Benarkah tubuh bisa terbakar tanpa api?

36

Ada suatu fenomena aneh yang disebut sebagai SHC (spontaneous human combustion). SHC adalah “terbakarnya manusia secara tiba-tiba” yang merupakan peristiwa di mana tubuh seseorang tiba-tiba terbakar sementara di sekitarnya tidak ada sesutu semisal api atau sebangsanya yg memicu kebakaran. Yg lebih janggal, seringkali tubuh korban bisa hangus hingga begitu parah, tapi benda-benda di sekitarnya yg letaknya bahkan begitu dekat tidak mengalami kerusakan seolah-olah tidak tersentuh api sama sekali. Lalu bagaimanakah kebenaran terjadinya SHC ini? apa penyebabnya?

Ada beberapa hipotesis mengenai penyebab SHC. Salah satu hipotesis yg paling populer adalah yg dikenal sebagai “efek sumbu” (wick effect). Inti dari hipotesis itu adalah bahwa korban tiba-tiba tak sadarkan diri entah karena serangan jantung atau terlalu banyak minum alkohol. Sumber api di dekatnya, misalnya dari rokok, lalu mulai membakar tubuh korbannya dengan memakai lemak & alkohol sebagai bahan bakarnya. Teori ini sendiri memiliki kelemahan seperti fakta bahwa banyak korban sedang melakukan aktivitas secara aktif saat SHC terjadi & fakta bahwa sumber api kecil semisal rokok nyatanya sulit membakar tubuh manusia karena kalaupun kulit korbannya berhasil terbakar, sumber apinya sendiri sudah padam. Apalagi dengan teori ini, api akan menjalar pelan-pelan, sementara dalam kasus SHC api muncul secara mendadak & seketika.

Hipotesis lainnya adalah mengenai fenomena bahwa korban meninggal akibat adanya “penyimpangan” medan magentik bumi. Hipotesis itu menyatakan bahwa beberapa manusia memiliki kemampuan untuk “mengumpulkan” gelombang magnetik sehingga tubuhnya tiba-tiba terbakar ketika gelombang yg terkumpul cukup tinggi untuk membentuk api - yg juga merupakan salah satu bentuk gelombang. Ibaratnya kuranglebih seperti kaca pembesar yg mengumpulkan cahaya & perlahan mulai membakar benda di titik fokusnya. Hal ini didukung oleh fakta bahwa terjadi kenaikan intensitas medan magnet pada beberapa fenomena SHC (lihat diagram). Namun, gagasan mengenai manusia yg bisa memfokuskan gelombang magnetis sendiri masih dipertanyakan.

baca artikel