Benarkah perempuan zaman sekarang lebih worry soal keuangan daripada pasangan?

uang orkekasih

Menjadi wanita mandiri sering kali dihadang dengan salah satu pilihan yang paling sering muncul yakni antara pekerjaan dan cinta/ pasangan. Karena fokus mencari uang seringkali wanita mengesampingkan keinginannya untuk mencari pasangan. Meski tidak semua, banyak dari wanita karir yang berstatus ‘single’. Mereka cenderung tidak ingin dipusingkan oleh urusan percintaan dan lebih memilih untuk melakukan hal yang menghasilkan untuk mereka. Namun hingga saat ini, belum ada yang bisa menjelaskan apakah wanita harus memilih diantara cinta atau pekerjaan.

Nah menurut Youdics, benarkah wanita zaman sekarang lebih khawatir perihal keuangan daripada pasangan?

1 Like

Menurut saya jawab dari pertanyaan di atas seharusnya adalah benar. Zaman sekarang seharusnya perempuan tidak lagi menganggap dirinya hanya punya nilai jika menjadi istri atau berkeluarga. Perempuan di era ini, baik menikah ataupun tidak seharusnya mandiri secara finansial. Perempuan bukan lagi beban materi bagi keluarga, mereka juga sudah seharusnya mengambil peran dalam keuangan.

Peran perempuan dalam masyarakat juga seharusnya tidak lagi dipandang hanya sebagai penghasil generasi berikutnya. Sebab dengan menipisnya nilai-nilai moral dan agama di era sekarang, perempuan harus bisa mengurus dirinya sendiri jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dalam pernikahan. Dengan kemandirian materi perempuan setidaknya dapat hidup dengan layak jika terjadi perpisahan.

Terdapat anggapan dimana “keuangan yang baik akan menghasilkan kehidupan yang baik pula” aku setuju banget dengan anggapan tersebut karena dilihat dari kondisi sekarang itu segala aspek kehidupan membutuhkan uang agar bisa dipenuhi. Adanya anggapan tersebut jujur aku sebagai perempuan tentu khawatir dengan masalah keuangan, apalagi memasuki usia 20an ini. Aku lebih khawatir sama keuangan daripada pasangan karena menurutku seorang perempuan itu juga perlu mandiri secara finansial. Dalam artian lain, perempuan yang dapat menghasilkan uang sendiri itu dapat memberi kekuatan untuk tidak bergantung pada orang lain, khususnya pada orang tua. Selain itu, aku juga punya impian untuk financial freedom, kondisi dimana kita bebas secara finansial. Artinya, kita memiliki kekayaan atau aset yang mencukupi segala kebutuhan hidup tanpa harus bekerja sangat keras dan aktif untuk memenuhi kebutuhan yang sangat dasar seperti makan atau membeli pakaian. Seseorang yang sudah mencapai financial freedom dapat menghasilkan uang yang nilainya lebih besar daripada biaya hidupnya.

Menurut aku memang benar. Banyak yang bilang, uang gak bisa beliin kita kebahagiaan tapi di kondisi kita sekarang, semuanya butuh uang. Bahkan mau nyenengin diri sendiri pun butuh uang, untuk beli makanan enak dan hiburan lainnya. Di zaman sekarang ini makin banyak perempuan yang lebih open minded , jadi banyak juga yang tujuan akhir hidupnya bukan sebatas untuk punya pasangan aja, tapi untuk mandiri dan stabil secara finansial. Justru menurut aku mindset kayak gitu malah bagus karena terbukti bahwa saat ini makin banyak perempuan yang ingin hidup lebih baik lagi secara mandiri tanpa harus menggantungkan hidupnya ke pasangan.

menurutku tidak, karena masih banyak terjadi pernikahan usia muda terutama dimasa pandemi saat ini. wanita lebih mementingkan karier dari pada percintaan karena mereka berfikir lebih rasional dan lebih idealis. mereka menyadari kebutuhan mereka itu banyak dan tidak ingin bergantung kepada siapa pun dengan prinsip ingin menjadi wanita yang mandiri dan tidak memiliki ketergantungan terhadap pansangan amupun orang lain. masalah percintaan wanita lebih menggunakan perasaan dari pada logika sehingga mereka lebih sulit untuk melupakan dan akan bertahan lama dengan pasangannya. banyak wanita yang memilih single karena luka dimasa lalu yang disebabkan oleh pasangannya dan tidak ingin menguang kejadian yang sama. jika kembali bersama psangan yang dulu, pasti sudah tau bagaimana akhirnya. jika memulia dengan orang baru pasti semua proses dimulai dari awal dan tidak tau akan berakhir bagaimana, lancar atau tidak sehingga wanita malas memulainya kembali.
aku pernah dengar suatu kalimat “pria jika memiliki banyak uang ia membutuhkan banyak wanita, tapi jika wanita memiliki banyak uang ia tidak membutuhkan siapa pun” ya seperti itu lah kira-kira kenapa wanita lebih banyak memilih single dan fokus kepada karier.

