Berapa Kali Sehari Sebaiknya Kita Mengganti Celana Dalam?


Banyak orang menggunakan celana dalamnya selama seharian penuh tanpa berniat untuk menggantinya dengan alasan tidak kotor. Bahkan saat berlibur, beberapa orang menggunakan celana dalamnya secara bolak balik dengan tujuan menghemat pemakaian. Padahal, para ahli sepakat bahwa celana dalam harus rutin diganti dalam sehari.
Nah menurut teman-teman Youdic sebaiknya, seberapa sering ganti celana dalam sehari?

Kebiasaan menjaga kebersihan terutama pada bagian reproduksi merupakan awal dari usaha menjaga menjaga kesehatan. Hal ini karena jika tidak bersih maka akan menimbulkan mikroorganisme seperti bakteri, jamur dan virus yang berlebih sehingga dapat menggangu fungsi organ reproduksi (Indriastuti, 2009 dalam Phoona et al., 2017). Untuk itu, perlu menghindari beberapa perilaku buruk seperti mencuci dengan air kotor, memakai pembilas secara berlebihan, menggunakan celana yang tidak menyerap keringat, jarang mengganti celana dalam, tak sering mengganti pembalut dapat menjadi pencetus timbulnya infeksi. Selain itu pemakaian celana dalam hendaknya bahan yang terbuat dari yang mudah menyerap keringat (Indriastuti, 2009).

Dilansir dari SehatQ, disarankan untuk mengganti celana dalam sehari minimal satu kali untuk mengurangi resiko infeksi jamur. Hal ini karena sebagian besar orang mungkin malas untuk menggantinya karena untuk menghemat cucian atau menganggap bahwa pakaian dalam mereka masih bersih sehingga tidak apa jika dipakai berulang.

Sumber

Phonna, Riska. Diba, Farah. Yuswardi. Maulina. 2017. Upaya Menjaga Kebersihan Saat Menstruasi Pada Remaja Putri. IX(2)

Rahmawati, Dina. 2021. “Sebaiknya Kita Ganti Celana Dalam Berapa Kali Sehari? Ini Penjelasannya”, diakses pada tanggal 23 Agustus 2021, pukul 15.30.

Tak ada aturan khusus untuk mengganti celana dalam. Menurut Philip M. Tierno, profesor klinis mikrobiologi dan patologi di New York University, mengganti celana dalam beberapa kali sehari adalah pilihan terbaik.

Namun, melakukannya sekali dalam 24 jam dirasa sudah cukup. Khusus untuk kamu yang aktif bergerak dan mudah berkeringat, sangat disarankan untuk menggantinya minimal dua kali sehari.

Semakin lama celana dalam tidak diganti, jumlah bakteri juga akan berkembang lebih banyak. Mengutip dari Healthline, ada lebih dari 10 ribu bakteri pada celana dalam bersih yang telah dicuci.

Celana dalam memiliki peranan penting dalam menciptakan rasa nyaman saat beraktivitas. Namun, jika jarang diganti, bakteri yang berkembang bisa memberikan dampak buruk pada organ genital dan area sekitarnya, seperti:

1. Bau tak sedap

Area di sekitar alat kelamin, termasuk selangkangan, adalah tempat yang sangat lembap. Hal ini karena tidak ada celah yang memungkinkan udara masuk dari luar. Akibatnya, keringat yang dihasilkan juga lebih banyak dari bagian tubuh lainnya.

Tidak adanya sirkulasi udara juga membuat keringat mudah menumpuk. Lama-kelamaan, kondisi ini bisa memunculkan bau tak sedap. Pada wanita, keadaan ini bisa diperparah oleh aroma yang keluar dari vagina. Jadi, jangan lupa untuk selalu mengganti celana dalam, ya!

2. Kulit lecet dan iritasi

Pernahkah kamu merasakan perih di selangkangan saat sedang berjalan? Bisa jadi itu adalah efek dari jarang mengganti celana dalam. Keringat yang menumpuk sudah tentu menjadi tempat ideal bagi perkembangan bakteri.

Luka lecet kemerahan biasanya disebabkan oleh iritasi. Faktor kebersihan menjadi alasan utamanya. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat mengganggu aktivitas harianmu. Bakteri tidak akan pergi dari celana dalam kecuali kamu mencucinya.

3. Infeksi jamur

Selain dua hal di atas, malas mengganti celana dalam bisa membuatmu terkena infeksi jamur. Mengapa bisa begitu? Dilansir dari Bustle, jamur sangat mudah berkembang pada lingkungan yang lembap.

Seperti yang telah dijelaskan, keringat yang menumpuk dapat memengaruhi tingkat kelembapan area genital. Ditambah lagi, bakteri yang terperangkap bisa memperparah keadaan.

Infeksi jamur ditandai dengan munculnya ruam atau plak kemerahan, yang terkadang disertai rasa gatal dan sensasi panas. Pada banyak kasus, infeksi ini bisa membuat kulit menghitam dan menebal.

Sayangnya, meski infeksi berhasil diatasi, bekasnya akan tetap menempel dan sulit dihilangkan. Tentu saja, kondisi ini dapat menurunkan rasa percaya diri di hadapan pasangan.

4. Infeksi saluran kemih

Sistem saluran kemih manusia. Sumber foto: www.lumenlearning.com

Tidak hanya jamur, jarang mengganti celana dalam ternyata dapat menyebabkan infeksi yang lebih parah, lho. Mengutip dari Mayo Clinic, infeksi ini bisa terjadi di bagian mana pun dari sistem kemih, seperti ginjal, ureter, uretra, hingga kandung kemih.

Bakteri yang ada di celana dalam dapat masuk ke organ genital, lalu berjalan menuju uretra lalu menyebabkan peradangan di saluran kemih. Saat kondisi ini terjadi, buang air kecil akan terasa menyakitkan dan disertai sensasi terbakar, sakit pinggul, hingga keluarnya darah bercampur urine.

Sebuah publikasi di Perpustakaan Kedokteran Amerika Serikat memaparkan, wanita yang mempunyai masalah kebersihan di organ genital lebih rentan terkena infeksi ini, terutama jika sedang menstruasi.

Sumber

Empat Alasan Kenapa Kamu Harus Ganti Celana Dalam Setiap Hari! | Good Doctor | Tips Kesehatan, Chat Dokter, Beli Obat Online | Good Doctor | Tips Kesehatan, Chat Dokter, Beli Obat Online