Berbisnis Hanya Untuk Uang: Akankah Tetap Berhasil?

b

Membangun sebuah bisnis adalah impian banyak orang. Bisnis terbukti bisa menjadi titik balik perubahan hidup bagi banyak orang sehingga layak untuk dipertimbangkan. Alasan orang untuk memulai berbisnis pun pastinya berbeda-beda, ada yang berbisnis karena passion dan ingin membawa perubahan baru yang bermanfaat, namun ada juga yang ingin berbisnis hanya untuk mendapatkan uang.

Menurut Youdics, apakah berbisnis hanya untuk mendapatkan uang merupakan tindakan yang sah-sah saja atau justru tindakan yang salah? Akankah bisnis mereka tetap berhasil jika hanya didorong oleh alasan tersebut?

2 Likes

Berbisnis di zaman sekarang sudah menjadi hal yang lazim, siapapun bisa memulai bisnis kapanpun dan dimanapun. Apalagi di masa pandemi seperti sekarang, peluang untuk memulai bisnis sangat luas dengan adanya internet dan platform digital.

Bisnis adalah organisasi yang menyediakan barang atau jasa dengan tujuan mendapatkan laba. Grififin dan Ebert (2007)

Dari definisi tersebut sudah jelas bahwa laba atau keuntungan menjadi tujuan utama dalam berbisnis

download

Lalu, apakah berbisnis hanya untuk mendapatkan uang merupakan tindakan yang sah-sah saja atau justru tindakan yang salah?
Menurut saya berbisnis dengan tujuan untuk mendapatkan uang adalah hal yang sah dan tidak salah. Uang yang mereka harapkan adalah hasil dari keuntungan berbisnis. Setiap orang berhak memiliki tujuan yang berbeda-beda dalam berbisnis, asalkan tujuan yang mereka buat adalah tujuan yang jelas dan bernilai positif. Berbisnis dengan tujuan yang jelas dapat membantu pembisnis dalam mencapai targetnya serta menjadi dorongan pembisnis dalam mengerjakan bisnisnya.

Akankah berbisnis hanya untuk uang akan tetap berhasil?
Namun, berbisnis hanya untuk uang belum tentu berhasil karena keberhasilan dalam berbisnis masih bergantung pada hal-hal lainnya. Menurut saya, agar bisnis dapat berhasil seorang pembisnis perlu memerhatikan tujuan lain dalam berbisnis selain dari uang. Karena biasanya orang memiliki tujuan hanya untuk uang akan menghalalkan berbagai cara dan dapat mendorong seseorang kepada hal-hal yang negatif. Menurut saya ada beberapa hal yang perlu dijadikan sebagai target atau tujuan dalam berbisnis selain untuk uang, diantaranya:

  1. Untuk menambah ilmu, pengalaman, dan wawasan. Kemampuan seorang pembisnis tentunya harus terus bertambah baik dari ilmu, pengalaman serta wawasan yang dapat membantu keberhasillan bisnisnya.
  2. Membangun kredibilitas, nama baik seorang pembisnis menjadi hal yang penting dalam berbisnis. Dengan dikenalnya seorang pembisnis sebagai orang yang jujur dan terpercaya, pada akhirnya kredibilitas semakin meningkat, dan ini merupakan aset yang sangat mahal dalam berbisnis.
  3. Menambah relasi. Berbisnis yang baik adalah berbisnis yang setiap harinya menambah teman, dan saudara. Semakin banyak yang terpuaskan dengan relasi seorang pembisnis, maka pembisnis tersebut akan mejadi terbantu dalam membangun keberhasilan berbisnisnya.
  4. Mampu menguntungkan orang lain. Menjadi seorang pembisnis kita tidak boleh egois dan mementingkan keuntungan pribadi. Tetapi kita pun perlu memikirkan bagaimana caranya menguntungkan orang lain, baik itu pembeli ataupun karyawan.

