datang atas dasar tuntutan seseorang pada dirinya sendiri atau dari orang lain yang mengajak untuk selalu berpikir positif dan menolak emosi negatif.

Awalnya aku berpikir “kenapa bisa disebut toxic positivity? Bukannya memang kita sebagai individu sudah seharusnya berpikir positif akan segala hal? Kenapa sampai mempengaruhi mental?” sampai pada akhirnya aku pernah ngerasain itu, kondisi dimana aku mendapatkan ujaran yang positif secara terus-menerus dari seseorang yang membuat aku jadi mulai mengabaikan dan menolak emosi negatif dalam diri. Padahal wajar saja jika kita merasa sedih, marah, mengeluh dan wajar saja untuk mengekspresikannya tetapi dengan adanya ujaran positif yang secara terus menerus ini aku jadi cenderung sulit untuk meluapkan perasaan, selalu act like nothing happen juga didepan orang lain bahkan sampai menimbulkan stress. Sekarang aku jadi banyak berpikir tentang apakah toxic positivity itu dapat dihindari? atau bagaimana cara mengatasinya?

nah setuju bangett! aku juga sering banget dapet kata-kata positif kaya “Semangat ya, pasti bisa lewatin kok” atau “masih banyak loh orang yang masalahnya lebih berat daripada lo” bahkan sampe “banyak bersyukur, jangan ngeluh mulu”. Dari situ aku udah jarang banget ungkapin emosi-emosi negatif yang aku punya, sampe akhirnya aku udah jarang banget untuk cerita masalah aku ke orang lain karena takut respon yang mereka kasih itu jadi toxic untuk aku. Wah berpengaruh banget ya ke kesehatan mental seseorang:(

Aku punya beberapa tips nih yang mungkin bisa untuk mengurangi atau menghindari toxic positivity untuk orang lain, dan semoga membantu ya! :sweat_smile:

  1. Dengarkan cerita dengan baik, jika kurang jelas bisa ditanyakan kembali sampai kamu benar-benar memahami perasaannya. Disamping itu, hal ini juga akan membuat kamu benar-benar peduli terhadap lawan bicara.
  2. Tanyakan bagaimana perasaannya sekarang.
  3. Setelah memahami, ucapkan kalimat empati dan tanyakan apa yang bisa dibantu. Hal ini karena, terkadang seseorang hanya butuh didengarkan tanpa diberikan solusi. Maka dari itu, sebelum memberikan solusi sebaiknya tanya terlebih dahulu.
  4. Jika ingin memberikan semangat, sampaikan solusi atau mengajaknya melakukan aktivitas yang menyenangkan untuk mengalihkan pikirannya dan memperbaiki mood.
Sumber

https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3634607/membuat-perasaan-orang-lebih-baik-tanpa-melakukan-toxic-positivity

Menurut seorang psikolog berpikir positif adalah cara berpikir dengan memiliki pandangan positif tentang hidup. Memiliki kebiasaan berpikir positif sangat bermanfaat di dalam kehidupan. Dengan berpikir positif, pandangan akan lebih terbuka untuk menerima kenyataan hidup dan berpikir positif juga membuat hidup berkembang menjadi lebih baik. Efek dari berpikir positif membuat seseorang menemukan rasa nyaman, bahagia, tentram, dan lebih percaya diri. Karena dorongan dari berpikir positif mampu meningkatkan motivasi seseorang untuk melakukan suatu tindakan dalam meningkatkan kehidupannya. Menurut Peale, 2006 Individu yang berpikir positif akan mendapatkan hasil yang positif dan individu yang berpikiran negatif akan mendapatkan hasil negative. Jadi, Menurut saya selalu berpikir positif bukan suatu tindakan yang salah atau dapat merusak mental seseorang, karena berpikir positif memberikan efek baik dalam menjalankan kehidupan.
Kenapa ketika seseorang selalu berpikir postif disalahkan dan disangkutpautkan dengan kata toxic positivity(?)

toxic positivity kadang membingungkan. Ketika ingin berusaha tetap positif saja bisa dikatakan toxic. Mungkin pernyataan ini memang benar bahwa toxic positivity dapat mempengaruhi kesehatan mental karena pada dasarnya sesuatu yang toxic itu buruk.

Tapi pernyataan ini juga ada benarnya

Saya melihat adanya fenomena toxic positivity ini membuat hal positif menjadi negatif. Ketika kita berusaha meyebarkan hal-hal positif seperti menyemangati teman kita yang sedang sedih mungkin termasuk ke dalam toxic positivity. Menurut saya, berusaha untuk tetap positif itu bukan berarti mengacuhkan atau menolak emosi negatif yang ada dalam diri kita. menurut saya sesuatu yang positif dapat dikatakan toxic tergantung dari bagaimana cara kita menyikapinya.