"Berdamai dengan Keadaan" Mungkinkah Tanpa Disadari Sebagai Upaya dari Self-Improvement?

image
Pernahkah dari kalian ada yang seringkali meluapkan kemarahan, kekecewaan, kesal terhadap suatu keadaan dan tidak menerimanya? Luapan perasaan seringkali diungkapkan tanpa pengendalian hingga bermetamorfosis menyalahkan diri sendiri. :cold_sweat:
Ketersinggungan yang amat dalam, mudah mengakhiri suatu hubungan “Kita? Fine!” atau tidak menerima diri sepenuhnya, “Andai aja gue jadi dia, nggak pernah ada beban hidupnya dan mungkin gue nggak bakal sesusah ini!” Bahkan menghindari berinteraksi dengan orang lain, “Saya nggak ada waktu buat kamu!”
Tanpa sadar reaksi yang ditunjukkan sebenarnya berakar dari apa yang pernah dialami. Ntah itu luka masa kecil, suatu hubungan yang diakhiri dengan tidak baik-baik saja, penyesalan yang tak berujung, rasa trauma hingga terus menghantui dan mencuap menjadi sisi kepribadian kita.
Nyatanya kehidupan memang tidak selalu berjalan sesuai dengan harapan dan terkadang mengharuskan kita berdamai dengan keadaan. Sebenarnya tidak salah jika kamu sulit mengikhlaskan apa yang dialami terlebih kekecewaan akan kebohongan besar. Namun, sampai kapan? Nyatanya kamu seringkali merasa terasing dan terlebih lagi hal itu dapat berdampak pada pengembangan dirimu dalam berinteraksi dengan dunia luar.

-Hai readres :wave:
Yuk kita diskusi! :speech_balloon:
Berdasarkan pemaparan di atas, menurut kalian seberapa penting untuk kita “Berdamai dengan Keadaan?”
Apakah berdamai dengan keadaan menjadi cara efektif sebagai upaya self-improvment atau sebaliknya malah terkesan sebagai cara memaksakan diri hanya untuk ingin lari dari sebuah permasalahan?

Yuk teman-teman… kemukakan pendapatmu dan sama-sama kita menjadikan pembelajaran setiap proses dalam hidup ini :smiley:

Bagiku, aku menyimpulkan Berdamai dengan Keadaan merupakan Self-Improvement. Kenapa? Karena kenyataanya, tidak semua orang dengan secara mudah dapat menerima dan berdamai entah itu kepada dirinya atau kepada orang lain. Sehingga jelas bahwasanya berdamai dengan keadaan itu susah, dan mencoba berarti kita sedang melakukan self-improvement. Jadi memangnya diri kita dulu harus kuat dalam menerima atau memaafkan dan berdamai dengan keadaan. Oleh karena itulah, berdamai keadaan adalah hal baik untuk diri kita apalagi self-improvement. Jadi bagi yang sedang tersakiti, cobalah memaafkan dirimu dulu lalu maafkan hal yang menyakitmu, berdamailah. Sekian, terimakasih. Mohon maaf kalau beberapa dari pendapatku itu salah…

2 Likes

Setuju… kita harus berdamai dengan keadaan terlebih dahulu agar self-improvementnya muncul kepermukaan dengan sendirinya.

Saya mengalaminya sendiri. Yang awalnya tidak menerima suatu keadaan setelah saya fahami dengan hati dan akal saya, baru saya faham inilah yang harus saya lakukan seharusnya.

Terimakasih topik ini bagus :pray:

1 Like

Berdamai dengan keadaan menurut saya itu bagian dari self improvement. Hidup ini tidak pernah berjalan dengan mulus begitu saja, pasti kita melewati lika liku kehidupan dimana kadang kita merasa senang, sedih, kecewa, dsb. Self improvement merupakan pengembangan diri untuk menjadi lebih baik. Bagaimana kita untuk menghadapi segala yang terjadi dalam kehidupan ini ialah dengan cara berdamai dengan keadaan. Terkadang sulit memang untuk berdamai dengan keadaan, tapi kita tidak bisa untuk terus berlarut dalam rintagan kita. Karena selesainya suatu masalah adalah dengan cara menghadapinya bukan menghindarinya. Terimakasih

1 Like

Terima kasih atas tanggapannya Kak. Iya benar, saya setuju dengan pendapat anda bahwa sebenarnya berdamai dengan keadaan sejatinya menjadi kunci awal mula dalam upaya membentuk self-improvement karena jika tidak diawali dengan keadaan tersebut bisa saja hal itu menjadi penghambat untuk pengembangan diri kita.

Terima kasih atas tanggapannya Kak. Saya setuju dengan pendapat anda, menurut kakak kira-kira bagaimana cara atau solusi yang dapat dilakukan untuk teman-teman yang saat ini mungkin berada dalam situasi sulit untuk berdamai dengan keadaan?

Pendapat ku mengenai “seberapa pentingkah untuk kita berdamai dengan keadaan?”

Sejujurnya ketika kita dihadapkan dengan suatu masalah pasti memiliki tolak ukur tersendiri.
Ketika kamu merasakan kegagalan atau kekecewaan yang teramat fatal itu tandanya memaksakan diri agar terbiasa dengan keadaan yang tengah tidak stabil.
Dan ketika kamu merasakan emosi yang tidak sampai terlalu fatal mungkin hal tersebut bisa dibilang sebagai berdamai dengan keadaan.