Karena sebaik baik manusia adalah manusia yang paling banyak manfaatnya.

images

Jadi, boleh saja berbisnis hanya untuk uang. Namun, untuk dapat memastikan keberhasilan bisnis tersebut kita perlu mempertimbangkan tujuan lain selain hanya untuk uang. Tentunya agar bisnis yang dijalankan dapat memberikan keuntungan yang maksimal, bukan hanya keuntungan dalam berupa uang tetapi keuntungan lainnya seperti ilmu, pengalaman, wawasan, relasi dan lainnya. Menguntungkan bisnis pribadi dan juga menguntungkan orang lain adalah keberhasilan berbisnis yang sesungguhnya.

Topik yang sangat menarik untuk dibahas dari @andinalarasati , “Berbisnis hanya untuk Uang, akankah tetap berhasil” mungkin bisa lebih bisa spesifik lagi menjadi “Berbisnis hanya untuk uang tanpa etika, akankah bertahan lama?”

Mengapa demikian?

Karena tujuan utama seorang ataupun sekelompok individu mendirikan sebuah bisnis (perusahaan) memanglah berorientasi pada keuntungan (profit), salah satunya berupa uang, kecuali perusahaan non-profit (yayasan, asosiasi, kelompok donor, dan lain-lain).

Selanjutnya “akankah berhasil”, mengenai hal tersebut tentu saja bisnis itu akan tetap berhasil. Karena menjalankan bisnis membutuhkan biaya besar, apabila tidak ada uang, bagaimana bisnis tersebut bisa bertahan?

Yang membedakan di sini adalah “berbisnis hanya untuk uang = mendapatkan uang” sedangkan “berbisnis hanya untuk uang tanpa etika= sangat berambisi terhadap uang”

Untuk itu, semua pelaku bisnis, baik pemilik, investor maupun karyawan terikat dengan “Etika Bisnis”. Menurut Business & Society-Ethics dan Stakeholder Management, Etika Bisnis adalah disiplin yang berkaitan dengan baik buruknya suatu tugas dan kewajiban moral dalam konteks bisnis.

Bagaimana bila pebisnis tidak mengikuti Etika Bisnis dalam menjalankan perusahaannya? Tentu saja akan berimbas pada citra baik perusahaannya. Citra baik perusahaan merupakan salah satu aset tak berwujud yang menjadi faktor pendorong seorang investor untuk berinvestasi dan apabila citra perusahaan tercoreng tentu akan merugikan perusahaan.

Terlebih jika pelanggaran Etika Bisnis tergolong berat bisa menyebabkan perusahaan tersebut terancam kolaps. Contohnya yaitu Perusahaan Garuda yang praktik manipulasi akuntansi.

Dapat disimpulkan, “apabila berbisnis mengejar uang tentu tidak akan tetap berhasil”, sedangkan “berbisnis untuk uang, akan tetap berhasil”, karena perusahaan membutuhkan uang sebagai sumber pembiayaan operasionalnya

Referensi :

  1. https://bahasan.id/tentang-non-profit-dan-not-for-profit/

  2. Etika Bisnis: Contoh, Tujuan dan Penerapannya, Pengusaha Wajib Tahu! – Pintek Blog

  3. https://kumparan.com/heni-yati/garuda-terancam-pailit-etika-bisnis-kasus-garuda-1wqd9twyi1r

menanggapi argumen dari kak @Dina_Maharani Bahwasannya beliau menyebutkan bisnis yang mengharapkan uang belum tentu berhasil, dan secara hakikat sebenernya tidak ada suatu usaha yang menjamin sebuah keberhasilan , dan mungkin kalaupun ada hanya terbatas indikasi indikasi tertentu. dan menurut saya sendiri , definisi hakikat dari keberhasilan adalah tercapainya suatu tujuan dari suatu kelompok. Jika suatu perusahaan berorientasi kepada uang ketika ia mendapatkannya, maka bisadisebut berhasil, dan pun jika suatu perusahaan berorientasi pada pengalaman atau kredibilitas ketika ia mendapatkannya , maka bisa disebut berhasil. Namu secara realitanya seorang mendirikan pasti mengharapkan suatu perusahaan yang profitable.

