Benarkah Platypus memiliki racun?

Platipus adalah hewan malam dan semi-akuatik. Platipus adalah perenang yang baik dan menghabiskan banyak waktunya di dalam air untuk mencari makanan. Ketika berenang, platipus menutup matanya rapat-rapat dan menyerahkan sisanya kepada indra lainnya. Keempat kaki platipus berselaput. Ketika ia berenang, ia mengayuh dengan menggunakan kedua kaki depannya. Dan untuk menjaga keseimbangan tubuhnya digunakan ekornya dan kedua kaki belakangnya.

Hewan yang memiliki rupa aneh ini memang unik. Memiliki paruh seperti bebek, memiliki bulu, ekor berang-berang, dan memiliki kaki yang bersirip. Hewan ini berkembang biak dengan cara bertelur, namun digolongkan sebagai mamalia. Karena hewan ini memiliki kelenjar susu. Sungguh unik bukan?
Platypus adalah satu-satunya mamalia yang berkembang biak dengan cara menyusui. Namun ternyata ada lagi keunikan yang dimiliki oleh platypus dan belum banyak diketahui oleh orang lain. Ternyata hewan ini memiliki racun sebagai senjata pertahanan diri ! Uniknya lagi letak racun platypus tidak pada tempat yang biasa. Hewan berbisa dan beracun lainnya biasanya memiliki racun pada taring atau ekornya. Namun platypus justru memiliki racun pada cakarnya.

Racunnya memang tidak mematikan bagi manusia, hanya pada hewan-hewan kecil. Misalnya anjing. Walaupun demikian, racunnya sangat menyakitkan dan dapat membuat seseorang lumpuh dengan mudah.
Perlu diketahui, hanya platypus jantan yang memiliki racun. Produksinya pun meningkat saat musim kawin. Sebagian ilmuwan berpendapat bahwa racun ini lebih condong digunakan untuk mendapatkan dominasi terhadap betina dari jantan lain daripada sebagai alat pertahanan diri.