Berapakah kebutuhan gizi bagi orang lanjut usia (lansia)?

Pertambahan usia akan menimbulkan beberapa perubahan, baik secara fisik maupun mental. Perubahan ini akan memengaruhi kondisi seseorang dari aspek psikologis, fisiologis dan sosioekonomi.

Menurut Departemen Kesehatan RI (2003), Angka Kecukupan Gizi (AKG) setiap individu akan berbeda sesuai dengan kondisi masing-masing pada umumnya dihitung berdasarkan kebutuhan kalori atau energi. Hal ini tergantung pada kondisi kesehatan, berat badan aktual, gizi untuk lansia pria dan wanita sedikit berbeda karena adanya perbedaan dalam ukuran dan komposisi tubuh.

Berikut ini adalah Angka Kecukupan Gizi (AKG) pada lansia:

####Energi
Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi tahun 2012, secara umum kecukupan gizi yang dianjurkan untuk lansia pada laki-laki adalah 2325 kalori dan pada wanita adalah 1900 kalori.

Kebutuhan energi pada lansia menurun sehubungan dengan penurunan metabolisme basal (sel-sel banyak inaktif) dan kegiatan fisik cenderung menurun.

###Karbohidrat
Lansia dianjurkan untuk mengonsumsi karbohidrat kompleks karena mengandung vitamin, mineral, dan serat daripada mengonsumsi karbohidrat murni seperti gula. Lansia sebaiknya mengkonsumsi 60-65% karbohidrat sebagai kebutuhan energi.

###Protein
Kecukupan protein sehari yang dianjurkan pada lansia adalah sekitar 0,8 gram/kg BB atau 15-25 % dari kebutuhan energi. Untuk lansia dianjurkan memenuhi kebutuhan protein terutama dari protein nabati dan protein hewani dengan perbandingan 2:1.

Jumlah protein yang diperlukan untuk laki-laki lansia adalah 65 gram/hari dan wanita 57 gram/hari yang terdiri 15% protein ikan, 10% protein hewani lain dan 75% protein nabati.

###lemak
Kebutuhan lemak untuk lansia lebih sedikit karena akan meningkatkan kadar kolesterol dalam darah, pada lansia dianjurkan konsumsi lemak jangan lebih dari 15 % kebutuhan energi. Lansia juga sebaiknya mengonsumsi lemak nabati daripada lemak hewani untuk mencegah penumpukan lemak tubuh.

###Vitamin
Lansia dianjurkan untuk meningkatkan konsumsi makanan kaya vitamin A, D, dan E untuk mencegah penyakit degeneratif (sebagai antioksidan). Selain itu konsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin B12, asam folat, vitamin B1 dan vitamin C juga dianjurkan untuk mencegah risiko penyakit jantung.

###mineral
Lansia dianjurkan untuk mengonsumsi makanan sumber besi (Fe), zinc (Zn), selenium (Se), dan kalsium (Ca) untuk mencegah anemia dan osteoporosis, serta meningkatkan daya tahan tubuh.

Lansia juga dianjurkan untuk meningkatkan asupan zat gizi mikro lainnya seperti fosfor (P), kalium (K), natrium (Na), dan magnesium (Mg) untuk metabolisme dalam tubuh.

###Air dan Serat
Air sangat penting untuk melancarkan proses metabolisme tubuh dan mengeluarkan sisa pembakaran energi dalam tubuh. Oleh karena itu dianjurkan untuk minum air putih minimal 8 gelas per hari.
Serat juga dianjurkan untuk lansia agar buang air besar menjadi lancar, mencegah penyerapan kolesterol dan menghindari penumpukan kolesterol dalam tubuh.

Angka Kecukupan Gizi Lansia (AKG)


Angka kecukupan gizi yang dianjurkan adalah banyaknya tiap-tiap zat gizi esensial yang harus dipenuhi dari makanan sehari-hari untuk mencegah defisiensi zat gizi (Sudiarti & Utari 2007). AKG dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, beratbadan, aktifitas fisik dan keadaan fisiologis seperti hamil atau menyusui. Angka kecukupan gizi berbeda dengan angka kebutuhan gizi, angka kebutuhan gizi adalah banyaknya zat gizi minimal yang dibutuhkan seseorang untuk mempertahankan status gizi yang adekuat (Fatmah, 2010).