Namun terlepas dari profit atau tidaknya suatu perusahaan, terdapat suatu proses dinamika yang bisa menjadi indikasi bahwasannya suatu perusahaan itu berhasil.

Salah seorang orang terkaya yang juga CEO Apple, Tim Cook , memberikan beberapa saran bagi para anak muda agar tidak terobsesi hanya kepada uang saja saat bekerja. Menurutnya, orientasi uang membuat hidup Anda takkan bahagia.

“Saran saya kepada Anda semua, jangan bekerja demi uang karena ini akan membuat uang itu cepat habis hingga Anda tidak pernah merasa cukup dan tidak bahagia,” ujarnya seperti dikutip dari laman CNBC.

Miliarder dengan kekayaan mencapai USD 400 juta ini berpendapat, seseorang harus bisa mencari sesuatu yang membuat mereka begitu bersemangat. Jika tidak berhasil menemukan hal itu, maka orang tersebut tidak dapat bahagia seumur hidupnya.

Untuk itu, miliarder ini menyarankan agar pemuda bisa mencari pekerjaan yang disukainya dibanding harus mencari pekerjaan dengan gaji yang tinggi.

Karena dengan begitu mereka tidak akan berat menjalaninya meskipun tugas yang sedang dia kerjakan memang sungguh sulit.

Ternyata saran ini, sudah terlebih Cook terapkan dan hasilnya sungguh luar biasa. Dia mendapatkan gaji yang begitu baik dengan mengerjakan hal yang dia sukai.

Hal tentang uang dan kebahagiaan juga pernah diungkapkan oleh Warren Buffett. Sebagai orang terkaya keempat di dunia, tentunya membuat banyak orang mengira jika uang banyak yang dimiliki Warren Buffett adalah sumber utama kebahagiaannya. Terimakasih

Sumber Referensi :

Sebenarnya sah-sah saja berbisnis karena uang. Namun perlu kita ketahui juga bahwa berbisnis bukan hanya mengenai uang. Banyak bisnis yang maju karena visi, seperti ingin menciptakan lapangan pekerjaan, dan dari usahanya itu mempunyai dampak sosial bagi kesejahteraan masyarakat.

Selama ini jarang terlihat, ada entrepreneur yang mencapai puncak prestasinya, dengan cara lebih menempatkan uang sebagai penggerak utamanya. Tapi keberhasilan para entrepreneur tersebut karena ia memang lebih punya kemampuan menggerakkan visinya. Sehingga, sosok entrepreneur seperti ini, selalu saja punya keinginan merubah cara kerja dunia. Mereka selalu kreatif dan inovatif, mereka menikmati apa yang dilakukannya.

Pengusaha yang bisa Anda jadikan contoh memiliki visi yang luar biasa di antaranya adalah Bill Gates pendiri perusahaan komputer perangkat lunak terbesar di dunia, Microsoft Corp. Bill Gates meraih gelar Doctor Kehormatan (HC) di sebuah universitas di Jepang. Pengusaha ini juga termasuk ke dalam orang tersukses pada akhir abad ke-20 dalam kategori bisnis.

Namun, keberhasilan Bill Gates itu karena ia memiliki visi dan komitmen untuk sukses, dan ternyata Bill Gates sangat menikmatinya. Jelas, bahwa kesuksesannya nyata-nyata bukan semata-mata karena soal uang atau materi, tetapi karena ia memiliki komitmen yang luar biasa pada visinya. Sesuatu yang mungkin sulit Anda bayangkan sebelumnya.

