Benarkah Seseorang Bisa Bahagia Tanpa Pasangan?

Jones (jomblo ngenes) adalah salah satu ejekan yang diberikan untuk seseorang yang tidak memiliki pasangan. Banyak dari kita merasa bahwa hidup tidak akan berarti tanpa kehadiran seseorang pasangan. Bahkan dalam beberapa kasus orang rela mengorbankannya nyawanya karena ditinggal oleh pasangannya.

Menurut Youdics benarkah kehadiran pasangan adalah faktor yang sangat berpengaruh terhadap kebahagiaan seseorang dan bisakah orang akan bahagia tanpa harus memiliki pasangan?

1 Like

saya rasa kebahagiaan yang dimiliki seseorang tak bisa hanya ditentukan oleh status kisah cintanya. baik meraka yang sudah berpasangan atau yang masih jomblo sama-sama bisa bahagia kok. Penelitian yang dilakukan oleh para ahli di University at Buffalo, New York, Amerika Serikat menemukan jika para jomblo sangat memungkinkan memiliki fisik dan psikis yang lebih sehat. Dalam buku yang berjudul In Happy Singlehood: The Rising Acceptance and Celebration of Solo Living oleh Elyakim Kislev, seorang sosiolog di Hebrew University menyebutkan jika seorang yang single atau jomblo punya lebih banyak waktu untuk dirinya sendiri. Inilah yang kemudian membuatnya lebih bisa memahami dirinya sendiri.

Sumber

“Reexaming Adaptation and the Set Point Model of Happiness: Reactions to Changes in Marital Status,” Richard E. Lucas, Michigan State University, Andrew E. Clark, Departement et Laboratoire d’Economie Theorique et Appliquee, Yannis Georgellis, Brunel University, and Ed Diener, University of Illinois at Urbana-Champaign; Journal of Personality and Social Psychology, Vol. 84, No. 3.
Elyakim Kislev. 2019. Happy Singlehood: The Rising Acceptance and Celebration of Solo Living.

1 Like

Menurut saya, bisa saja. Tergantung prinsip hidup orang tersebut. Kalau orang tersebut merasa independen, tidak memerlukan pasangan, dan ia tetap bahagia, bisa saja.
Dan mungkin menurut sebagian orang tidak bisa. Karena patokan/cara bahagia tiap orang itu berbeda-beda, bukan? Namun kalau menurut saya, bahagia itu bisa kita dapatkan dari berbagai cara. Misalnya dengan melakukan hal yang kita senangi atau hobi kita. Dengan bersyukur atas yang kita miliki juga bisa menjadi sumber kebahagiaan yang sederhana, lho. Juga, masih banyak kok yang single tapi tetap bahagia dengan kehidupannya. Salah satunya saya :rofl:
Lagipula, memiliki pasangan juga tidak menjamin kebahagiaan selalu kok. Mungkin malah menjadi menambah masalah? Karena kita mengharapkan kebahagiaan pada manusia, yang mana tidak sempurna dan kadang mengecewakan.

1 Like

Menurut saya, mempunyai pasangan tidak bisa dijadikan tolak ukur sebuah kebahagiaan, setiap orang bisa bahagia dengan atau tanpa pasangan. Semua kembali lagi kepada pribadi masing-masing. Tidak sedikit orang yang justru menderita akibat memiliki pasangan, seperti mengalami kekerasan, tidak menjadi diri sendiri, hubungan yang toxic, dll.
Oleh karena itu, kita tidak boleh menggantungkan kebahagian kita kepada orang lain, kita harus bisa dan belajar untuk membahagiakan diri sendiri.

1 Like

Menurut saya pribadi, memang memiliki pasangan adalah suatu kebahagiaan, namun, tidak memiliki pasangan bukan berarti tidak bahagia dan sebaliknya, memiliki pasangan belum tentu bahagia. Manusia adalah makhluk yang tidak pernah puas dengan keadaan. Meraka selalu merasa kurang dengan apa yang mereka miliki. Sebenarnya, kebahagiaan dapat kita peroleh dengan cara kita mensyukuri apa yang kita miliki. Jika kita tidak mempunyai pasangan kita juga dapat mendapatkan kebahagiaan, contohnya dengan merayakan pencapaian yang telah kamu peroleh, berpergian dengan teman-teman, dan masih banyak hal lainnya yang dapat memberikan kebahagiaan dalam hidupmu tanpa harus memiliki pasangan, pada intinya untuk dapat merasakan kebahagiaan itu sendiri, dengan cara yang pertama adalah bersyukur terlebih dahulu tentang apa yang kamu miliki atau rassakan pada saat sekarang ini.