2 Likes

aku setuju kaak kalau berdamai dengan keadaan itu penting dan bagian dari self improvement, karena aku pribadi pernah mengalami hal itu dan rasanya sulit sekali untuk menerima keadaan yang kupunya saat itu. tapi ternyata berusaha berdamai dengan keadaan merupakan cara yang efektif yang pernah kuterapkan langsung saat itu. berdamai dengan keadaan mungkin terkesan sebuah paksaan tapi menurutku berdamai disini harus kita artikan sebagai sebuah proses dan proses pastinya memakan waktu, dengan waktu yang ada inilah kita tidak akan merasa memaksakan diri dalam menerima keadaaan, so just take your time because everything is a learning process. terimakasih kaak topiknya menarik untuk didiskusikan :star_struck:

1 Like

Terima kasih atas tanggapannya Kak :slight_smile: Menurut kakak kira-kira apa saja cara yang dapat kita lakukan untuk dapat berdamai dengan keadaan?

Wah thank you Kak atas tanggapannya :smiley: saya setuju sekali bahwasannya berdamai dengan keadaan itu juga butuh proses dan hal tersebut perlu ditekankan karena dari proses inilah nantinya tanpa disadari akan membuat kita memaknai setiap perjalanan hidup, tidak merasa terkekang bahkan dapat mengenali diri sendiri dan apa tujuan yang kita cari.

By the way, kira-kira ada tips dan trik nggak kak untuk teman-teman kita yang mungkin saat ini sedang dalam situasi berupaya self-improvement dan bingung bagaimana caranya bahkan mungkin bisa jadi mereka lupa untuk berdamai dengan keadaan yang menjadi salah satu faktornya? :speech_balloon: :wave:

Saya rasa itu relatif
Berdama dengan dengan keadaan ?
Apakah saat kita habya bermain main dan gagal.Lalu kita berdamai dengan keadaan, apakah itu upaya self improvement?
Tidak sama sekali
Namun, saat kita sudah berjuang sekuat tenaga saya rasa itu masuk akal
Karena kita memang harus berjuang, namun kita harus tahu apakah yang kita perjuangkan layak untuk diperjuangkan
Dan penting diingat bahwa kita harus tahu kapan kita harus berhenti

Demikian pendapat saya, mari kita saling berdiskusi juga di artikel saya(Bagaimana pendapatmu mengenai “inspirasi” sebagai salah satu katalisator Self-Improvement ? Apakah sudah tepat?. Ditunggu kehadirannya.

1 Like

kalau aku biasanya berusaha untuk validasi perasaan yang aku punya, misal kita lagi sedih, yaudah gapapa sedih dulu aja nanti ada saatnya kok kita bahagia. kalau lagi marah yaudah gapapa marah dulu nanti ada saatnya kok kita bakal tenang. tapi dalam validasi perasaan ini kalau bisa kita menjauh dulu sebentar dari lingkungan sekitar, sampai emosi kita kembali stabil. dan biasanya setelah validasi perasaan itu kita jadi bisa lebih menerima apapun kondisi yang dialami saat ini. semoga membantu yaa untuk teman-teman yang yang sedang berjuang, semangaat :hugs:

1 Like

Hai Kak Ainaya :smiley: terima kasih atas statementnya. Ya benar, ketika kita menghadapi kegagalan atau kekecewaan yang teramat fatal berdamai dengan keadaan tentu akan terkesan memaksakan diri agar terbiasa dengan keadaan yang tengah tidak stabil.
Tidak masalah jika kita sulit atau pun enggan untuk menerima hal tersebut namun pahami situasi serta perasaan yang dialami. Tentu setiap masalah tidak akan selesai begitu saja, tapi dengan hati yang lebih tenang masalah tersebut bisa menjadi teman yang memberikanmu pelajaran berharga bahkan justru membentuk kita untuk menjadi lebih kuat dan dewasa dalam menghadapi situasi buruk yang telah terjadi.

Hai Kak Andreas terima kasih ya atas statement-nya :grinning:. Kalau boleh tahu nih, menurut kakak apabila ketika kita tengah dihadapkan pada situasi merasa diri terkekang dan adanya rasa trauma bahkan tanpa disadari menimbulkan sikap egois kepada orang lain, sementara kita ingin sekali keluar dari zona yang seolah memenjarakan itu. Kira-kira upaya efektif seperti apakah untuk melakukan self-improvment di tengah-tengah situasi tersebut?

Hai kak Yasmin​:smiley: Wah aku setuju banget nih dengan statement-nya dan related dengan apa yang sering banget aku lakuin untuk berdamai dengan keadaan. Yup bener Kak, intinya kunci dari jika kita ingin berdamai dengan keadaan yaitu utamkanlah validasi perasaan karena perasaan inilah yang menjadi dasar untuk benar-benar membuat hati dan pikiran terasa damai, tenang, dan lega sehingga seiring berjalannya waktu dapat menerima kondisi apa pun yang dialami dan menjadikannya pembelajaran dalam hidup ini. :smiley::wave:t2:

Ada banyak, salah satunya dengan menerima… mungkin ini terdengar sepele ya
Tapi cobalah terima, dalam keadaan apapun itu kita bisa membuat diri kita lebih tenang… Itu hanya satu langkah, dan kalau kita bisa menerima kita tinggal melangkah untuk berdamai.
Omong-omong ini referensi saya dari Ajahn Brahm bukan sepenuhnya dari saya, dan saya juga sudah ada bahas soal menerima dalam topik “Takut Jatuh”, silahkan dicek kalau mau saja… terima kasih

1 Like