Jadi, kesuksesa bisnis bukan semata-mata karena uang saja, tapi karena visi. Maka jadilah pengusaha yang memiliki visi yang besar.

terima kasih banyak ka atas pertanyaanya

menurutku tentu memang tidak apa-apa bisnis karena terpatok ingin uang, dan ya memang bisnis untuk mendapatkan uang dan itu sah-sah saja, tetapi aku kurang setuju dengan hal itu.
orang yang bisnis karena terpatok akan uang saja itu akan susah untuk berkembang dan maju. ini membahas soal berhasil, berkembang atau tidak.
begitu pula menurut bapak menteri pendidikan dan kebudayaan Nadiem Makarin Mindset yang selalu ditanamkan adalah perusahaan kecil yang gesit, sensitif terhadap kompetisi, dan selalu berinovasi.”
artinya yang terpenting dalam berbisnisadalah untuk memecahkan persoalan masalah, belajar mengembangkan diri, dan memberikan kebrmanfaatan dengan sesama.

intinya fokus pada proses bukan fokus pada hasil.

Sources :

Saya sependapat dengan pendapat saudari @Ratulangi17

Definisi berbisnis adalah usaha komersial, komesial artinya berhubungan dengan perdagangan atau perniagaan. Sudah jelas tujuan dari perdagangan atau perniagaan adalah untuk menghasilkan laba, yang mana wujud dari laba biasanya adalah uang.

Maka, sangat sah dan wajar apabila tujuan dari berbisnis itu adalah menghasilkan uang. Justru akan menjadi aneh apabila tujuan dari berbisnis adalah menghasilkan rugi.

Namun, akan salah apabila patokan dan dorongan dari bisnis adalah uang. Dan justru akan mencelakakan dari pebisnis tersebut. Sebab atas patokanya itulah bisa jadi menggunakan berbagai cara yang justru nanti akan merugikannya di kemudian hari.

Padahal sudah tergambarkan jelas seperti contoh model bisnis BMC (Business Model Canvas) yang di mana di situ terdapat 9 blok atau elemen yang di mana setiap elemen mempunyai fungsi penting demi keberlangsungan bisnis. Misal seperti adanya key activities, key resources, cost structure, channel dan lainnya.

Di sini jelas, bahwa ternyata bukan hanya uang saja yang menjadi pondasi penting dalam keberlangsungan berbisnis.

Referensi
Sofy Nifto. 2020. “Rintisan: Stratup, Talenta Digital, Ide, Inovasi” Jurnal
Rintisan, Volume 3.

Berbisnis hanya untuk uang bisa memberikan keberhasilan sebagian orang, tetapi keberlanjutan jangka panjangnya mungkin terganggu. Meskipun motivasi finansial penting, keberhasilan bisnis juga bergantung pada nilai tambah yang diberikan kepada pelanggan dan keberlanjutan bisnis. Fokus hanya pada uang dapat merugikan reputasi dan keberlanjutan jangka panjang. Sebagai contoh, memberikan produk atau layanan berkualitas tinggi akan menciptakan kepuasan pelanggan, yang pada gilirannya dapat membantu membangun hubungan jangka panjang dan meningkatkan loyalitas pelanggan.

Selain itu, bisnis yang hanya berorientasi pada keuntungan seringkali tidak memperhitungkan aspek etika dan tanggung jawab sosial. Konsumen modern semakin cenderung mendukung bisnis yang peduli terhadap isu-isu lingkungan, sosial, dan keberlanjutan. Oleh karena itu, berbisnis dengan mempertimbangkan dampak sosial dan lingkungan dapat membangun citra positif yang berkelanjutan.

Tentu saja, keberhasilan bisnis juga melibatkan manajemen keuangan yang bijaksana dan pemahaman yang mendalam tentang pasar dan pesaing. Namun, fokus eksklusif pada uang tanpa memperhatikan aspek-aspek ini dapat mengakibatkan kegagalan jangka panjang.

Jadi, meskipun berbisnis untuk mendapatkan uang adalah motivasi yang sah, keberhasilan sejati memerlukan kombinasi dari beberapa faktor, termasuk inovasi, pelayanan pelanggan yang unggul, manajemen keuangan yang cerdas, dan kesadaran akan tanggung jawab sosial.