1 Like

Baik, karena ini konteksnya seseorang bisa hidup tanpa pasangan maka jawabannya sederhana, bisa. Pada dasarnya, mereka bahagia atas pilihan hidup masing-masing. Salah satunya memilih hidup untuk sendiri. Hidup tanpa pasangan bukan berarti hidup tanpa manusia, mereka hanya hidup atas pilihan mereka. Mereka tetap bersosialisasi, bekerja, dan memiliki teman. Namun yang membedakan nya adalah mereka tidak ada komitmen berarti terhadap suatu hubungan.

Aku setuju dengan pernyataan Jimmy. Disini berarti kebahagiaan tidak hanya dalam bentuk pasangan, kebahagiaan itu bermacam macam dan multidimensi dalam segala aspek kehidupan.

1 Like

Tentu saja bisa. Justru kebahagiaan terlebih dahulu harus datang dari diri kita sendiri. Kita tidak bisa menggantungkan kebahagiaan pada orang lain. Kebahagiaan adalah tentang bersikap baik pada diri kita sendiri, mendengarkan kata hati kita, dan merangkul diri kita. Jika kita melibatkan orang lain dalam kebahagiaan, kita tidak akan pernah tau kapan kita akan kecewa dan akhirnya hal tersebut hanya akan melukai diri kita sendiri.

Banyak bukti yang menunjukkan bahwa kita bisa hidup bahagia tanpa pasangan. Bahkan Paul Dolan yang merupakan profesor ilmu perilaku di London School of Economics, mengatakan bahwa perempuan cenderung lebih bahagia tanpa anak atau pasangan. Selain itu, ada juga penelitian yang membuktikan bahwa orang yang single lebih bahagia karena mereka merasa bebas.

Penelitian menunjukkan bahwa orang yang single seumur hidup lebih peduli tentang personal growth. Mereka berpendapat bahwa hidup adalah proses pembelajaran, perubahan, dan pertumbuhan yang berkelanjutan. Sehingga mereka menikmati waktunya dengan kebahagiaan yang datang dari diri mereka sendiri. Menurut aku hanya ada satu orang yang membuat kita bahagia seutuhnya, dan orang tersebut adalah diri kita sendiri. Jadi tentu saja kita bisa bahagia tanpa adanya pasangan.

Referensi

https://www.psychologytoday.com/us/blog/living-single/201810/are-single-people-happy-because-they-are-free
Women are happier without children or a spouse, says happiness expert | Health & wellbeing | The Guardian

1 Like

Kalau dari definisi nya bahagia itu adalah rasa senang, puas, dan rasa syukur. Dan ini bisa berbeda-beda definisi bagi tiap orang, tergantung apa yang membuatnya senang atau bahagia. Karena ada beberapa jalan yang bisa membuat kita bahagia, dan mempunyai pasangan adalah salah satunya.

Jadi kalau ditanya apakah mempunyai pasangan bisa membuat bahagia? iya bisa, tapi bukan utama karena masih ada cara lain untuk bahagia. Jadi tanpa memiliki pasangan seharusnya bisa juga membuat kita bahagia, tinggal kita cari saja apa yang bisa membuat kita senang. Bisa dengan hobby, atau hunting, jalan-jalan, dll.

Summary
  • Thttps://www.sehatq.com/artikel/apa-sebenarnya-definisi-bahagia-menurut-para-ahli
1 Like

Menjawab pernyataan diatas, menurut saya pasangan itu tidak selalu dapat dijadikan acuan dari kebahagiaan, masing-masing individu pasti memiliki konsep dalam hidup mereka, bisa jadi ia merencanakan hal-hal dihidupnya yang membuat dia bahagia tanpa harus memiliki pasangan, atau bisa juga bagaimana kalau seseorang dengan pasangan hanya membuat ia merasa menderita karena hubungan yang tidak sehat.

