Beribadah dan Wisata Murah Meriah ala Umrah Backpacker ?

Beribadah dan Wisata Murah Meriah ala Umrah Backpacker ?

image

TEMPO.CO, Jakarta - Rombongan yang terdiri atas 26 warga Indonesia itu terlihat bergembira dan berpose ceria di depan Menara Eiffel, Paris, Prancis. Pose dan raut serupa juga terlihat dalam foto mereka di depan Stadion Allianz Arena di Muenchen, Jerman. Mereka inilah jemaah umrah backpacker asal Tanah Air yang sengaja melakukan perjalanan ibadah sekaligus berwisata ke beberapa kota di Eropa pada Maret lalu.

Rombongan Umrah Backpacker ini dibawa Elya Surie, pemilik agen perjalanan Aliyah Tours & Travel asal Jakarta. Meski terlihat mewah dan mahal --karena mengunjungi kota-kota besar Eropa-- sesungguhnya biaya yang mereka keluarkan tidaklah besar. “Habis sekitar Rp 29 jutaan saja per orang,” ujar Elya saat ditemui awal pekan lalu. “Itu sudah termasuk tiket pesawat, biaya umrah, dan jalan-jalan lima hari di Eropa.”

Jika dihitung secara matematis, angka biaya perjalanan itu terdengar mustahil. Bagaimana tidak, harga paket perjalanan umrah reguler yang biasa ditawarkan agen perjalanan di Tanah Air rata-rata mencapai Rp 20-30 juta. Ini tidak termasuk paket wisata ke negara lain.

Namun para pelaku umrah backpacker punya banyak trik untuk menekan biaya serendah mungkin agar tak hanya berziarah ke Mekah dan Madinah, tapi juga bisa melanjutkan berlibur ke Paris, Istanbul, dan kota-kota lain. Semangat untuk jalan-jalan dengan biaya minim itulah, kata Elya, yang membuat perjalanan umrah mandiri ini populer disebut dengan nama umrah backpacker.

Selain itu, aneka tetek-bengek perjalanan, seperti agenda, pembelian tiket, pengurusan dokumen, hingga pemesanan tiket dan katering, dilakukan bersama-sama oleh para anggota rombongan. “Jadi, biayanya semakin murah karena tidak membayar jasa agen,” tutur perempuan 54 tahun itu.

Tren umrah mandiri ini mulai populer sejak empat tahun lalu. Menurut penyelenggara umrah backpacker lain asal Cikeas, Bogor, Elsa Hasnani, pengaturan kebutuhan jemaah sangat penting agar pelaksanaan ibadah berjalan lancar.

Lewat perusahaanya, Fandiego Travel di Cikeas, Bogor, dia memasarkan paket umrah seharga Rp 18 juta per orang. “Ini hanya untuk umrah delapan hari, tanpa wisata ke negara lain.” Adapun untuk paket wisata tambahan, Elsa bisa memasarkan seharga Rp 21-23 jutaan, tergantung tujuannya.

Elsa mengatakan, model perjalanan semacam ini bisa jadi solusi bagi umat Islam di Tanah Air yang punya keinginan pergi ke Tanah Suci tapi terhambat ongkos.

Rozana Hermansyah, 60 tahun, yang sudah tiga kali ikut bersama rombongan Elya, mengakui perjalanan umrah secara backpacker lebih berkesan. Dia menilai, jika berangkat bersama agen perjalanan reguler, bimbingan ibadah dan layanan terhadap jemaah kurang memuaskan.

“Mungkin karena jumlah anggotanya banyak.” Pada kelompok jemaah umrah backpacker, para anggotanya justru saling membimbing selama pelaksanaan ibadah.

Kebersamaan di antara anggota rombongan itulah, kata Rozana, yang membuat perjalanan jadi berkesan. Semua hal, dia menambahkan, diurus bersama-sama. “Mulai dari check in di bandara, mengurus bagasi, sampai mengurus makan dilakukan bareng-bareng. Kalau ikut agen reguler, kan kita tinggal duduk manis.”

sumber : https://travel.tempo.co/read/1077345/beribadah-dan-wisata-murah-meriah-ala-umrah-backpacker