Rincian Anjuran Kecukupan Gizi Bagi Lansia


  1. Kebutuhan energi akan menurun mulai usia 0-9 tahun sekitar 5% dan pada usia 50-65% karena banyak mengandung vitamin, serat, dan mineral

  2. Sebaiknya lansia mengkonsumsi lemak nabati daripada lemak hewani, untuk mencegah penumpukan lemak tubuh.

  3. Tingkat asupan makanan sumber vitamin A, D, dan E untuk mencegah penyakit degeneratif, serta vitamin b12, asam folat, vitamin B1, dan vitamin C untuk mencegah penyakit jantung.

  4. Tingkat konsumsi makanan sumber besi (Fe), zinc (Zn), selenium (Se), dan Kalsium (Ca) untuk mencegah anemia dan osteoporosis, serta meningkatkan daya tahan tubuh.

  5. Tingkatkan asupan gizi mikro: fosfor ยง, kalium (K), natrium (Na), dan magnesium (Mg) untuk metabolisme dalam tubuh.

  6. Perbanyak minum air putih minimal 8 gelas per hari untuk melancarkan proses metabolisme tubuh, dan mengeluarkan sisa pembakaran energi dalam tubuh, serta tingkatkan konsumsi serat agar buang air besar lancar, mencegah penyerapan kolesterol, dan menghindari penumpukan kolesterol total dalam tubuh (Fatmah, 2010).

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Gizi pada Lansia


Berbagai penelitian menunjukan bahwa kecepatan metabolisme basal pada orang-orang berusia lanjut menurun sekitar 15-20%. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya masa otot. Selain itu, aktivitas fisik yang dilakukan oleh lansia umumnya menurun. Rincian faktor yang mempengaruhi kebutuhan dan kecukupan zat gizi lansia dijelaskan berikut ini (Fatmah 2010).

1. Usia
Seiring bertambahnya usia, kebutuhan zat gizi karbohidrat dan lemak menurun, sedangkan kebutuhan protein, vitamin, dan mineral meningkat karena ketiganya berfungsi sebagai anti oksidan untuk melindungi sel-sel tubuh dari radikal bebas.

2. Jenis Kelamin
Dibandingkan lansia wanita, lansia pria lebih banyak memerlukan kalori, protein, dan lemak. Ini disebabkan karena perbedaan tingkat aktivitas fisik.

3. Faktor Lingkungan
Perubahan lingkungan sosial seperti perubahan kondisi ekonomi karena pensiun dan kehilangan pasangan hidup dapat membuat lansia merasa terisolasi dari kehidupan sosial dan mengalami depresi. Akibatnya alansia kehilangan nafsu makan yang berdampak pada penurunan status gizi.

4. Penurunan Aktifitas Fisik
Semakin bertambahnya usia seseorang, maka aktivitas fisik yang dilakukan menurun. Hal ini berkaitan dengan penurunan kemampuan fisik yang terjadi secara alamiah. Pada lansia yang aktivitas fisiknya menurun, asupan energi harus dilakukan untuk mencapai keseimbangan energi dan mencegah terjadinya obesitas, karena salah satu faktor yang menentukan berat badan seseoranag adalah keseimbangan antara masukan energi dengan keluaran energi.

5. Penyakit
Jika seseorang lansia memiliki penyakit degeneratif, maka asupan gizinya sangat penting untuk diperhatikan, serta disesuaikan dengan ketersediaan dan kebutuhan zat gizi dalam lansia, selain itu dianjurkan untuk menggantikan asupan lemak jenuh dengan MUFA ( lemak tak jenuh ganda ) dan PUFA ( lemak tak jenuh ganda ) yang dapat menurunkan LDL dalam tubuh. Sumber PUFA dibagi menjadi dua macam yaitu omega-6 adalah inoleat ( minyak jagung, kapas, kacang kedelai, wijen, bunga matahari ) dan araki donat ( minyak kacang tanah ). Sedangkan sumber omega tiga adlalah linolenat ( minyak kacang kedelai, kecambah, gandum, minyak biji rami ), eikosapentaenoat/ epa ( minyak ikan tertentu ) dan dokosaheksaenoat/ DHA ( ASI, minyak ikan tertentu ).

6. Pengobatan
Pengobatan yang sedang dijalani lansia dapat mempengaruhi kebutuhan lansia akan zat gizi. Beberapa obat misalnya untuk obat pasien kanker, dapat menurunkan nafsu makan, bahkan dapat menyebabkan mual, muntah, dan berbagai rasa tidak enak lainya, keadaan ini dapat berakibat buruk pada pasien.