1 Like

Tentu saja bisa, yaitu dengan rajin melakukan kegiatan kegiatan yang positif dan kita senangi agar kita terbebas dari pikiran bahwa kita sebenarnya sendiri dan terkadang di suatu momen kita perlu pasangan. Bahkan, bagi sebagian orang merasa lebih bahagia dan damai dalam menjalani hidup sendiri tanpa adanya pasangan. Karena bagi mereka, memiliki pasangan malah membuat hidup menjadi ribet, penuh keributan, cekcok, pengkhianatan, sakit hati, dll. Tanpa pasangan pun juga bisa membuat keuangan menjadi lebih sehat, pengeluaran lebih hemat dan dapat dinikmati untuk diri sendiri dengan bebas.
Oke, itu tadi kalau tidak ada pasangan. Nah, kalau tidak punya teman dekat? Bisa juga kok, toh kita masih bisa belajar, bekerja, liburan, dan travelling sendirian walaupun memang tidak akan seseru bersama teman teman. Ada juga yang merasa bahwa melakukan segala kegiatan sendiri membuatnya menjadi lebih bebas, tidak terkekang oleh kemauan orang lain sehingga lebih nyaman sendiri saja. Intinya, semua itu bisa saja dilakukan kok, yang terpenting kita mau bersyukur dan tidak perlu merasa sendiri, karena masih ada Allah yang senantiasa bersama dengan kita

1 Like

Tentu saja bisa, karena kebahagiaan tidak berpatok pada orang lain, kita bisa menciptakan bahagia kita sendiri dengan cara kita sendiri pula, menurut saya sebelum bisa berbahagia dengan orang lain atau konteks nya disini “pasangan” kita harus bisa bahagiain diri kita sendiri.

1 Like

Lucu ya, padahal bahagia itu berasal dari diri sendiri. Jadi pada dasarnya semua orang berhak bahagia , dengan atau tanpa adanya pasangan. Mungkin saat ada pasangan , ada kebahagiaan lain yang bisa dirasakan seperti ada orang yang peduli, menyayangi, dan menemani hari-hari.

Jika kita sendiri juga kita bisa melakukan hobi masing-masing dan melakukan apa yang kita suka dengan bentuk menyayangi diri kita sendiri dan kita dapat terbebas dari pikiran bahwa kita perlu pasangan, seperti halnya banyak ilmuwan terdahulu yang melajang, akan tetapi karena ketekunannya untuk terus berinovasi sampai menghasilkan karya yang mampu mengubah peradaban dunia menunjukkan bahwa kita bisa hidup sendiri tanpa pasangan. Bahkan justru ada yang merasa lebih bahagia dan damai hidup sendiri daripada punya pasangan tetapi malah penuh keributan, cekcok, pengkhianatan. Tanpa pasangan juga membuat keuangan atau harta menjadi lebih hemat dan dapat dinikmati sendiri dengan bebas.

1 Like

Tiap orang memiliki hak untuk hidupnya masing-masing. Termasuk hak memilih dengan siapa mereka akan menghabiskan hidup. Kebebasan sesungguhnya itu adalah menghargai setiap keputusan orang lain tanpa memberikan penilaian buruk. Terlebih keputusan itu tak merugikan orang lain. Banyak orang memilih untuk hidup sendiri dan belum menentukan siapa pasangan mereka. Bukan berarti orang yang memiliki pasangan dianggap tak bahagia, atau tak lengkap hidupnya. Dari sanalah biasanya seseorang mendapat kebahagiaan. Bukan berarti pula mereka yang sudah berpasangan selalu bahagia. Jadi bahagia itu kita yang punya takarannya. Memiliki pasangan tak bisa dijadikan acuan tingkah bahagia manusia.

Bisakah sesorang bahagia tanpa pasangan? menurut aku sangat bisa. Ada beberapa alasan mengapa ternyata ada juga dan makin banyak orang yang memilih untuk tidak memiliki pasangan.