1 Like

Memang benar adanya bahwa perempuan di zaman sekarang memiliki motivasi yang besar untuk dapat memenuhi kebutuhannya secara mandiri dan tidak ingin ketergantungan dengan orang lain atau pasangan mereka, karena mereka tahu bahwa banyak hal-hal yang mereka butuhkan. Hal ini dibuktikan oleh banyaknya perempuan yang sudah menjalankan bisnis sehingga memperoleh finansial yang baik. Namun, tidak jarang juga dari mereka yang telah memiliki pasangan, bahkan mendukung karir mereka hingga sukses. jadi menurutku tidak semua perempuan di zaman sekarang lebih mementingkan soal keuangan diaripada pasangan.

2 Likes

Dalam hidup setiap keputusan memiliki kebaikan dan juga risiko yang harus ditanggung secara bersamaan. Meski banyak menuai kontroversi, setiap keputusan yang diambil pun harus dijalankan dengan penuh kesungguhan. Seperti halnya saat seorang wanita memilih untuk memulai dan mengembangkan karier nya lebih dulu daripada memutuskan untuk menikah. Sebenarnya kedua keputusan ini tidak ada yang salah. Asalkan tetap sesuai aturan yang berlaku dan tidak merugikan siapapun. Menurut ku fenomena wanita jaman sekarang lebih mementingkan karier dari pada menikah itu benar adanya, alasan kenapa wanita lebih memilih karier menurut ku karena mereka ingin hidup independent, membahagiakan diri sendiri tanpa memikirkan kesulitan yang ditambah dari masalah percintaan atau hal yang lain karena hal ini bisa dilakukan dikemudian hari ketika finansial dan mental sudah siap. Karena ketika wanita bisa merasakan kebebasan, kebahagian dengan karier nya dan bisa membantu orang tua itu sudah cukup.

Menurut saya, hal tersebut tidak bisa digeneralisasikan begitu saja. Hal tersebut dapat dilihat bahwa masih banyak juga wanita Indonesia yang tetap worry mengenai pasangan daripada keuangan. Banyak juga wanita Indonesia yang juga lebih worry mengenai keuangan daripada worry mengenai pasangan. Ada juga yang masih worry mengenai kedua hal tersebut. Menurut saya, hal tersebut perlu untuk dilihat faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan tersebut, seperti lingkungan rumah, lingkungan kerja, kelompok pertemanan, dan berbagai faktor-faktor lainnya.

Mereka yang sehari-harinya berada pada lingkungan yang lebih worry mengenai keuangan daripada pasangan akan memiliki orientasi seperti itu juga karena berbagai faktor diatas. Hal tersebut berlaku juga untuk sebaliknya. Seperti yang telah dituliskan oleh kak @Sherlyeza bahwa di Indonesia sendiri masih banyak juga pernikahan dini. Dengan demikian, kita tidak bisa langsung mengeneralisasikan bahwa wanita Indonesia lebih worry mengenai keuangan daripada pasangan.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh peneliti University of Basel di Switzerland, mengungkapkan bahwa tidak ada yang salah dengan pernyataan tersebut. Lebih lanjut, para peneliti juga mengatakan bahwa tidak ada yang salah juga dengan keadaan perempuan yang lebih Memilih Uang daripada laki-laki.

Dengan hasil penelitian, mereka menjelaskan bahwa bukan “hati” yang menyebabkan kondisi ini, melainkan otak.

Hal tersebut memang wajar, sebab ada perbedaan struktur otak antara anak perempuan dan anak laki-laki. Sejalan dengan perkembangan, perbedaan struktur otak ini kemudian menyebabkan kurangnya empati, abai terhadap perasaan orang lain, dan tanda lain seperti kurangnya rasa penyesalan atau rasa bersalah. Sifat-sifat ini kemudian dikaitkan dengan kurangnya pengembangan hati nurani dan empati.

Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa pada otak anak laki-laki memiliki volume insula anterior atau volume materi abu-abu yang tumbuh lebih besar pada bagian yang menyebabkan perilaku kurang peka terhadap perasaan dan emosi.

Mungkin ada yang khawatir perihal keuangan, tapi tidak dipungkiri pasti ada juga yang khawatir tentang pasangan, dan ada juga yang mengkhawatirkan keduanya. Hal ini tidak bisa digeneralisasi semudah itu. Ada banyak faktor yang mendorong wanita mengkhawatirkan soal pasangan atau jodoh, terlebih bagi yang di lingkungan keluarganya, bisa dibilang, mempunyai mindset jika, ‘setiap orang harus menikah dan mempunyai anak’, apalagi jika si wanita tersebut sudah mau mencapai atau melebihi kepala 3, otomatis akan membuat mereka khawatir dan kepikiran terus menerus.

Dan di satu sisi pun, ada juga wanita yang tetap kekeuh dengan pendirian bahwa mereka lebih mementingkan karier daripada pasangan, karena ada istilah, kasarnya seperti, “cinta tidak bisa memberi kita makan”. Maka dari itu mereka lebih mementingkan karier agar bisa memenuhi kebutuhan secara independen dan tidak berkegantungan dengan orang lain.