  1. Menghabiskan waktu dengan orang lain, itu lebih menyenangkan. Orang-orang mulai lebih fokus pada waktu pribadi, kehidupan sosial, dan karier mereka. Mereka tidak ingin hidup mereka dikendalikan oleh status hubungan atau mengabaikan harga diri mereka. Ini memberi mereka kesempatan untuk tetap lebih terbuka terhadap petualangan baru dan mereka benar-benar melihat diri mereka lebih menyenangkan
  2. Sulit mempercayai orang lain. Meski ada kisah cinta yang hebat, kisah yang berakhir buruk biasanya melekat dan sulit dilupakan. Fakta ini bisa mempengaruhi kemampuan kita untuk percaya dan bisa membuat sulit mempercayai apa yang dikatakan orang lain.
  3. Ingin memperbaiki diri sendiri . Jika Anda tidak memiliki orang lain untuk dipikirkan, ada lebih banyak waktu untuk ide bisnis, bersantai, dan berolahraga. Kebebasan memilih apa yang ingin Anda lakukan dengan waktu luang adalah alasan banyak orang memutuskan untuk tinggal sendirian.

Menurut saya sendiri tentu saja bisa, lain hal jika pertanyaannya adalah “Apakah manusia bisa hidup sendiri tanpa orang lain?” maka jawabannya tentu tidak, karena manusia adalah makhluk sosial. Tanpa pasangan bukan berarti seseorang hanya hidup sendirian, banyak diantara manusia yang hidup di bumi bahkan enggan untuk menikah dan memutuskan untuk menjadi free secara personal dengan dirinya sendiri, namun pastinya dia memiliki koneksi, lingkungan, teman-teman atau juga keluarga yang membuat dia merasa cukup atas hal-hal disekitarnya.

kebahagiaan juga tidak berdasarkan satu tolak ukuran, namun memang tidak jarang pasangan menjadi salah satu pemicu seseorang bisa bahagia tetapi juga bisa sebaliknya dengan kita melihat banyaknya kasus perceraian yang tidak lain kurangnya kesiapan dalam menjalin kehidupan berumahtangga.

So, bisakah seseorag bahagia tanpa pasangan?. Ya, jawabannya tentu saja bisa tergantung pada suatu individu tersebut.

Menurut saya, sebenarnya kembali dan tergantung pada bagaimana seseorang memaknai ‘kebahagiaan’ itu sendiri, bagaimana ia akan merasa bahagia, alasan apa yang menurutnya patut untuk menjadi standarnya berbahagia dan lainnya. Akan tetapi menurut saya, bahagia bukan hanya tentang ada atau tidaknya orang lain di hidup kita. ‘pasangan’ hanyalah bagian dari semua rencana dan titipan tuhan untuk kita, yang tentu tidak akan abadi, seperti titipan-titipannya yang lain.

Setiap orang harus mampu menciptakan ‘bahagia’nya sendiri, dengan atau tanpa wujud yang ada di dunia, misalnya kita mensyukuri kemudian kita berbahagia atas limpahan kesehatan yang sudah tuhan berikan, atau kita syukuri dan kemudian kita akan menjadi bahagia, atas lingkungan yang damai, dan selamat, tidak ada musibah yang terjadi, tidak ada bencana besar yang menimpa orang lain. Karena menurut saya juga, ‘bahagia’ yang diciptakan oleh pasangan adalah perasaan yang timbul atas rasa sayang, cinta dan syukur kita kepadanya.

Maka kita juga seharusnya mampu menciptakan itu untuk diri kita sendiri, mulailah untuk benar-benar mencintai dirimu secara lahir dan batin, menyusukuri semua nikmat dan karunia yang telah Tuhan berikan setiap harinya, mulai dari hal-hal kecil sampai dengan hal yang besar. Hidup tidak hanya tentang senang dan suka, hidup adalah sebuah perjalanan yang panjang, maka tugas kita adalah menjadikan jalan tersebut indah, penuh warna dan ringan untuk dilalui, jangan hanya berpaku pada satu hal yang ternyata itu hanyalah bagian dari jalan tersebut, bukan sepenuhnya. kamu yang tau hidupmu, kamu yang memiliki hidupmu, kamu bosnya, kamu rajanya, kamu pemiliknya, maka tentukan itu sendiri dan jangan bergantung pada siapapun.

Summary

Donatus, S. K. (2014). Derita Orang Benar Dan Kebahagiaan: Perspektif Fenomenologi Agama. Seri Filsafat Teologi , 24 (23), 105-126.

Bagi sebagian orang,kehadiran pasangan merupakan salah satu faktor yang membuat mereka bahagia, hal ini biaasanya disebabkan karena faktor trauma yang pernah dialami entah dari keluarga atau social societynya. Tapi, ada juga manusia tipe independen, yang dia tetep bahagia meskipun nggapunya pasangan, mereka menciptakan kebahagiaannya sendiri dan menikmatinya. Nah, jadi, benar dan tidaknya itu tergantung, kembali lagi ke karakter masing-masing orang. Kalo aku, tipe independen. Justru menurutku punya pasangan malah ribet,seolah-olah kebahagiaan pasangan adalah tanggungjawabku juga, jadi merasa memiliki beban moril tersendiri, padahal, kebahagiaan itu tuh kita sendiri yang menciptakan, kita tetep berhak bahagia dengan atau tanpa pasangan

Definisi tentang bahagia pun beragam dan menurut KBBI bahagia itu sesuatu yang menentramkan, bebas dari segala masalah. Apa itu salah? Tidak, sama sekali tidak salah. Setiap kata bahagia mewakili keadaan tertentu. Bahkan ada yang merasa bahagia saat dirinya sendiri merasa sakit. Setiap orang memiliki caranya sendiri untuk mengartikan makna bahagia, kamu beda, kamu beda, dan kamu juga beda.

Kalau kamu termasuk orang yang berpikir salah satu cara efektif untuk bahagia adalah dengan pacaran, sebaiknya rubah ya cara pandang itu. Banyak kok cara bahagia lainnya, tidak harus selalu tentang pacaran.

Tentu, bisa! Bahagia itu banyak sekali jenisnya. Tidak hanya melulu tentang pasangan yang ideal. Bekerja sesuai dengan passion, mendapatkan bayaran, dan setelahnya membelanjakannya untuk bang-barang atau bahkan jalan-jalan ketempat yang tidak pernah dikunjungi dengan melakukan solo travelling saja sudah bisa membuat bahagia. Atau bahkan sesederhana kala hari sedang lelah dan di rumah sudah disiapkan makanan kesukaan pun sudah dapat membawa bahagia. Jadi, menurut saya tentu saja setiap orang bisa bahagia biarpun ia tidak memiliki pasangan. Hanya mengubah pola pikir, tujuan hidupnya, dan juga konsep bahagianya masing-masing.

Bahagia nya tiap orang berbeda-beda dan bervariasi, jadi, tentu ada orang yang bisa bahagia walau tanpa adanya pasangan. Aku sekarang pun sedang menikmati waktu dengan diri sendiri, dan menurutku malah… jauh lebih menyenangkan dan menenangkan.

Justru ketika belum ada pasangan, kesempatan besar untukmu fokus terhadap perkembangan karier. Kamu nggak harus dipusingkan dengan berbagai permasalahan terkait hubungan percintaan. Saat kariermu telah mapan, otomatis akan lebih memberi kenyamanan ketika kamu memutuskan untuk menjalin hubungan. Apalagi jika kamu sudah berniat menjalin hubungan yang serius, menuju pernikahan. Enak, kan kalau posisi pekerjaanmu sudah tinggi, gaji sudah besar, investasi ada di mana-mana, rumah sudah punya. Juga, orang tersayang itu nggak hanya pasangan doang. Keluarga, atau pun teman-teman, juga patut kamu cinta dan sayangi. Dan berinteraksi dengan mereka, tetap beri bahagia, kok. Jadi, nggak cuma pas bersama pasangan aja.

Bahagia atau tidak, lebih pada kondisi mental. Selama cara pandangmu nggak sempit, meletakkan kebahagiaan itu hanya pada punya pasangan atau tidak, maka kamu akan temukan bahagia di mana-mana, meski status masih sendiri. Jadi, santai saja kalau saat ini masih belum punya pasangan, justru kita bisa lebih fokus untuk mencintai diri sendiri terlebih dahulu.

Standar kebahagiaan setiap orang berbeda-beda, ada yang bahagia saat memiliki pasangan dan ada juga yang bahagia ketika tidak memiliki pasangan. Klo aku sendiri setuju dengan statment seseorang bisa bahagia tanpa pasangan, karena menurut ku ketika sendiri tanpa pasangan hidup terasa lebih menyenangkan dan lebih bebas untuk berekspresi. bisa melakukan segala hal yang ingin dilakukan.